Bu Sarah pun datang sebagai penyelamat ku pagi itu. Maklum aku tak tau harus bicara dan bersikap seperti apa ke Kak Shinta.
" taruh di situ saja nak " pinta Bu Sarah padaku menunjuk sebuah meja bundar dekat dapur.
Aku pun lekas menaruh belanja an yang tadi ku bawa di tempat yang di tunjuk Bu Sarah.
" gimana bu, udah sehat " tanya ku ke Bu Sarah yang sedang mengecek barang belanja an nya.
" alhamdulillah nak. Berkat bantuan nak Agus, ibu sudah beraktifitas seperti biasa. " jawab bu Sarah sembari memutar tubuhnya ke kanan ke kiri bak model.
" alhamdulillah kalo gitu Bu. Semua atas ijin Allah SWT. " gue pun malah asyik berbincang dengan ibu Sarah.
*Maklum, dia MILF guys.. . Skip... Skip..*
" maaf kak tadi aku tinggal bentar ke dapur bantuin bawa belanjaan Bu Sarah. " ucap ku saat kembali ke teras dan menemui kak Shinta.
" gpp gus. Makasih dah bantuan mama gue"
" masuk gus, biar lebih enak ngobrol nya " ajak kak Shinta padaku dan melangkah pergi meninggalkan teras rumah nya.
Gue pun mengikuti nya dari belakang. Sumpah aku kagum dengan body nya kak Shinta. Pagi itu kak Shinta mengenakan kaos oblong tanpa lengan di padu dengan celana pendek ketat paha. Sehingga semakin nampak lah kemolekan tubuhnya. Gue pun tak kuasa sesekali untuk menelan ludah.
" nak agus, nanti makan siang bareng ya. Tadi ibu udah belanja banyak soalnya nya. Bentar lagi suami ibu juga pulang kok " teriak Bu Sarah dari dalam dapur. Mulai memasak sepertinya nya.
" nggeh bu. Terima kasih " balas ku dengan berteriak pula.
Kak Shinta pun duduk di ruang tamu sambil nonton tv dengan menyilangkan kaki nya. Gue pun mengambil posisi duduk yang agak jauh dari nya. Jaga jaga kalo ada setan lewat. Tapi yang namanya mata, sepertinya gak mau lepas dari bagian bawah tubuh kak Shinta.
Kucing mana sih yang nolak di sodori ikan di depan nya. Ikan salmon lagi jenis nya..
" gus gitu amat ngeliatin gue. Naksir ya " kak Shinta pun mengagetkan ku dari lamunan.
" eh... Nggak kak. Kak Shinta pagi ini cantik. Seksi lagi. " jawab ku polos.
Kak Shinta pun hanya tersenyum malu mendengar pengakuan ku. Dan dia pun masih asyik melanjutkan acara nonton tv nya.
" gus, jngan panggil kak dong. Kan kita cuma beda setahun. Panggil Shinta aja yah.. Yahh.. " kak Shinta pun kini berpindah tempat duduk dan mendekat ke arah ku.
" iya kakk... Eh Shinta.. " gue pun hanya malu malu memanggil nama nya tanpa embel embel kak.
" gus lo sayang banget ya sama reni " tanya kak Shinta dengan posisi wajahnya di dekat kan padaku.
" gak perlu gue jawab lo juga sudah tau jawabannya kok Shin " gue pun menggeser posisi duduk ku agak mundur agar tidak bertatap mata dengan nya.
" emang sama sekali gak ada kesempatan buat aku gus di hati lo " kali ini kak Shinta makin mendekat kan wajah nya padaku. Hanya kurang tinggal jarak beberapa centi saja, kita pasti ciuman bibir.
" lho mas, kamu ngapain disini " ujar seseorang yang suara nya sangat familiar di telinga ku di barengi dengan jatuh nya sesuatu di lantai.
Gue pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Astagfirullah
" nduk,, mas bisa jelasin semuanya. Semua tidak seperti yang kamu lihat " gue pun langsung beranjak dari tempat duduk ku dan mengejar reni yang berlari keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY 2 DUNIA
Horor[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Menjadi seseorang yang memiliki kelebihan itu bukan lah hal yang gampang. Selalu saja ada riak-riak kecil diluar sana yang tidak suka dengan kelebihan yang kita miliki. Bahkan terkadang mereka menghalalkan segala cara untuk...