15.

1.9K 233 18
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan Chia belum kunjung kembali.

Jisung masih setia menunggu di teras rumah kontrakannya, meski angin malam ini berhembusan menusuk tubuhnya.

Sesekali ia tersentak merasakan suntuk yang membuat kepalanya hampir berbenturan dengan kursi rotan.

Penantiannya itu tak kunjung membuahkan hasil, Chia tak kunjung pulang.

Di sisi lain, beberapa pengunjung restoran yang duduk di dekat jendela outdoor seakan serentak mengalihkan fokusnya pada area outdoor setelah bunyi tamparan yang sangat keras dan makian yang terdengar seperti perdebatan mengganggu telinga mereka.

"Aku gak nyangka kamu bisa bilang hal kotor kaya gitu, Mark"

"Kamu pikir aku lacur!?"

"Chia-" Mark mencoba menenangkan Chia, tapi tangannya di tepis kasar.

"Tenangin diri kamu dulu, aku cuma coba kasih saran"

"Saran kamu gak ngotak! Aku bukan seperti wanita diluaran sana yang mengobral tubuhnya untuk lelaki berotak selangkangan! Aku bukan wanita yang mudah kamu sentuh, Mark!"

Chia sudah tidak bisa mengontrol emosi dan perkataannya, ia hanya coba mengungkapkan apa yang salah pada diri Mark. Secara tidak sengaja, ia sudah membuat orang-orang memandang buruk Mark. Mereka saling berbisik dan memandang sinis Mark. Mark merasa kesal, tanpa pikir panjang, Mark pergi meninggalkan Chia begitu saja.

Chia merasa Mark telah mempermainkan harga dirinya. Setelah berniat untuk menidurinya, kini dia meninggalkan Chia yang masih menjadi pusat perhatian.

Bukan hari ini saja, bahkan waktu di club saja Mark pernah ingin mencobanya, kan? Tapi Chia maafkan kesalahan itu, karena Mark sedang mabuk. Kali ini lain hal nya.

***

Chia kembali ke rumahnya dengan keaadaan yang kacau. Ia tak mempedulikan make-up nya yang sudah luntur karena dibasuhi oleh air mata, rambutnya kusut entah apa yang membuatnya seperti itu, jalannya seperti orang yang kehilangan kepercaya dirian-nya.

"Kak Chia!"

Ia hanya menatap sekilas bocahnya yang menyautkan namanya. Mau bagaimanapun keadaannya, ia tidak ingin terlihat lemah di mata Jisung. Jisung menghentikan langkah Chia yang terus saja berjalan tanpa mempedulikannya, ia menahan pundaknya. Jisung sedikit merengkuh agar bisa melihat wajah Chia yang tertunduk.

"Kak? Kakak baik-baik aja? Gue daritadi nungguin Kak Chia, gue khawatir"

Chia menegakkan kepalanya, memasang ekspresi setegar-tegarnya dengan senyum palsunya.

"Gue cuma capek aja, sung. Biasa lah.. Tugas kuliah"
"Ayok masuk, disini dingin"

Mungkin Jisung memang mudah dibohongi karena sifatnya yang begitu lugu tapi sebenarnya tidak juga.

***

"Mah, apa kita harus diem aja? Jisung sama Chia pergi tanpa pamitan dan kita gak tau mereka kemana, mamah sama papah malah bersikap seakan semuanya baik-baik aja"

"Jim.. Kita juga lagi berusaha kok, lagian mereka itu sudah besar, hak mereka untuk menentukan dimana mereka tinggal" balas Ny. Hani acuh dan malah sibuk bersolek di depan kaca.

"Iya emang hak mereka, tapi apa se-gak sudi itu mereka pamitan sama kita? Kesannya mereka emang gak mau kita tau, bahasa simpelnya mereka kabur! Emang ada yang salah dengan keluarga kita? Setau Jimin kita harmonis-harmonis aja kok"

18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang