Part 10

44 10 21
                                    

Loha🙌

.
.
.

"Makasih makanannya, Ma. Hana pamit."

"Sa, anterin Hana. Jaga baik-baik, awas aja anaknya sampe rumah ada luka!" ancam Mama.

Asahi menghela nafas malas, memangnya dia akan membawa mobil selaju apa? Dengan malas ia menjawab, "iya, Ma. Tenang aja." Melirik sekilas pada Hana, memberikan isyarat bahwa Hana sudah harus pulang sekarang.

"Aku, ikut!" seru Aerii. Enak saja dia tidak di ajak!

"Aerii tunggu di sini aja, ya? Tante mau bicara sesuatu sama kamu."

Entah apa itu, tetapi perasaan Aerii mulai tidak enak. Dengan terpaksa dia harus mengangguk setuju. Akan merusak citranya jika dia menolak ajakan calon mertua. Mencoba berpikir positif jika nanti yang akan dibuncangkan adalah tentang perjodohannya dengan Asahi.

Beralih pada dua pasangan berlandas kebohongan yang kini tengah duduk dalam mobil ditemani kesunyian. Jarak rumah Asahi dengan Hana tidak terlalu jauh, satu lingkungan tetapi berbeda blok. Jika Asahi berada di blok A, maka rumah Hana berada di blok C.

"Sa,"

Yang di panggil hanya berdeham sebagai balasan.

"Itu ... A–nu," dalam diam Hana mengutuk dirinya sendiri yang tiba-tiba menjadi gugup berbicara dengan Asahi. Kenapa selalu nampak bodoh berada di hadapan Asahi?! Hana sangat kesal akan hal itu.

Asahi diam. Lebih memilih untuk menunggu ucapan Hana selanjutnya. Sebenarnya sisi dirinya yang lain sedang tidak baik-baik saja, makanya dia memilih diam dari pada nanti terlihat seperti orang bodoh dengan tiba-tiba berbicara gugup seperti Hana tadi.

"Kapan pacaran pura-puranya kelar?" dan kapan bakalan jadi pacaran beneran? Perkataan itu hanya dapat ia katakan dalam hati. Tidak berani langsung mengtakan takut Asahi akan semakin menjauhinya.

Asahi nampak berpikir, "seminggu lagi," detik berikutnya, Asahi menyesal dengan ucapannya. Kenapa dia bisa berkata seperti itu? Bukannya dia harus menjauh dari Hana? Lagi pun, dia hanya berencana untuk berbohong pada Mamanya sehari ini saja.

Asahi jadi takut, bagimana nanti jika Mamanya tahu yang sebenarnya tentang dia dan Hana? Aish!

Hana mengatupkan mulutnya rapat—berusaha membendung teriakan yang kapan saja siap meledak. Seminggu menjadi pacar pura-pura Asahi? Huh! Hana tidak pernah memikirkan itu. Tapi, sebentar, ada satu hal yang menganggunya. Apakah mereka juga akan melakukannya di sekolah? Dari pada merasa penasaran lebih baik bertanya bukan?

"Sa, kita lakuin juga di sekolah?" tanya Hana dengan raut wajah serius.

Hmm, sepertinya menarik juga. Asahi tersenyum licik memikirkan rencana yang akan menguntungkan bagi dirinya. Berterimakasih kepada Hana yang sudah bertanya barusan.

"Iya, di sekolah juga."

Hana yang masih belum percaya dengan kata Asahi barusan, meneliti wajah tampan Asahi dari samping. Ditatapnya lamat-lamat, wajah itu. Apakah sebelum ke luar dari rumah tadi Asahi terbentur sesuatu?

Asahi yang merasa di perhatikan mengalihkan pandangannya.

Sial! Batin Asahi.

Wajahnya terlalu dekat dengan Hana. Ada gemuruh aneh dalam dirinya, entah apa itu, tetapi serasa menggelitik. Dengan cepat sebelah tangannya mendorong perlahan wajah Hana agar menjauh. Jarak itu tidak baik untuk keduanya.

"Nagapain sih?" tanyanya dengan nada ketus, padahah sebenarnya Asahi tengah menyembunyikan senyumannya.

"A–nu, itu—"

Asahi My Mine! (AMM) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang