Part 2

97 17 30
                                    

Happy Reading❤
Voment juseyoo~
_____

"Hyesung! Syuutt, woy!" panggil Hana sambil bisik-bisik dari tempat duduknya.

Merasa namanya di panggil, dia pun menoleh ke belakang. "Apa?" tanya Hyesung dengan suara bisikan pula.

"Bagi nomer 5 dong," pinta Jinaa, mewakili Hana.

"Gak belajar kalian berdua?" tanya Hyesung sambil memincingkan matanya.

"Enggak, Heheh. Semalam gue mabar bareng Doi," jawab Jinaa jujur.

"Bah, sok, iye. Punya doi aja nggak," celetuk Hana.

"Hilih, tau apa lo. Emang situ yang ngarep terus," cibir Jinaa tidak mau kalah dengan ucapan Hana. Tidak tahu saja mereka kalau Jinaa sedang PDKT dengan Kakel.

"Hiiih! Ck, nyebelin, ah!" rajuk Hana sambil menatap kemusuhan ke arah Jinaa. Yang di tatap hanya mengedikkan bahunya acuh. 'Kan, bener yang di bilang Jinaa?

"Tuh, 'kan! Ampe lupa tujuan awal. Elo sih Han!"

"Kok gue sih? Elo yang mulai lebih dulu, Jung Jinaa!"

"Elo."

"Gak! Lo."

"Pokoknya Elo!"

"El—"

"Yang di belakang. Ada apa?" ucapan Hana terpotong akibat pertanyaan Miss Joy.

"E–eh, enggak kok, Miss," jawab Hana gugup.

"Oh. Lanjutkan mengerjakan soalnya."

Pupus sudah harapan Hana dan Jinaa untuk meminta jawaban kepada Hyesung. Kalau begini, jalan satu-satunya adalah men-cap-cip-cup jawaban dengan asal.

Pagi ini mereka sedang ulangan harian Fisika. Sebenarnya tidak sulit, tapi karena Jinaa dan Hana yang tidak belajar, jadilah Hyesung sebagai tempat pelarian. Walaupun sebenarnya otak Hyesung 11-11,5 sama mereka berdua.

Kelas mereka hening, mungkin mereka tengah fokus dengan lembaran ujian mereka masing-masing. Atau mungkin, sedang malas untuk mencari jawaban karena sebagian teman mereka mendadak budek, padahal sebelum ujian berlangsung, telinga mereka masih dalam keadaan baik.

Kring...

Bel yang sedari tadi ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi juga.

"Hufft, akhirnya bebas," ucap Hana ketika keluar dari kelas.

"Ck, alay lo ah!" semprot Jinaa. Makin lama Jinaa makin julid, pasti berguru sama Jiun Trejo.

"Serah gue dong!"

Hyesung yang merasa akan ada perang bacot pt.2 segera melerai. Takut malu, soalnya kalau Jinaa dan Hana sudah adu bacot mereka tidak ingat tempat.

"Udah ih! Malu di liatin orang," lerai Hyesung. "Ke kantin aja yok, laper nih," ajak Hyesung.

"Yaudah yuk," setuju Hana. Mereka mulai melangkah ke kantin.

"Tumben nggak sama pangeran," sewot Jinaa.

"Sirik aja Maemunah! Heran deh, ngajak tubir mulu. PMS, ya, lo?" tanya Hana kesal. Satu tangannya terangkat memeriksa dahi Jinaa.

"Nggk, kok. Napain lo?" tanya Jinaa heran. Langkahnya terhenti, mau tidak mau kedua sahabatnya juga berhenti.

"Periksa suhu badan lo, kali aja PMS." ujar Hana. Tangannya masih memeriksa pelipis Jinaa.

Astagfirullah, Jinaa sabar, Jinaa waras, tidak boleh ngegas. Gak boleh pokonya, astaga.

Asahi My Mine! (AMM) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang