17.

1.7K 196 44
                                    

Susuripis-! Aku double up😁

Langsung aja baca kelanjutannya di bawah ini⬇️
.
.
.
Layar handphone Chia yang semula mati tiba-tiba saja menyala dan menampakkan panggilan masuk. Sebelum handphone itu berdering, dengan cepat jari seseorang menolak panggilan yang masuk. Bukan tidak sengaja, tapi sengaja. Siapa pelakunya? Tentu Mark. Dia tahu panggilan itu dari Jisung. Dengan seenaknya Mark mematikan handphone Chia lalu menyembunyikannya di saku dalam jaket miliknya sebelum ia berjalan menghampiri Chia yang sedang berdiri di dekat jendela.

Chia gelisah akan Jisung yang sampai kini belum kembali ke rumah padahal hari sudah sangat gelap, bahkan ia sampai mengabaikan Mark dan juga film yang mereka tonton.

Sesuatu yang menyentuh pundaknya menyadarkannya dari lamunan.

"Apa sekarang jendela lebih menarik daripada film?"

"Ah maaf, Mark"

"Apa yang kamu pikirin?"

"J-jisung" Chia ragu-ragu menyebut namanya. Dan benar saja dugaannya, Mark langsung merubah ekspresinya tak suka.

"Dia harusnya udah pulang daritadi, tapi sampe sekarang dia belum pulang. Aku takut dia lagi dalam kesulitan"

"Dia pasti baik-baik aja, mungkin dia masih di jalan"

"Tapi..-"

"Ssttt sttt.." Mark menempelkan jari telunjuknya pada bibir Chia. "Aku gak suka ini Chia, disaat pacar kamu berdiri tepat di sebelah kamu, tapi kamu malah mikirin orang lain"

"Ya tapi masalahnya Jisung... Aku khawatir sama dia! Mark.. Kamu tau kan aku udah anggep dia adik aku sendiri? Wajar dong aku bersikap kaya gini"

"Kamu mulai lagi, Chia.. Kita baru aja baikan! Kenapa kamu selalu nyiptain jarak diantara kita cuma karna Jisung!?"

"Aku gak nyiptain jarak, Mark! Aku cuma-" ucapannya terjeda saat melihat wajah Mark yang nampak marah. "-Maaf Mark aku gak maksud gitu..."

Mark tersenyum dengan anggukan kecil, kemudian lengannya bergerak mengusap puncuk kepala Chia lembut.

"Kita lanjutin nontonnya ya?"

"Bentar, aku mau coba telpon Jisung lagi"

"Jisung lagi!?"

"Please, Mark.."

Namun yang Chia dapati di sana adalah kosong. Dia tidak melihat handphone-nya di tempat dimana dia menaruhnya.

"Dimana hp aku?"

***

Rahang-nya mengeras, ia merasa kesal. Wonyoung menatap layar ponsel milik Jisung yang baru saja panggilannya ditolak oleh Chia-ralat Mark.

Jisung melenguh sambil tak henti-hentinya meringis. Kondisinya sekarang antara sadar dan tidak sadar.

"Won..." lirih Jisung

"Bertahan, sung" Wonyoung menguatkan Jisung, ia mencengkram kuat jemari Jisung.

Seseorang datang membelah kerumunan, dan orang itu tidak lain adalah Chenle yang menghilang ditelan minimarket. Ia terheran sekaligus was was mendapati kerumunan yang jumlahnya tak terlalu banyak tapi Chenle yakin pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Won!? Jisung!?"

"Lo darimana aja sih, le?"

"Ini ada apa? Kenapa Jisung babak belur?"

"Ada orang yang mau lecehin gue dan Jisung nolongin gue, tapi liat akibatnya"

"Bangsat!" Chenle menendang pohon yang berdiri di sebelahnya tak peduli dengan rasa sakitnya, ia meremas kuat rambutnya merasakan penyeselan. "Gak seharusnya gue ninggalin lo, Won..."

18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang