"Tapi bunda saya nggak punya saudara atau kerabat selain saya anaknya, Sus."Dua perempuan yang memakai seragam serba putih itu masih menggeleng dengan wajah bersalah.
"Kami benar-benar tidak tahu mengenai hal itu, Mbak. Yang jelas Bu Lisa sudah dibawa pulang oleh keluarganya kemarin."
Metha mengerang frustasi. Bagaimana tidak? Bundanya sudah tidak ada lagi di rumah sakit tempat perawatannya selama ini.
"Coba Mbak hubungi keluarga Bu Lisa."
Tidak merespon, Metha duduk di kursi tunggu depan resepsionis. Kemana bundanya?
Setelah mengembalikan foto kakaknya bersama Alan tadi, Metha mengambil ponselnya yang masih dalam keadaan terhubung dengan charger. Niatnya ingin menghubungi kakaknya, menanyakan cerita dari foto itu. Tiba-tiba bayangan bundanya terlintas, membuat Metha menghubungi pihak rumah sakit bundanya berada.
Mata Metha melotot saat mendengar ada pihak keluarga yang menjemput Bunda Lisa dan memutuskan untuk dirawat di rumah saja. Tanpa berpikir panjang, Metha mencabut kabel charger dan kembali ke kamarnya. Baru saja dia memasukkan dompet dan ponsel ke dalam tas tangannya, Safira masuk ke dalam kamar dan berpamitan ke butiknya karena ada kain baru yang akan datang. Wanita itu sempat menanyakan pada Metha apakah ikut atau istirahat di rumah.
Tentu saja kesempatan itu tidak disia-siakan untuk Metha. Jika Metha mengatakan akan menemui bundanya, pasti Safira tidak akan memberinya izin. Jadi Metha mengatakan akan istirahat di rumah saja. Safira pun meminta maaf karena harus pergi, butiknya sedang ramai dengan adanya event fashion show minggu depan.
Metha mengangguk-angguk saja dan beranjak naik ke tempat tidur untuk membuat alibi istirahat. Begitu dilihatnya mobil Safira keluar dari gerbang rumah, Metha mengambil tasnya dan keluar kamar. Berjalan pelan menuju garasi karena perutnya masih terasa agak nyeri. Penjaga rumah pun juga keheranan menatap Metha yang tergesa-gesa mengemudikan mobilnya. Sampai di rumah sakit berita yang didapatnya membuat Metha tercengang.
Bagaimana bisa bundanya keluar dari rumah sakit? Kata perawat tadi bundanya dijemput keluarganya. Keluarga yang mana? Bundanya tidak punya sepupu maupun kerabat dekat lainnya. Kakek neneknya anak tunggal, jadi siapa yang membawa bundanya?
"Apa Papa yang membawa Bunda pergi?" gumamnya. "Aku harus tanyakan langsung pada Papa."
***
Metha sampai di kantor ayahnya menjelang makan siang. Sayangnya ayahnya sedang tidak ada di tempat. Menurut informasi sekretarisnya, Hardi sedang ada meeting di luar kantor dengan kliennya.
"Apa meeting lagi sama Abang ya?" gumam Metha.
Memikirkannya, Metha merasa khawatir. Mengingat perdebatan ayahnya dan Rehan saat pertemuan mereka yang terakhir. Walaupun hanya mendengar pembicaraan mereka melalui telepon, Metha tahu ayahnya sangat marah mengetahui hubungannya dengan Rehan.
"Metha?"
Panggilan itu terdengar saat Metha keluar dari lift. Bella berdiri di depan lift, menatap Metha heran.
"Ada perlu apa kamu datang ke sini? Papa sedang meeting di luar."
Melihat Bella, Metha langsung teringat dengan foto yang ada di kamar kakaknya itu. Cepat-cepat Metha menarik tangan Bella masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka sesuai lantai ruangan kakaknya.
"Ada yang mau aku tanyain sama Kakak."
"Apa?" tanya Bella bingung.
"Kita ke ruangan kakak dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
fortunately love
RomanceRepost dengan isi cerita baru Masih tentang Metha Rehan. *** Pertemuannya kembali dengan cinta monyetnya membuat Metha lupa jika dia baru saja bertunangan dengan si Alan. Perjodohan bodoh itu terpaksa dilakukannya untuk mendapatkan hati ibunya, hing...