Part 16

25 6 34
                                    


#Rank 10 in 00liners. 3/10/21
Huaaaa😭 makasih banget buat kalian. Huhu, kalau ga ada kalian yg baca, ga mungkin ceritaku masuk 10 besar. Gilaaa sampe mo jungkir balik saking senengnya😭😂

Luv yuuuuuu—Asahi:)

-
-
-

Keluarga Jang sekarang tengah berada di ruang keluarga. Hana tidak henti-hentinya menatap Hyesung yang duduk di sofa seberang, di samping gadis itu juga ada mama yang entah mengapa menangis. Semuanya terlalu kelabu untuk si netra hijau.

Papa berdeham untuk menarik seluruh atensi keluarganya. Beliau sudah menyiapkan kalimat yang akan ia sampikan dengan perhitungan matang, supaya tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak mana pun.

Lelaki paruh baya itu menatap anak tengahnya yang duduk tepat di sampingnya. Dieluslah rambut sang anak dengan sayang. Dalam hati ia berucap beribu kata maaf, karena sampai detik ini pun tidak mampu untuk berkata jujur. Ia hanya takut, takut jika sang anak akan pergi begitu tahu kebenaran.

"Hana, kamu masih ingat Hina?" tanyanya.

Walaupun sedikit ragu, tetapi gadis itu tetap mengangguk. Hina itu, anak kecil yang sering muncul di mimpinya belakang ini, 'kan?

"Dia," tunjuk papa pada gadis di samping mama. "Dia, Hina."

Gadis itu membulatkan matanya, kaget. Otak kecil miliknya tidak mampu memproses ucapan sang papa dengan baik. Tampang tidak mengertilah yang mewakili ia saat ini. Untuk bertanya saja ia tidak tahu harus mulai dari mana.
"Tapi, namanya Hyesung, Pa."

Papa tersenyum mendengar penuturan tersebut. Mengambil napas panjang, akhirnya lelaki paruh baya itu menceritakan masa lalu dengan sedikit bumbu kebohongan di dalamnya.

Keluarga Jang dulunya memiliki dua putri yang usianya terpaut satu tahun. Sang kakak diberi nama Hina, sedangkan yang lebih muda bernama Hana. Itu istrinya yang minta, supaya kelihatan seperti anak kembar katanya.

Waktu itu umur Hana masih empat tahun, tetapi yang namanya takdir, tidak bisa diubah. Keluarga yang awalnya akan pulang ke rumah setelah berlibur itu malah masuk ke rumah sakit karena kecelakaan.

Saat itu, mereka kehilangan Hina di tempat kejadian. Entah orang mana yang tega mengambil anak itu dari mereka. Walau begitu, keluarga Jang terus mencari sang anak sampai tiga belas tahun lamanya. Untunglah pencarian itu tidak sia-sia.

"Kalian kenapa ga bilang sama Hana? 'Kan, pengen ikutan cari juga," rengek gadis itu.

"Biar supprise."

"Kak Hye, sini peluk."

Gadis itu merentangkan tangannya, Hyesung dengan senang hati masuk ke dalam pelukan sang adik.

Dunia memang sempit, sudah begitu suka bercanda pula. Entah kejutan apa berikutnya yang akan diberi sang pencipta. Tunggu saja.
"Gitu, ya. Pelukan ga ngajak. Aku pundung, mau beli truk!"

Semuanya tertawa mendengar ocehan si bungsu. Langsung saja si netra hijau memanggil sang adik untuk bergabung.

Melihat interaksi ketiganya membuat kedua pasutri tersebut tersenyum bahagia. Akhirnya mereka berdua meninggalkan ketiga anak tersebut.

"Pa, kapan kamu akan terus berbohong? Hana juga perlu tahu yang sebenarnya," tanya mama begitu sampai di ruang kerja sang suami.

"Kalau bisa sampai aku mati. Kamu tahu sendiri, aku tidak ingin anak itu tahu yang sebenarnya. Biarlah begini saja, kita juga sudah pernah membahasnya, Sayang."

Asahi My Mine! (AMM) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang