PROLOG

19 3 0
                                    

Kenalin, nama gue Agus.Gue anak ke 5 dari 6 saudara. Tapi sekarang gue jadi anak ke 4 dr 5 bersaudara. Kenapa.? karena kakak nomor 3 gue (cewek) meninggal karena sakit typus ketika kecil. Itu pun gue tau dr ibu gue ketika gue masuk SMP. Saat itu gue di ajak ke makam kakek serta nenek gue untuk nyekar sehari sebelum Lebaran. Ya nyekar adalah suatu tradisi wajib bagi kebanyakan umat muslim di Indonesia ketika menjelang hari raya idul fitri.

" bu,,,, ini makam siapa ".?, tanya gue sambil membersihkan sebuah gundukan tanah kecil di depan gue.

" maaf ya le sebelumnya ibu gak pernah cerita. Itu makam kakak nomer 3 kamu. Dia meninggal ketika kamu masih belum ada. Jadi kamu gak tau ". jawab ibu di samping gue yg juga sedang membersihkan makam sebuah makam tersebut.

" ayo le doain mbak mu, terus kita pulang karena hari udah mulai sore ". ajak beliau sambil menengadahkan tangan dan membaca beberapa doa kubur.

" nggeh bu ". jawab gue sambil ikut menengadahkan tangan ke atas dan berdoa dengan khusuk.

skip,, balik ke alur cerita sebenarnya.

Bapak gue kerja nya sebagai petani di sawah milik ibu gue. Sawah tersebut warisan dari mendiang kakek gue. Sawah tersebut tidak luas, tapi cukup untuk menghidupi keluarga setahun. Hati gue sebenernya dongkol dan kasihan lihat ibu gue. Beliau cuma dapat bagian yang terlalu kecil atau bisa di bilang sedikit karena seorang perempuan. Sementara saudara saudara laki-laki nya dapat bagian yang yang luas.

Tapi Allah itu Maha adil. Dengan bagian yang sedikit tersebut, alhamdulillah keluarga gue gak pernah kekurangan makan sedikit pun. Tapi pak lek serta budhe gue, kadang mereka harus ngutang beras ke ibu gue karena stok beras mereka habis sebelum waktu panen tiba.

Bapak gue beserta pak dhe serta pak lek,, menganut ilmu yang biasa disebut ilmu kejawen. Sebagian " orang putih" menyebut bapak serta om2 gue sebagai " islam abangan". Ilmu tersebut berasal dari salah satu Sunan yang memiliki karomah serta ilmu laduni yang sangat tinggi. Ilmu laduni itu, ilmu yang datang nya dari Sang Pencipta pemilik segala alam semesta. Jadi ilmu tersebut memiliki efek yang luar biasa. Sebagian dari para pembaca pasti tau siapa sunan tersebut. Ya,, kalian semua benar. Beliau adalah Syekh Siti Jenar. Beliau adalah orang yang mengenal kan faham " manunggaling kawula gusti". Karena paham inilah beliau menjemput ajal nya. Dewan wali songo di Kudus, menjatuhkan hukuman mati kepada beliau karena menganggap " manunggaling kawula gusti" sebuah faham yang sesat.

Dan tugas tersebut di amanah kan kepada Kanjeng Sunan Kudus . Namun karena ilmu laduni nya yang tinggi, sebelum Kanjeng Sunan Kudus menjalankan tugasnya memenggal kepala beliau, Syekh Siti Jenar menjemput ajal nya sendiri. Di pegang lah tengkuk bagian belakang nya dan...

SLAPPPP....

Beliau pun meghembuskan nafas terakhir nya. Beliau tidak sendiri ketika di eksekusi. Empat murid beliau pun ikut di eksekusi karena faham " manunggaling kawula gusti" cukup tinggi, sehingga membuat dewan wali songo resah dan takut mereka akan balas dendam serta menyebarkan faham tersebut lebih giat sepeninggal kematian Syekh Siti Jenar.

Namun namanya faham serta ilmu,, dia tetap selalu akan selalu lestari karena akan selalu ada manusia yang mempelajari serta mengamalkan nya. Dan sampai sekarang faham serta ilmu tersebut tetap ada meski jaman telah berganti menjadi millennium.
Tapi ilmu kejawen tersebut,, hanya lah pengembangan dari faham " manunggaling kawula gusti".,bukan merupakan ilmu laduni. Karena ilmu laduni itu,, sebuah ilmu yang hanya di berikan oleh Nya pada manusia manusia pilihan yang pantas menerima nya.

Karena ilmu keturunan dari keluarga bokap itu lah gue bisa tau " mereka" serta " dunia mereka". Dan dari situ lah semua kisah klasik ini berawal. Sebuah kisah yang menjadi pengiring langkah gue dalam menapaki luas serta panjang nya sebuah jalan yang disebut " DUNIA"

DIARY 2 DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang