Bacanya pelan-pelan biar ngena alurnya
.
.
.Safira menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes dengan cepat. Membuat Metha semakin penasaran sekaligus kasihan.
"Jika Mama belum siap menceritakannya, aku kan menunggu," ucap Metha pelan.
"Tidak, Mama tidak apa. Mama akan menceritakan semuanya." Safira menatap Metha dalam. "Tidak ada satu pun kebohongan di dalamnya."
Lama mereka saling menatap, kemudian Metha mengangguk.
"Aku siap mendengarnya."
"Entah kesialan apa yang terjadi pada keluarga kita. Diawali meninggalnya nenekmu karena asmanya kambuh. Semua inhaler yang tersimpan di rumah habis padahal Mama selalu menyediakan inhaler di beberapa ruangan. Tapi sore itu, nenek sesak napas dan terlambat mendapat pertolongan. Waktu itu kakakmu Bella masih berumur 3 tahun dan sedang berjalan-jalan dengan babysitternya. Tidak ada seorang pun di rumah, nenek sendirian. Belum ada seminggu kepergian nenekmu, Kungmu mengklaim perusahaan milik kakek sebagai miliknya. Dia menyodorkan bukti surat pengalihan perusahaan yang telah ditanda tangani kakek sementara kakek merasa tidak pernah melakukannya. Sejak saat itu kepemimpinan perusahan dipegang oleh kungmu.
"Semuanya berubah. Kesehatan Kakek menurun karena darah tinggi dan tidak bisa bekerja lagi. Mama dipaksa keluar dari perusahaan itu dan Papamu ..."
Safira menghela napas.
"Papamu diminta kungmu untuk menikahi Lisa, bundamu karena dia hamil dengan pacarnya."
Air mata yang ditahan Metha sedari tadi kini lolos di pipi. Dia terpaku menatap ibunya tidak percaya.
"Be-benarkah?"
Safira menunggu reaksi Metha. "Mama tidak akan melanjutkan ceritanya jika kamu belum bisa mempercayai Mama. Semua akan sia-sia."
Cepat-cepat Metha menggeleng. "Tolong lanjutkan, Ma. Aku ingin mendengarnya."
"Kamu yakin?"
Metha mengangguk.
"Papa terpaksa menikahi Lisa karena kungmu mengancam Papa dengan membakar lahan sawah keluarga di kampung. Kami dibuat tidak berdaya. Di hari pernikahan papamu dan bundamu, kakek meninggal dunia karena terlalu memikirkan Mama dan kakakmu. Tapi kungmu sama sekali tidak peduli. Berbagai ancaman dikeluarkannya jika kami tidak tunduk pada aturannya. Kungmu juga menyalahkan Papa atas keguguran bayi yang dialami Lisa dan membuat rahim Lisa diangkat. Kungmu marah besar kepada papamu dan berakhir membakar rumah orang tua Papa di kampung. Beruntungnya kedua orang tua Papa masih selamat. Ancaman kungmu membuat Mama takut, paman Mama itu benar-benar kejam.
"Kamu, baru sehari kamu dilahirkan, kungmu sudah mengambilmu dari Mama. Dengan alasan Lisa sangat menginginkan seorang anak yang tidak pernah bisa didapatkannya. Kungmu mengambilmu setelah mengancam akan melenyapkan kedua orang tua papamu yang sudah renta dan sakit-sakitan."
Metha merangsek ke dalam pelukan Safira dan memeluk erat wanita itu. Matanya terpejam sementara air matanya deras mengalir. Setengah hati dia tidak percaya bahwa kakek yang selama ini dibanggakannya begitu kejam. Padahal selama ini Kung yang dikenalnya begitu menyayanginya sama seperti Lisa, bundanya. Mengapa Kung begitu jahat pada keluarga orang tuanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
fortunately love
RomansaRepost dengan isi cerita baru Masih tentang Metha Rehan. *** Pertemuannya kembali dengan cinta monyetnya membuat Metha lupa jika dia baru saja bertunangan dengan si Alan. Perjodohan bodoh itu terpaksa dilakukannya untuk mendapatkan hati ibunya, hing...