02.

3.3K 333 40
                                    

Chia memijat pelipisnya, kepalanya cukup pening setelah jisung mengacaukan paginya. Tidak, jisung tidak mengacaukan paginya. Tapi mengacaukan hari-harinya.

Chia merasakan pipinya disentuh sesuatu yang sangat dingin. Chia menoleh dan mendapati pria berdarah Canada tersenyum padanya. Dia adalah kekasih chia.

"astaga, mark... Kirain siapa"

"buat kamu" pria itu menyodorkan botol minuman dingin.

"makasih ya"

Mark mengangguk. "mumet banget kayanya. Mikirin tugas ya?" mark mengelus lembut surai chia.

"enggak. Bukan masalah tugas kok"

"terus?"

"masalah pribadi"

"mau cerita?"

"kalau aku cerita nanti kamu marah, terus tinggalin aku, aku gak mau" chia menggeleng cepat.

"enggak kok, emang apa masalahnya?"

"aku gak mau cerita. Serius deh, aku belum siap kehilangan kamu, mark"

"kalau ini nyangkut privasi kamu, aku bisa apa? Tapi kamu harus inget apapun yang terjadi aku pasti selalu ada di samping kamu"

Chia menatap mark lekat dengan mata yang berbinar. Chia berangsur memeluk mark, mark membalas pelukannya, ia mengusap lembut punggung gadisnya. Sumpah, tidak ada tempat ter-enak untuk chia meluapkan segala keluh kesahnya selain di pelukan mark.

"aku sayang kamu mark" lirih chia.

"iya aku tau"

Chia melepaskan pelukannya, tapi wajahnya malah menjadi gelisah. "tapi kayaknya aku jahat banget kalau terus-terus sembunyiin ini dari kamu"

"mending kamu ceritain deh, chi"

"kamu janji gak bakal ninggalin aku?"

Mark mengangguk yakin "janji" tegasnya.

"sebelumnya aku minta maaf karna aku egois. Aku kehabisan akal waktu itu. Sampai mengambil keputusan tanpa mikirin kamu"

"mark, kalau aku bilang aku bakalan kerja di sebuah perusahaan yang aku impi-impikan. Kamu bakal seneng atau sedih?"

"ya seneng lah!"

"tapi mungkin kamu bakal sedih"

Mark mengernyitkan dahinya. "kenapa?"

"karna salah satu syaratnya, aku harus menikah sama anak pemilik perusahaan itu. Dan jahatnya aku nerima tawaran itu, mark. Aku sedih harus bilang ini sama kamu, tapi aku udah menikah, mark" chia menunduk, menutupi wajah bersalahnya.

"pfft! Hahahahaha" mark malah tertawa terbahak-bahak. Hampir saja liquid bening lolos ke pipi mulus chia sebelum mendengar tawa mark. "Kebanyakan nonton sinetron kamu tuh!"

Chia menekuk wajahnya, tidak terima dirinya dianggap lelucon, padahal apa yang dia barusan bilang itu kenyataannya.

"mark! Aku serius!"

"gak lucu sumpah chia..." gak lucu tapi dia tertawa begitu kerasnya mendominasi kantin.

"apasi? Aku gak ngelawak, mark"

"udah lah... Aku tau ini prank kayak di youtube-youtube gitu ya? Pasti kamu udah siapin kejutan besar ya buat ultah aku minggu depan? Tapi aku gak ketipu, chia ahahahaha"

"aku serius!" ucap chia dengan penuh penekanan, chia mengangkat jari-jarinya tepat di wajah mark, manik matanya langsung bertemu dengan sebuah cincin melingkar di jari manis gadisnya. Mark mencelos. Entah sejak kapan rasa sesak memenuhi rongga dadanya.

18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang