"Sahi, ihhh. Aku 'kan udah minta maaf, jangan marah gitu dong!" rengek Aeri.
"Berisik."
"Ish! Hana aja udah nggak apa-apa kok," Aeri masih membujuk Asahi yang masih marah. "Anterin aku pulang ya? Ya, ya, ya? Supir aku nggak bisa jemput Saa,"
Asahi menghela nafas lelah. Kenapa manusia satu ini selalu mengekorinya?
"Tanya sama Hana aja," pasrah Asahi.
Hana yang menjadi kambing hitam pun menatap Asahi dengan wajah sekaan bertanya; kenapa gue?!
Hana menatap Aeri yang juga menatap penuh harap padanya. Astaga, apa orang ini tidak memiliki malu sedikit pun? Setelah apa yang ia perbuat di kantin tadi? Uh, tangan Hana hampir melepuh dibuatnya.
Hana terpaksa mengijinkan, dia sebenarnya punya maksud lain. Kalian pikir dia sebaik itu? BIG NO!
Saat sudah sampai di mobil, Asahi menahan lengan Hana, "Lo yang bener ngijinin dia?"
"Udah, tenang aja."
Asahi mengangguk, lalu membukakan pintu mobil untuk Hana yang ternyata kursinya sudah diduduki Aeri lebih dulu.
"Ke luar,"
"Hana, nggak apa-apa 'kan, aku duduk di sini?" tanya Aeri dengan wajah sok polos.
Hana memandang ngeri ke arahnya. Oh, ayolah. Ekspresi itu tidak cocok dengan vibe antagonis di wajahnya. Cih, dia pikir Hana bodoh? Tadi, boleh saja Hana luluh karena dia tidak bisa di jemput oleh supirnya, tapi kali ini, milik Hana ya, miliknya!
"Nggak, pindah kebelakang."
"Tap–"
"Pindah, Ri." Sahut Asahi.
Aeri mengerucutkan bibir kesal, lalu ke luar dari mobil, pandangannya tidak beralih dari wajah Hana, mata memicing penuh kebencian.
Awas lo Hana.
Mobil milik Asahi melaju meninggalkan halaman sekolah. Tujuannya sekarang adalah mengantarkan Aeri pulang, lalu kembali ke rumah bersama Hana.
Selama perjalanan Aeri terus mengoceh tentang perjodohan dirinya dengan Asahi. Cih, tidak tau saja dia jika Asahi enggan bersanding dengan wanita manja sepertinya.
Hana yang merasa geram, mulai melancarkan rencana awalnya, "Sa, aku udah ngga sabar deh ketemu Mama kamu, pasti cantik. Anaknya aja ganteng, hehehe."
Asahi yang pada dasarnya terlalu peka, membantu Hana dalam enjalankan rencana, dia juga bosan mendengar ocehan tidak bermutu dari mulut ular di belakangnya.
"Sabar, ya. Makanya aku udah bilang, ngga usah nganter orang itu dulu," kata Asahi sambil melihat mimik wajah kesal Aeri dari kaca mobil. Ada rasa geli tersendiri baginya ketika mengucapkan kata aku.
"Sahi, aku ikut ke rumah kamu aja, ya? Aku baru inget, Ayah aku lagi ngga ada di rumah," mohon Aeri dengan suara sesedih mungkin. Bukannya iba Asahi malah ingin muntah.
Bohong.
Aeri berbohong. Dia sengaja mengatakan itu agar Asahi memperbolehkan dirinya untuk ikut ke rumah. Semata-mata hanya untuk menjalankan niat busuk.
Nyatanya Ayahnya sekarang tengah santai di depan TV—menonton serial kesukaannya. Uttaran.g—berita hangat yang tengah diperbincangkan khalayak umum.
"Iya, boleh. Ikut, aja." Sahut Hana.
Asahi memandang Hana dengan tatapan seakan bertanya, kenapa dibolehin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Asahi My Mine! (AMM) [ON GOING]
Fanfiction[PROSES REVISI] -ft. 00L Bucin Asahi, hayuk merapat~ . . . "Dari banyaknya manusia, kenapa aku justru jatuh ke kamu yang jelas-jelas ngga tertarik sekalipun padaku?" . . . . Publish: 13 Februari 2021 End: ...