27.

1.6K 171 18
                                    

Hera itu salah satu orang yang di percaya oleh Tn.Heechul di perusahaan ini. Dia sangat manis, sopan, dan pandai. Usianya tidak beda jauh dari menantunya Chia, tapi Hera memang luar biasa. Aura positifnya bahkan sudah terpancar sejak interview, tak heran jika Hera menjadi wakil sekretaris disini. Toh, dia juga memang menjalankan tugas dengan baik.

Menggurui Jisung masalah perusahaan dan bisnis yang dijalankan papahnya itu sulit-sulit gampang. Makanya kenapa Tn.Heechul tidak memberikan tugas ini langsung ke sekretarisnya saja melainkan wakilnya yang bisa curi-curi waktu kerja.

Hera juga sangat friendly, tak heran kalau dalam beberapa menit Jisung sudah mulai akrab dengan Hera meski sebenernya Hera juga masih menaruh rasa segan pada Jisung.

"Apa bapak-eh dek-eh tuan"

"Jisung aja kak, kalau gak ada papah ngobrolnya gak formal juga ga'papa"

"Ah iya, Jisung udah ngerti yang tadi aku jelasin?"

"Ngerti kok kak, kalau soal tugas-tugas seorang CEO sih ngerti cuma ngejalaninnya yang pusing"

"Hahaha nanti juga kamu bakal paham, sekarang aku kasih tau yang dasar-dasar dulu kesananya pasti bakal lebih pusing"

"Jisung bisa gak ya, kak?"

"Bisa dong... Kan Hera yang bimbing"

Suara dering telepon nyaring terdengar menghentikan mereka yang tengah mengobrol. Dering itu berasal dari meja Tn.Heechul yang tak bertuan. Tn.Heechul pergi meninggalkan kantor karena akan makan siang dengan istri tercintanya.

Dan yang menelpon itu pasti Tn.Heechul, siapa lagi? Telepon kabel itu hanya diperuntukan untuk orang-orang kantor. Dan lagi, Tn.Heechul sulit menghubungi Hera melalui handphonenya karena Hera meninggalkan benda pipih itu di mejanya.

Hera dengan sigap beranjak dari sofa yang jaraknya tak jauh dari meja pemilik Suju Company itu. Namun saking sigapnya, Hera tidak memperhatikan langkahnya yang membuat hak 10cm-nya itu mengecoh keseimbangan tubuhnya dan terjatuh tepat di pangkuan Jisung.

Dan tepat saat itu juga, pintu dibuka oleh seseorang. Berbalut dress biru dongker di atas lutut, Chia berdiri di ambang pintu dengan sorot mata yang tak dapat diartikan entah marah, sedih, atau bingung.

Hera segera beranjak dari pangkuan Jisung, ia merutuki dirinya sendiri. Seharusnya dia pakai heels yang lebih pendek saja tadi. Dia takut pekerjaannya akan terancam setelah berani menduduki paha putra bungsu dari pemilik Suju Company. Dan lagi, di hadapan istrinya. Pernikahan Jisung dan Chia sudah bukan menjadi rahasia umum di kantor dan kalangan koleganya.

Hera berlari ke arah Chia, ia membiarkan tubuhnya merasakan dinginnya lantai dengan bersujud di hadapan Chia.

"Tolong maafkan saya... Saya tidak sengaja, tolong jangan pecat saya"

Chia yang bingung makin bingung. Chia tidak membiarkan Hera terus bersujud padanya, ia membantu Hera untuk berdiri.

"Saya tau, ini pasti bukan di sengaja" Chia tersenyum hangat, menepuk pelan pundak Hera yang gemetar.

"A-anda memaafkan saya?"

"Tentu, bukan kesalahan besar yang harus jadi dendam kesumet juga" Hera sudah ketakukan setengah mati, Chia malah bercanda.

"Terimakasih... Ny.Chia anda memang baik hati.."

"Enggak juga sih" gumam Chia yang samar-samar Hera dengar.

"Kalau begitu, saya permisi.. Mohon maaf sekali lagi, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.. Mari.." Hera membungkungkkan badannya sebelum berlalu pergi meninggalkan dua pasutri itu.

18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang