"kamu kok tau aku disini?"
"aku sempet ngikutin kamu"
"dasar penguntit!"
"aku mau ngomong sama kamu, tapi harus jauh dari rumah kamu"
"mau ngomong apa? Kenapa harus jauh-jauh?"
"aku takut sama suami kamu"
Chia terkekeh. "kamu gak pantes buat takut sama dia, udah disini aja" chia mengajak mark pergi ke halaman rumahnya.
"chi, sumpah aku mau ngomong sesuatu yang bakal mancing emosi suami kamu"
"ngomong aja" tegas chia.
Mark menghela napasnya, ia nampak gugup.
"mark?"
Mark diam seribu bahasa. Ia menatap bola mata chia lekat sampai akhirnya mark membawa chia ke dalam pelukannya. Semakin erat saat mark mengingat sebuah fakta yang mengatakan chia adalah istri orang.
"aku udah coba buat lupain kamu, tapi aku gak bisa. Terlalu banyak hal yang udah kita lewati sampai aku gak bisa menghapusnya satu persatu"
"chia..."
"hmm?"
"Dosa gak kalau aku masih cinta sama kamu yang sekarang jadi istri orang?"
Chia mengeratkan pelukannya, jemarinya meremas bagian belakang jaket mark menahan perih di ulu hatinya. Ia merindukannya, lychia merindukan mark-nya mengatakan cinta padanya.
Mark melepaskan pelukannya. Sumpah, daritadi dia selimuti rasa ketakutan yang teramat. Ia membayangkan bagaimana suami chia menghajarnya karena telah memeluk istrinya. Seorang jisung yang ada di bayangan mark itu sesosok dengan badan kekar, tinggi, berjanggut, dan sangar.
"aku kangen kamu bilang gitu sama aku" chia tersenyum, matanya berbinar. "kamu tau sendiri kan aku nikah sama suami aku itu bukan karena cinta, pernikahan ini cuma sebuah kesepakatan. Dan kamu tau kenapa aku minta kamu buat berjanji gak bakal ninggalin aku?" mark menggeleng.
"itu karena aku mau kamu tetap di samping aku, dan aku bisa terus mendengar kata cinta lewat mulut kamu meski sebenernya agak cringe si. Aku mau kita tetep ngejalanin hubungan meski aku udah nikah, karena aku gak pernah siap buat jauh dari kamu"
"aku udah buat kamu janji gak bakal pergi ninggalin aku, janji harus di tepatin bukan?" mark mengangguk, ia menunduk merasa bersalah karena telah mengacuhkan chia beberapa hari ini. Chia menggemgam tangan mark.
"bisa kan kita terus bersama?"
Mark mendongak, manik matanya langsung bertemu dengan milik chia, ia menatap chia lekat. Mark melepaskan tautan jemari mereka, tangannya beralih mengelus pipi chia kemudian jemarinya itu beralih ke tengkuk chia dan menariknya hingga tak menyisakan jarak. Detak jantung chia sudah tak karuan.
Sampai mark mendaratkan bibirnya pada milik chia, ia merasa jantungnya berhenti untuk beberapa saat. Mark makin memperdalam ciumannya, ia melumat bibir chia dengan lembut.
Mark melotot saat ia melihat ada bayangan pria yang berjalan ke arah pintu. Buru-buru mark melepaskan ciumannya dan pergi.
"aku bakal telpon kamu besok pagi!" ujarnya sebelum dia benar-benar pergi. Chia terkekeh.
"apa yang harus kamu takutin dari seorang jisung si, mark?" gumamnya. Chia menghampiri jisung yang nampak sedang mengucek-ngucek matanya.
"kak chia ngapain di luar?"
"habis ketemu seseorang"
"siapa?"
"pacar gue" ucap chia santai. Jisung menganggukan kepalanya paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]
Fanfic[Follow sebelum membaca] Judul Awal : Bocah Gimana rasanya dinikahin sama bocah yang manjanya minta ampun? "gue itu istri lo atau baby sitter lo sih!? Manja banget!"-lychia. Started : 27 Mei 2020 End : 20 Mei 2021 ©Moonhazell