16.

1.7K 214 5
                                    

"Kasih tau gue dimana Chia sama Jisung atau gue hancurin hubungan lo sama Chia!?"

"Maksud lo apa?"

"Coba lo inget-inget muka gue, kita pernah ketemu di sebuah cafe"

Mark temenung, mencoba menggali ingatan tentang Jimin.

"Biar gue bantu, waktu itu lo..-"

"Oke! Oke! Gue bantu lo buat ketemu mereka"

Jimin tersenyum menang, dan Mark ketakutan. Dia sangat dilema, di satu sisi dia sudah berjanji pada Chia untuk merahasiakan keberadaan ataupun nomor barunya, tapi jika dia tidak memberitahu orang yang ada dihadapannya sekarang, rahasianya akan terbongkar dan itu bisa membawa hubungan Mark dan Chia diambang perpisahan.

"Jadi dimana mereka?"

"Sumpah gue gatau bang! Gue cuma punya nomor Chia yang baru"

"Ya udah telpon Chia sekarang kalau gitu"

"I-iya bang"

Dengan berat hati, Mark menuruti perintah Jimin. Tapi apa balasan dari Chia? Chia terus menolak panggilan dari Mark. Ini pasti karena Chia masih marah atas kejadian di restoran kala itu.

"Lo buang-buang waktu gue!" Jimin hendak pergi meninggalkan Mark, namun tanpa diduga Mark berlutut pada Jimin tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya.

"Gue mohon bang! Jangan kasih tau apapun ke Chia! Gue mohon bang... Gue janji bakal bawa lo ke hadapan mereka bang.. Gue mohon.. Kasih gue waktu bang.."

"Bangun! Lo makin keliatan pengecutnya!"

Seperti sudah di kontrol oleh Jimin, Mark menuruti setiap perintah Jimin "Gue janji sama lo, bang"

"Gue pegang janji lo!"

***

"Gimana? Udah dapet panggilan?"

Jisung menghela napas berat, kepalanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Chia. Wajahnya berubah jadi masam.

"Gapapa, coba lagi" Chia tersenyum hangat menenangkan.

"Kalau gue belum dapet pekerjaan juga gimana?"

"Lo jangan heran, di dunia kerja itu banyak pesaingnya, apalagi lo cuma lulusan SMA, sung"

"Terus gimana dong..." Jisung seperti hilang harapan, bahunya merosot sambil sekali lagi ia menghela napas.

"Semoga ada keajaiban"

"Kalau keajaiban itu gak ada?"

"Gue yang cari ker-"

Suara ringtone telepon menjeda obrolan mereka, tidak salah lagi itu Mark. Ternyata dia masih berusaha untuk menghubungi Chia. Seperti sebelumnya, Chia menolak panggilan Mark. Jisung cukup terkejut, bukankah ini hal yang baru? Tidak biasanya Chia menolak panggilan Mark sekalipun dia sedang sibuk.

"KAKAK PUTUS SAMA BANG MARK!?" tanya Jisung heboh yang hampir menulikan telinga Chia.

"Santai aja kali sung.."
"Gue juga gak tau, gue lagi gak mood aja sama dia"

"Oh.. Jadi lagi berantem nih?" tanya Jisung menggoda dengan gaya cengengesan.

"Ya.. Gitu lah"
"Kenapa?"

"Enggak.. Eh jadi ini gimana kak? Jisung coba ngajuin lamaran lagi ya kak" nampaknya Jisung merubah moodnya, dari yang tadi murung kini nampak kembali bersemangat. Chia hanya mengangguk sebagai balasan.

Namun tak lama kemudian Mark kembali menelepon Chia, itu membuat Chia merasa terganggu dan kesal yang pada akhirnya Chia mengalah dan mengangkat panggilan dari Mark. Chia sengaja menjauh dari Jisung, kalau saja dia terbawa emosi dan justru terlihat lemah dihadapan Jisung. Ya.. Chia itu wanita dengan tingkat ke-gensian yang tinggi.

18's Boy Is My Husband || PJS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang