Happy reading!
Gak kasih vote juga gakpp, udah ada yg baca aja senengnya tiada dua, xixi. Moga ga bosen sama ceritaku><-
-
-Minggu pagi hari ini tidak seperti biasanya. Suara mama yang selalu membangunkan sang anak, serta suara sang adik yang selalu terdengar sampai ke penjuru rumah, tidak terdengar lagi. Entah ke mana semua orang.
Hana yang sudah siap dengan baju santai tersebut sudah mencari ke sekeliling sampai di bawah meja, tetap saja yang ia cari tidak ada. Ke mana semua orang? Bahkan para maid juga tidak memunculkan batang hidungnya.
Ah, iya. Gadis itu sampai lupa jika hari minggu para maid diberi waktu istirahat di rumah karena keluarga Jang akan membersihkan rumah secara pribadi.
Minggu pagi yang bosan. Mengembuskan napas lelah, gadis itu memilih untuk menghubungi kekasihnya saja. Barangkali lelaki itu mau menemaninya pergi ke toko buku untuk membeli beberapa novel.
Setelah mendial nomor tujuan, ia pun mendudukkan diri di meja makan. Beberapa detik menunggu, nyatanya hanya suara operator yang menjawab. Sudah hampir sepuluh kali ia menelepon, tetapi tidak ada tanda-tanda kalau panggilan tersebut akan diangkat.
"Huaaa, bosan!" Surai yang awalnya tertata rapi, kini kembali kusut karena ulahnya sendiri.
Kakinya yang menggantung menendang udara dengan kesal.
Ia memilih untuk menelepon sahabatnya saja.
"Jinaa ...! Temenin gue dong," rengeknya begitu sambungan telepon terhubung.
"Nggak hari ini. Gue lagi nemenin Jeno."
"Yah, ya, udah, deh." Bahunya merosot seketika.
Sekarang ia benar-benar diterjang rasa bosan. Dengan malas ia berdiri dari duduknya kala mendengar suara bel dari luar. Gadis itu juga menyempatkan diri untuk melihat jam. Pukul sebelas tepat, siapa yang bertamu dijam begini?
"Iya, sebentar!" teriaknya karena merasa orang yang sedang berdiri di balik pintu tidak bisa sabar, terbukti dari bel yang terus berbunyi.
Gadis itu menghentakan kaki kesal saat tidak menemukan siapapun. Pasti ia tengah dikerjai oleh orang iseng. Begitu pikirnya. Namun, saat akan berbalik, amplop yang berada di atas meja menarik atensinya.
"Lah? Untuk gue?" Ntah pada siapa ia bertanya. Keningnya mengernyit begitu tidak menemukan nama pengirimnya, tetapi nama penerima tertera dengan jelas.
Hana segera masuk ke dalam. Tujuannya adalah kamar. Ia sangat penasaran dengan isi amplop tersebut. Setelah mendudukkan diri dengan nyaman, ia segera membuka dan mengeluarkan isi barang tersebut.
Hari itu, tepat pukul setengah dua belas siang, keputusannya untuk membuka barang tersebut adalah salah.
"Haha, ngga mungkin," tawa mirisnya disertai isakan kecil menemaninya di rumah yang sepi pagi itu.
***
Tangis haru dari seorang ibu menggema di penjuru ruangan. Wajahnya yang sedikit berkerut sudah banjir akan buliran bening yang sedari tadi tidak hentinya berlomba-lomba untuk keluar. Ranum dari wanita paruh baya itu terus saja mengucapkan kata terima kasih.
Bahagianya hari ini tidak akan pernah dilupakannya. Sang buah hati yang sudah lebih dari tiga belas tahun menghilang kini sudah berdiri di hadapannya atas kuasa Tuhan.
Penantian selama ini terbayar sudah. Tidak terhitung berapa banyak air mata yang selalu menemaninya ketika mencari sang anak. Direngkuhnya erat tubuh itu, gadis kecil yang dulu selalu merengek kini sudah menjadi gadis dewasa. Ah, rasa bersalah datang karena tidak pernah tahu tumbuh kembang putrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asahi My Mine! (AMM) [ON GOING]
Fanfiction[PROSES REVISI] -ft. 00L Bucin Asahi, hayuk merapat~ . . . "Dari banyaknya manusia, kenapa aku justru jatuh ke kamu yang jelas-jelas ngga tertarik sekalipun padaku?" . . . . Publish: 13 Februari 2021 End: ...