Hati Metha gelisah. Ini sudah hampir jadwal keberangkatannya tapi matanya tidak menemukan seseorang yang dicarinya. Berkali-kali matanya mengedar ke sekeliling, tetap saja sosok itu tidak ada. Bahkan sebelum memasuki gate tujuannya, Metha sempat menoleh ke belakang.Seharusnya hari ini Metha menunjukkan ekspresi bahagia sambil memandang awan yang terlihat dari jendela pesawat. Di luar sana langit begitu cerah tapi hatinya mendung.
Sebuah kecupan di pipi menyadarkan Metha dari lamunannya. Di sebelahnya Rehan tampak kesal menatapnya.
"Dari tadi aku perhatiin kamu tuh manyun aja. Kenapa sih? Kamu nggak suka kita pergi bulan madu?"
Metha menggeleng cepat dan tersenyum. "Nggak gitu. Aku cuma lagi kepikiran Kak Bella aja."
Paket bulan madu yang Metha dapat ini adalah hadiah dari Safira dan Hardi. Tiket itu sudah dipesan Safira sejak sebulan lalu tapi Metha baru bisa berangkat sekarang. Safira terpaksa mengundur keberangkatannya saat Metha meminta waktu untuk menyelesaikan pekerjaan kantor lebih dahulu. Metha tidak ingin dicap sebagai atasan yang seenak jidatnya, padahal baru saja dia diangkat sebagai pimpinan.
Bukan hal yang sulit bagi Metha untuk mengenal perusahaan kakeknya. Otaknya bagaikan spons yang cepat menyerap informasi dan menyesuaikan diri saat bekerja. Sebagai pimpinan baru, Metha terbilang kompeten dengan usia yang masih sangat belia.
Awalnya anggota direksi yang sudah lama bekerja di perusahaan meragukan kemampuan Metha. Semua menganggap Hardi salah mengambil keputusan dengan memilih Metha sebagai penggantinya. Di mata senior, Metha hanyalah anak manja yang akan mengacau perusahaan. Ternyata salah, Metha menunjukkan kemampuannya dalam kepemimpinan.
Jika Bella mampu menginovasi produk baru untuk perusahaan, Metha mampu menemukan kerugian dalam perusahaannya. Tidak begitu mencolok sehingga tersamarkan. Dalam sebulan ini Metha mengaudit sistem keuangan perusahaan. Kecurangan yang terjadi di bagian bahan baku, pemasaran maupun pemasukan keuangan perusahaan. Nilai yang tidak mencolok tapi hal tersebut sudah lama terjadi. Sepertinya para pelaku kecurangan mau bermain aman tapi Metha mengetahui itu dengan cepat.
Setelah membuktikan temuannya, citra Metha di perusahaan menjadi disegani. Bukannya ikut senang, Bella justru menunjukkan wajah tidak senang saat semua salut dengan sepak terjang Metha.
"Akhir-akhir ini Kak Bella semakin dingin dan menjauhiku. Aku pikir tadi dia ikut mengantarku ke bandara."
"Mungkin karena kakak kamu sibuk mengurus pernikahannya."
Sekali lagi Metha menghela napas, menarik sudut bibirnya ke atas. Diusapnya rahang suaminya dan mengangguk. Memang setelah resepsi pernikahannya berlangsung, Bella mengatakan menerima perjodohan itu. Pernikahan pun juga telah direncanakan oleh dua keluarga. Para ayah yang paling semangat menyusun konsep pernikahan mereka.
Selain mengurus keperluan pernikahan, Bella memang sibuk dengan pekerjaannya. Bella dan Metha pun juga jarang mengobrol di kantor, lebih tepatnya Bella yang menarik diri. Entah perasaan Metha saja atau bukan tapi semenjak perusahaan berubah kepemilikan atas nama Metha, Bella semakin menunjukkan kebenciannya secara terang-terangan.
Saat rapat direksi Bella selalu menatapnya sebagai musuh. Keputusan yang Metha buat pasti dikritiknya dan adu debat. Bukan rahasia lagi jika anggota rapat yang lainnya mengetahui perang dingin itu. Tapi Metha selalu bisa menjawabnya, membuat Bella berdecak kesal.
Saat meeting di luar dengan klien, Bella tidak pernah mengakui Metha sebagai adiknya. Dia akan bersikap seolah tidak mengenal Metha. Selesai meeting pun, Bella akan meninggalkannya tanpa berpamitan. Meninggalkan Metha yang terpaku sendirian. Membiarkan Metha merasa orang yang paling bersalah atas sikap Bella.

KAMU SEDANG MEMBACA
fortunately love
RomanceRepost dengan isi cerita baru Masih tentang Metha Rehan. *** Pertemuannya kembali dengan cinta monyetnya membuat Metha lupa jika dia baru saja bertunangan dengan si Alan. Perjodohan bodoh itu terpaksa dilakukannya untuk mendapatkan hati ibunya, hing...