eps 17

423 36 9
                                    


Terima kasih sudah mampir di story saya, apalagi kasih vote😄

Selain apdet, saya juga mau promosi short story saya nih,

.
.
.

Mama, aku nggak mau nikah sama om-om. Batalin, Ma, batalin," rengekku dengan menggoyangkan lengan Mama. "Nggak papa aku nggak sekolah, nanti aku kerja aja."

Mama melotot. "ARA! Jaga ucapanmu di depan suamimu."

Aku melongo, refleks aku menatap sebelahku. Lelaki itu duduk di sebelahku. Wajah tampannya menyorot tatapan sendu. Kok dia bisa di sini sih?

"Cium tangan suamimu sekarang."

Apa? Cium tangan?

"Cepat, Ara."

Aku mencebik kesal. Segera saja aku menarik asal tangan kanan lelaki itu dan mencium punggung tangannya secepat mungkin. Lalu kembali merengek dengan memainkan jari Mama.

"Udah. Sekarang batalin ya, Ma nikahnya. Besok aku siap cari kerja kok."


Mampir ya, isinya cuma beberapa part aja dengan mature content

Jadi harap bijak dalam membaca ya😊

Cuz, sekarang lanjut ketemu sama babang Rehan

Selamat membaca

.
.
.

Alih-alih memesan makan secara delivery seperti permintaan Metha, Rehan malah tersenyum dan mengajak Metha masuk kembali ke dalam restoran. Memilih tempat duduk di pinggir jendela dan memesan makanan kesukaan Metha.

"Kita makan di sini saja ya, Sayang. Aku udah lapar. Tadi siang aku belum makan."

Sambil menghela napas, Metha hanya mengangguk saja. Ditatapnya Rehan lama, mencari perbedaan pada Rehan malam ini. Menurutnya Rehan yang di depannya ini tidak seperti Rehan yang sebelumnya.

"Abang banyak kerjaan?" tanya Metha pelan.

"Ya, lumayan."

"Seminggu ini lembur terus?"

"Ya, biar cepat selesai."

Dahi Metha mengerut mendapati Rehan menghindari tatapannya. Lelaki itu lebih suka menatap sekelilingnya daripada membalas tatapan Metha. Hal itu membuat Metha membenarkan spekulasinya tentang perbedaan Rehan malam ini.

"Abang lagi nyariin orang?"

Rehan mengerjap. "Nggak. Kenapa?"

"Itu ... dari tadi Abang lirik kanan kiri terus," jelas Metha agak jengkel. "Abang punya pacar lain?"

"Nggak," jawab Rehan cepat. "Kenapa kamu mikirnya kayak gitu sih?"

Wajah Metha tertekuk. "Ya habisnya dari tadi tuh Abang kayak maling takut ketangkep aja."

fortunately loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang