BAB 2, SANG AKTRIS MUDA

10 3 2
                                    

Pagi hari, di lantai Sembilan sebuah apartemen. Suara deringan ponsel yang lumayan berisik itu memaksa seorang gadis ber-piama pink mencampakkan selimutnya, lalu mengambil ponsel itu dari atas nakas dengan malas-malasan. Sekilas, ia ingin mematikan ponsel itu karena dikira hanya alarm. Tapi pada detik berikutnya, matanya langsung membulat dan terbuka sempurna, Ketika di layar ponsel tertera nama Pak Bondan Produser yang meneleponnya.

"Halo, Pak Bondan... Selamat pagi?"

"Pagi, Cia... Gimana kabar? Terus ada dimana sekarang?"

"Saya baik pak... Ada di Jakarta ini, di apartemen... Bapak gimana?"

"Wah sip kalau gitu... Saya juga baik, Cia. Kamu sibuk nggak?"

"Nggak pak... Lagi nggak ada calling-an ini..." wanita yang dipanggil Cia itu meringis di akhir kalimat.

"Kalau begitu, bisa kamu ke kantor saya sekarang? Ada tawaran bagus buat kamu nih..."

"Iya gitu pak? Sekarang?" gadis itu nyaris memekik saking senangnya.

"Iyaa... Saya tunggu pokoknya.. Sudah dulu ya, Cia..."

"Baik pak, terima kas..." belum selesai ucapan gadis itu, teleponnya sudah dimatikan. Ia meringis. Dasar, orang penting mah bebas.

***

Namanya Sacia Calista, usianya 21 tahun sekarang. Gadis bertubuh sintal ini adalah seorang aktris film dan FTV yang sedang digandrungi oleh anak muda saat ini. Gadis itu menghuni lantai Sembilan di sebuah apartemen Bersama seorang kakak perempuannya bernama Nadya. Berbeda dengan sang adik, Nadya bukan seorang selebriti, ia hanyalah seorang guru sekolah dasar.

"Jam segini baru bangun dek?" sapa Nadya seraya menata meja makan.

"Iya kak... Baru ada calling-an nih, jadi aku langsung pergi..." kata Sacia.

"Sarapan dulu, ada nasi goreng.." kata Nadya seraya mengambilkan piring, mengisinya dengan nasi goreng yang dimaksud dan menyodorkannya kepada Sacia.

"Makasih, kak... Kakak nggak ngajar?" tanya Sacia seraya melahap nasi goreng di hadapannya itu.

"Nggak sih... Hari ini kan Sabtu Kakak juga mau datang ke pameran buku aja, sekalian ada meet and greet sama penulis idola kakak... Keren lho, mereka suami-istri, selalu berkarya bareng dan suksesnya juga bareng-bareng..."kata Nadya.

"Have fun kalau gitu, kak. Paling aku pulangnya sore..." kata Sacia.

"Iya... Semoga tawaran shooting ini juga bener-bener jatuh ke kamu ya... Kalau gitu kakak pergi duluan, jangan lupa bawa kunci." Pamit Nadya seraya mengambil tas tangannya dari atas meja.

"Iya, kak. Hati-hati..."

"Assalamu'alaikum..."

"Waalaikum salam..."

***

Sacia tiba di kantor Pak Bondan pada pukul sepuluh pagi, sesuai kesepakatan di awal. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang tepat, gadis itu segera memasuki bagian dalam kantor yang cukup megah itu, dan disambut oleh sang resepsionis dengan sangat ramah.

"Pagi Mbak Sacia, kedatangan mbak sudah ditunggu oleh Pak Bondan..." katanya.

"Baik, terima kasih ya, mbak..." Sacia tersenyum, dan segera pergi menaiki lift ke lantai paling atas, menuju ruangan sang produser.

***

"Ah, ini dia, bintang utama kita datang!" seru Pak Bondan, setelah melihat Sacia berdiri tepat di depan pintu ruangannya.

"Pagi, pak..." Sacia masuk ke dalam, tersenyum menatap semua yang ada di ruangan tersebut. Karena memang di dalam tidak hanya ada Pak Bondan, ada beberapa teman lain sesama artist ; Regina, Nova, dan...

SALAH JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang