Tidak ada yang turun untuk makan malam, hanya Metha sendirian di hadapan meja makan. Menurut keterangan ART, ayahnya pergi sebelum makan malam menemui rekan kerjanya untuk membicarakan proyek kerja baru. Ibu dan kakaknya meminta makan malam diantar ke kamar masing-masing. Metha tahu mereka berdua sengaja tidak turun karena tidak mau bertemu dengannya. Rasa bersalah Metha semakin bertambah. Meskipun tidak berselera Metha tetap menghabiskan makan malamnya. Akhir-akhir ini dia mudah lapar.
Setelah makan malam pun, Metha kembali ke kamarnya. Tadinya dia ingin menemui kakak dan ibunya tapi urung. Mungkin saja mereka tidak ingin diganggu. Merasa gabut, berkali-kali dia menghubungi Rehan tapi lelaki itu tidak mengangkat panggilannya. Kemana abang jagonya?
Ponselnya berdering saat dia mau memejamkan mata. Selain mudah lapar, dia juga mudah mengantuk. Matanya masih terpejam saat menerima telepon itu.
Maaf, sayang. Aku lagi meeting.
"Meeting? Jangan bohong kamu, Bang." Metha membuka matanya, menatap langit-langit kamar.
Bohong apa sih?
"Kamu selingkuh?"
Selingkuh apa sih? Jangan nuduh aku sembarangan.
"Mana ada meeting hari Minggu kayak gini? Jangan bohong!"
Nggak.
"Awas aja kalau kamu selingkuh!"
Aku nggak selingkuh. Ini aku memang lagi ketemu klien.
"Selingkuhan aja pakai alibi klien."
Kalau kamu nggak percaya telepon aja Papa kamu.
Dahi Metha mengerut. "Ngapain pakai bawa Papa segala?"
Ya karena aku meeting-nya sama Papa kamu.
Metha yang tadinya ingin meledak seketika melongo. Tiba-tiba saja hatinya yang memanas menjadi dingin. "Oh, ya udah lanjut sana."
Terdengar tawa Rehan dari seberang. Kamu nih! Udah nuduh sembarangan, main usir aja. Kenapa telepon?
"Nggak boleh?"
Ya boleh aja. Kan aku cuma nanya.
"Udah sana, nanti Papa kelamaan nunggu."
Metha menekan tanda merah pada layar ponselnya dan memejamkan matanya lagi. Memikirkan kakak dan ibunya.
Sejak bayi masih merah, Metha dibesarkan oleh Bunda Lisa. Wanita itu yang dikenal Metha sebagai ibunya. Lisa sangat menyayangi dan memanjakannya. Berbeda dengan ayahnya, Hardi yang selalu sibuk. Berangkat pagi pulangnya selalu di atas jam 9 malam. Bahkan saat akhir pekan ayahnya jarang ada di rumah. Yang Metha tahu Lisa selalu sayang padanya sementara Hardi memang harus bekerja. Bukan tidak menyayanginya tapi Hardi berkali-kali menjelaskan pada Metha bahwa dirinya memang sibuk.
Metha memakluminya dan berpikir semuanya baik-baik saja hingga siang itu, tepat seminggu setelah kakeknya meninggal, ayahnya datang bersama seorang wanita. Mereka berdua mengatakan bahwa Metha bukan anak kandung Lisa tapi anak kandung wanita itu, Safira. Mengetahui hal itu, Metha hanya terdiam. Pikiran usia remajanya tidak bisa memahami yang terjadi dengan baik. Yang dilakukannya adalah menolak ajakan ayahnya dan wanita itu untuk pergi. Metha lebih memilih mendampingi Lisa yang histeris dan depresi, berujung masuk ke rumah sakit jiwa.
![](https://img.wattpad.com/cover/265523920-288-k639445.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
fortunately love
RomanceRepost dengan isi cerita baru Masih tentang Metha Rehan. *** Pertemuannya kembali dengan cinta monyetnya membuat Metha lupa jika dia baru saja bertunangan dengan si Alan. Perjodohan bodoh itu terpaksa dilakukannya untuk mendapatkan hati ibunya, hing...