29.

1.7K 178 33
                                    

Rumah jadi terasa sangat sepi setelah Jisung meninggalkannya. Jisung berangkat ke kantor dengan supir pribadi papahnya.

Selesai membereskan omelette yang gosong, Chia bergegas untuk bersiap-siap ke kampusnya. Baru saja ia menyambar handuk, seseorang telah menekan bel rumahnya mengintrupsi Chia untuk menghentikan niatnya yang mau membersihkan diri.

Seseorang yang berdiri di balik pintu itu ternyata mertuanya, Tn.Heechul. Tersenyum hangat dengan sebuah totebag di jinjingnya, aromanya seperti masakan. Tapi bukankah Hera bilang Tn.Heechul menunggu Jisung di kantor?

"Masuk dulu pah"

"Enggak usah Chi.." Tn.Heechul menyodorkan totebag tersebut pada Chia."Ini dari mamah, papah mau berangkat ke kantor sekalian mampir ke sini bawain makanan"

Mertuanya ini sangat pengertian, tahu saja kalau Chia baru memasak omelette gosong.

"Waduh makasih loh pah.. Jadi ngerepotin"

"Gak ngerepotin kok.. Eh iya mana Jisung?"

"Jisung kan ke kantor pah, bukannya papah yang minta Jisung ke kantor pagi-pagi?"

"Papah gak minta Jisung buat datang sepagi ini ke kantor Chi"

"Tapi Hera yang bilang"

"Hera pasti salah paham, maksud papah paginya itu jam 9"

"Ah iya mungkin Hera salah paham"

"Ya udah kalau gitu papah ke kantor dulu ya Chi"

"Hati-hati pah"

Semoga semuanya memang salah paham. Chia rasa Hera orang yang baik. Saat Chia tak sengaja melihat Hera duduk di pangkuan Jisung, Hera ketakutan setengah mati sampai-sampai bersujud di hadapan Chia. Rasanya tidak mungkin kalau Hera punya maksud yang lain dengan Jisung.

***

Surya telah bergulir menjadi rembulan, langit yang cerah kini telah berganti menjadi silam. Jisung meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku sedaritadi sampai terdengar bunyi gemertak. Ia baru saja mendapatkan pelajaran baru dari Hera, tentunya lebih sulit.

"Gimana? Mau nyerah?"

"Sebenernya sih mau, tapi papah pasti gak bakal ngijinin"

"Nanti juga terbiasa kok"

"Makasih ya kak buat hari ini, Jisung pulang duluan ya kak" Jisung beranjak dari sofa. Baru saja ingin melangkahkan kakinya, tapi suara Hera mengintrupsinya.

"Jisung!"

"Kenapa kak?"

"Aku boleh numpang gak? Kebetulan rumah aku searah kok sama rumah kamu"

Sebenarnya Jisung telah berjanji pada Chia akan menjemputnya di kampus, tentu saja dengan supir pribadinya. Kampus Chia itu berlawanan arah dengan arah pulang. Tapi Jisung juga tidak enak menolak Hera.

"Kalau gak boleh juga ga'papa kok, aku naik angkutan umum aja.. Semoga sih uang aku cukup, soalnya aku lupa bawa dompet"

Mana bisa Jisung membiarkan seorang wanita pulang sendirian di tengah langit yang kelam seperti ini. Mungkin Jisung bisa mengantar Hera dulu baru lah menjemput Chia.

"Gimana Sung?"

"A-ah iya boleh kak"

***

Chia baru saja sampai di rumahnya, menunggu Jisung selama 1 jam setengah itu melelahkan. Yang lebih sialnya lagi handphonenya mati, jadi dia tidak bisa menghubungi Jisung.

18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang