DIARY 2 DUNIA [21]

2 1 0
                                    

Stella pun keluar dari kamar nya dan ikut bergabung kembali ngobrol dengan kami. Aku pun hanya mengaga melihat busana sehari hari adek cewek Bang David ini. 

"Maaf stell bukannya gue sok ikut campur urusan lo, itu pakaian lo kurang bahan apa gimana ya" tanya gue ke Stella sambil garuk garuk kepala namun tak gatal melihat dandan nya. 

"Bang temennya kepo banget sih. Ngomentarin penampilan gue segala " sungut Stella ke abang nya karena celoteh gue

Bang David pun hanya memalingkan muka tanpa menggubris ucapan adek nya. Dia tau tujuan gue berkata gitu baik. 

"Ya emang model nya gini kak. Model jaman sekarang" dengus Stella kesal karena di kacang in abang nya.

"Seindah indah nya perhiasan di dunia adalah wanita stell. Dan sebaik baiknya wanita adalah yang mampu menjaga aurat nya "

"Lo tau dimana tempat untuk untuk mendapatkan sebutir mutiara.? Perlu menyelam ke lautan yang dalam Stella. Dimana tekanan oksigen sangat tipis dan rentan membahayakan nyawa " 

"Dan lo tau stell dimana tempat di dapatkan nya sebongkah emas atau berlian.? Perlu menggali ke dalam perut bumi Stell. Perjuangan yang di butuhkan pun tak kalah berat seperti untuk mendapatkan mutiara tadi. Bayangkan tanah yang sewaktu waktu bisa longsor dan menimbun para penambang tadi.? Nyawa melayang stell "

"Lo itu cantik stell,Lo itu menarik buatlah dirimu sendiri berharga di mata orang lain "

"Jadilah ibarat gaun yang di pajang di etalase toko milik gucci channel atau prada. Orang lain hanya bisa melihat dan mengagumi keindahan nya. Tanpa sekali pun bisa menyentuh apalagi mencoba nya "

"Jangan biarkan diri lo seperti baju yang di jual pedagang kaki lima di pasar atau pinggir jalan yang orang bisa menyentuh bahkan mencoba terus meninggalkan nya begitu saja karena udah hilang ketertarikan nya" sisi penceramah gue pun muncul dan memberikan sepatah atau dua patah kata mutiara (sepatah apa, lu nyerocos dari tadi cuk). 

Mendengar gue bicara seperti itu, Stella pun hanya diam dan menunduk sembari merenungi sesuatu tanpa berani melihat ke arah aku. Sesekali bang David melihat ke arah gue karena dia sepertinya juga tak tau mesti berucap apa . Kami bertiga pun diam tak bersuara. Sampai akhir nya Stella berdiri dari tempat duduk nya dan berlalu pergi menuju kamar nya kembali. Bayangan nya pun kini tak lagi tampak seiring tertutup nya pintu kamar yang di masuki nya tadi. 

"Eh cuy, mulut lo pake susuk apa sih. Bisa bikin adek gue terdiam gitu. "? Tanya Bang David dengan ekspresi yang bikin gue eneg. Masak tanya sambil kemayu gitu. 

"Susuk bathuk mu sempal. Gue ngomong apa adanya bang " jawab melempar tas ke arah nya. 

Bang David pun menangkap tas yang gue lempar kan dan membuang nya ke lantai. "Anjrit, tas keramat itu. Kalo kualat gue gak tanggung jawab."

Stella kini keluar dari kamar nya dan ikut ngobrol kembali dengan kami. Dia kembali dengan pakaian yang menurut ku jauh lebih sopan dari yang pertama di kena kan nya tadi. 

"Gimana kak kalo sekarang " tanya nya seraya memutar balik tubuh nya ke kiri ke kanan. 

"Cantik " jawab gue sambil mengacungkan dua jempol ke arah nya. 

Stella hanya tersenyum malu mendengar penilaian dari gue

Tak terasa cukup lama sudah kami bertiga ngobrol di ruang tamu kak David. Jam pun kini menunjukkan pukul 16.30. Masih lama di mulai nya acara pengajian untuk haul almarhumah kirana. (haul itu peringatan tepat setahun meninggal nya seseorang). 

"Bang tempat sholat dimana. Belum ashar an gue nya " tanya gue ke bang David tempat buat sholat di rumahnya. 

"Itu gus di ruangan kosong pojokan dekat tangga ambil wudhu nya dari keran di kamar mandi saja" jawab bang david sembari menunjuk lokasi yang dia maksud. 

DIARY 2 DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang