Malam itu pun gw di persilahkan Pak Andy untuk tidur di ruang tamu yang berada di lantai 1..
Clingak..clinguk..Glimbang... Glimbung...
Gw pun gak bisa memejamkan mata meski udah sekuat tenaga gw mencoba nya.. Gw lihat jam sudah menunjukkan pukul 00.30
Iseng iseng gw pun naek ke lantai 2..gw lihat ada balkon di lantai 2 rumah ini. Gw pun duduk di bangku yang ada di balkon tsb..
"hmppppppphhhhh" dengus gw pelan.
Bulan malam itu semakin menampakkan ke elok kannya.. Sayup sayup gw denger langkah kaki di tangga sedang mengarah ke lantai 2.. Langkah tersebut semakin lama semakin terdengar kencang mendekati balkon tempat gw duduk menikmati cahaya bulan.
" gus,, ngapain di sini ".. sapa Reni begitu sampai di balkon dan melihat gw ada di sana.
" gak bisa tidur Ren,, maklum gak biasa tidur di rumah seperti ini "...
" duduk Ren,, sini " ajak gw seraya membersihkan embun yang membasahi bangku yang gw duduki.
"........." . Diam.. .
".......... ". Masih juga diam..
" Ren, koq bengong sih.. Nanti kesambet lho "... Ucap gw sekenanya karena gak tau harus ngomong apa..
" gus. Andaikan bisa, aku ingin waktu berhenti saat ini juga. Agar kebahagiaan ku bersama keluarga berlangsung selamanya ".. timpal nya dengan tatapan kosong.
DEGHHHHHH.....
Jantung gw pun kaget mendengar pernyataan dari Reni yang seperti itu..
Setelah gw desak, dia akhirnya mau cerita asal muasal berbicara seperti itu. Rupanya Pak Andy, melayangkan gugatan cerai ke ibu Rahma mamanya.. Desus desus yang beredar,, Pak Andy kecantol sekretaris kantor nya yang masih daun muda.. Karena kemren2 Pak Andy sakit( di sembunyi kan sukma nya), proses perceraian nya pun di tunda.
" gitu gus kronologis nya " cerita Reni di sertai linangan air mata dari ujung bola mata nya.
" Ren.. " sambil gw usap air mata nya. Jujur gan, gw gak tega kalo lihat yang namanya cewek nangis.
" udah gak usah nangis. Nanti gw bantu ngomong ke papa kamu"...
" ayo balik tidur.. Malem semakin dingin. Besok kan kita juga harus sekolah ".. ajak gw seraya menggandeng tangan nya dan beranjak meninggalkan bangku tempat kami duduk..
Masih dalam keadaan gw genggam tangan nya,, Reni pun berjalan mengikuti gw menuruni beberapa anak tangga. Kita pun sampe di kamarnya dan gw minta dia untuk segera masuk ke dalam..
Dia hanya menggeleng dan malah menunjuk sebuah kamar lain.
ANJRITTTT... itu kan kamar tempat gw tidur tadi.
Karena kasihan dengan kondisi psikis nya,, gw pun mengiyakan saja apa yg menjadi kemauan nya.. Gw minta dia rebahan di ranjang, sementara gw sendiri.,memilih tidur di karpet bawah dekat ranjang tersebut. Dia pun langsung memejamkan mata karena sperti nya kelelahan dengan beban hidup yang di pikul nya..
Gw pandang i gadis cantik yang kini terbaring di depan gw dan telah terlelap mengarungi luas nya mimpi..
" gw pasti bantu kamu ren. Gw jamin keluarga lu bakalan utuh lagi ".. batin gw dalam hati.
Gw pun langsung merebahkan tubuh gw di karpet dan mencoba memejamkan mata untuk kesekian kalinya..
Tanpa gw sadari,, gw juga ikut terlelap dan larut dalam indah nya mimpi..
" gus,, bangun. Sholat shubuh. " bisik lembut seseorang di telinga gw.
" eh kamu Ren. Udah bangun aja. Ayo ambil wudhlu dulu " ajak gw yg kali ini tanpa bergandengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY 2 DUNIA
Terror[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Menjadi seseorang yang memiliki kelebihan itu bukan lah hal yang gampang. Selalu saja ada riak-riak kecil diluar sana yang tidak suka dengan kelebihan yang kita miliki. Bahkan terkadang mereka menghalalkan segala cara untuk...