DIARY 2 DUNIA [16]

4 1 0
                                    

Reni pun semakin menggenggam erat tangan gue setelah melihat perlakuan kak Shinta kepadaku. Genggam an nya kini telah menjadi sebuah cengkraman. Cengkraman kuat gadis yang terbakar oleh api cemburu. Gue pun hanya meringis tanpa bisa berucap karena akward momen ini. 

" a.. anu kak. Aku gak papa koq " ucap gue sembari menepis tangan kak Shinta dari kening. 

Gak bisa di sebut menepis sebenarnya. Gue cuma memindahkan tangan yang tadi nya masih di kening gue,ke ranjang sebelah kanan tubuh ku terbaring. 

" ya udah gus aku pulang dulu ya. Udah sore. Kamu cepet sembuh gus biar bisa sekolah lagi Kak Shinta pun berlalu pergi dari kamar gue

Karena tadi datang nya barengan, temen2 gue pun ikut pamitan kepada gue dan ibu untuk ikut pulang ke rumah masing-masing. Sementara reni bilang mau disini dulu menemani ku. Jadilah gue hanya berdua dengan reni di kamar sore itu. 

"........... "

"............" 

Suasana kamar gue pun mendadak menjadi hening. Gue dan reni bingung harus berucap apa untuk mengakhiri akward moment ini. Gue juga tak berani sekali pun memandang wajah nya. Karena sedari tadi dia tak mengendurkan sedikit pun cengkraman nya di jemari. 

" ren bisa lepasin tangan ku gak. Sakit "gue pun memberanikan diri berbicara duluan dengan karena tak kuat lagi menahan cengkraman nya di tangan gue

" kak Shinta kayak nya suka sama kamu gus " dengus reni sambil melepaskan cengkraman nya di tangan gue

" ahh gak mungkin ren. Gak mungkin cewek secantik kak Shinta bisa suka sama cowok seperti ini. " gue pun mengelak dari todongan argumen reni. 

" aku ini cewek gus, dan aku tau dari sikap dia ke kamu "

" dari tatapan matanya ke kamu, kepedulian nya ke kamu dan semua perhatian nya ke kamu. " ucap reni sedikit serak. 

" ren, kamu tau kan hati aku ini milik siapa. Dan aku akan selalu menjaga hati ini untuk mu. "

" mungkin benar yang kamu bilang ke aku kalo kak Shinta suka ke aku. Namun rasa sayang nya itu mungkin hanya sebatas kasihan. Kasihan ke adek kelasnya yang selalu tertimpa musibah tanpa henti., kasihan ke adek kelas yang emang butuh figur seorang kakak perempuan " 

" dan kasih sayangnya tersebut bisa hilang seiring berjalannya waktu. Seiring dengan adek kelasnya tersebut mendapat kasih sayang dari seorang cewek yang benar-benar tulus menyayangi nya " aku pun mencoba menenangkan reni. 

"........." 

Reni pun masih terdiam meski aku telah mencoba menjelaskan apa yang terjadi antara diriku dengan kak shinta. 

" oke ren kalo memang kamu masih diam, lebih baik kamu pulang saja sekarang ke rumah "

" gak ada gunanya kamu disini kalo cuma menambah beban pikiran ku saja " dengan sedikit kesal aku pun meminta reni pergi dari rumah ku. 

" gus kamu marah ya..? maafin aku. Maafin keegoisan ku "

" hiks... Hiks.... Hiks.... "

Air mata reni pun jatuh untuk kesekian kalinya. Mungkin dia gak nyangka kalo bakalan meminta nya pulang ke rumah sementara dirinya nya masih ingin disini. 

Aku pun mendekap erat kepala gadis yang sangat aku sayangi ini dan meletakkan nya di dadaku. Aku ingin dia tahu bahwa di setiap detik degup jantung ku selalu tersebut namanya. 

" maafin aku juga ya ren udah ngebentak kamu tadi " aku pun mengelus elus kepala gadis yang kini berada dalam dekapan ku. Mencoba menenangkan nya dari kekalutan yang saat ini sedang berkecamuk di dalam fikiran nya. 

DIARY 2 DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang