BAB 27, KEJUTAN DI RUANG SIAR

3 0 0
                                    

                "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..." suara ceria dan berwibawa itu menyapa semua orang yang sengaja dan tak sengaja berada di ruang dengar sore hari ini.

                "Selamat sore sobat muda semuanya? Apa kabar nih? Seneng banget rasanya bisa Kembali hadir di ruang dengar kalian semua. Gimana berlibur lebbarannya? Pasti menyenangkan dan semoga benar begitu, ya. Seperti biasa kalau udah jam empat gini, waktunya kita bicara. Bicara apa? Ya bicara mental! Bersama Rafa Azka yang akan menemani kamu sampai dengan jam enam sore ini..."

"Oke, kita akan ngomongin sesuatu yang menarik pastinya. Ngomongin apa ya kira-kira? Ah, ya, ingat. Kemarin itu libur lebaran, dan pasti kita berkumpul dengan keluarga besar yang jarang ketemu, yang datang dari jauh, dan sebagainya. Kadang-kadang nih ya, di tengah suasana yang akrab penuh canda, ada aja satu atau dua orang yang tiba-tiba ngelempar pertanyaan yang nggak kontekstual sama sekali, apa lagi arah omongan sebelumnya gak ngarah kesitu gitu kan. Dan biasanya, pertanyaan-pertanyaan ini bisa bikin risih yang ditanya lho. Seperti apa itu misalnya?"

Tok-tok-tok... Lagi asyik cuap-cuap di depan microphone (iya, yang di depan Mas penyiar ganteng kesayangan kita ini microphone ya guys, bukan corn ice cream), tiba-tiba, pintu studio diketuk dengan cukup keras. Karena terkejut, Rafa nggak sempat ngomong apa-apa sama pendengar, karena ia langsung membuka pintu. Dan begitu pintu dibuka...

"Masya ALLAH, B-Bu Rosy?"

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you!" suara nyanyian itu tiba-tiba menggema, dan lampu studio menyala lebih terang dari biasanya. Rafa speechless. Dia benar-benar kebingungan, karena dia belum sempat putar lagu untuk menjeda sebentar obrolannya tadi. Rafa berjalan-jalan gelisah. Di depannya ada Bu Rosy, Kirana, dan Bian, dengan ekspresi tanpa dosa sambil bawa-bawa kue tart yang gede banget.

"Happy birthday, Rafa!" seruan yang tak kalah heboh tiba-tiba terdengar lagi. Dan ruang studio yang cukup besar itu, entah bagaimana, tiba-tiba saja sudah penuh orang. Rafa semakin khawatir, karena microphone masih ia biarkan menyala, dan hanya ada music background yang menandakan kalau radio itu masih onair. Yang bikin Rafa shock, sekarang operator yang harusnya berinisiatif memutar lagu, kini ada di tengah-tengah lingkaran pemberi kejutan ini.


"Alah udah gak papa, hari ini waktunya elo beristirahat sejenak," kata Mbak Vera, salah satu owner radio Suaramuda.

"Ya sobat muda semuanya..." Mbak Vera mengambil alih. "Saat ini, penyiar kesayangan kalian sedang berulang tahun, sudah semakin tua dia ini ya. Dan bagi kalian yang mau berinteraksi langsung buat bertanya, curhat, atau bahkan ngucapin selamat ulang tahun buat penyiar ketjeh kita ini, silahkan ke facebook kita di Suaramuda, atau ke akun Instagram kita di @suaramuda_Official, atau kalau mau fast responds bisa langsung ke WhatsApp kita dimana, Raf?" Ditanya begitu, Rafa yang masih shock buru-buru melihat ke layar ponsel yang disediakan, dan lalu membaca cepat.

"081223212141."

"Itu dia... Tema Bicara mental hari ini apa, Raf?" tanya Vera iseng.

"Temanya adalah pertanyaan-pertanyaan yang bikin risih saat pertemuan atau kumpul keluarga besar," jawab Rafa.

"Nah itu dia. Nanti kita akan lanjutkan lagi perbincangan serunya, setelah beberapa lagu yang akan kita putarkan berikut ini. Hari ini kita punya apa aja, Raf?"

"Kita punya Shallow, by Lady GaGa and Bradly Cooper, ada Dance Monkey by Tones And I, dan ada juga To The Bone by Pamungkas. So check this out, jangan kemana-mana, stay tuned terus di Suaramuda 106.9FM," kata Rafa. Sang operator yang ingat sama tugasnya segera berlari dan memutar lagu-lagu yang telah dibacakan tadi. Setelah itu, acara kejutannya dilanjut lagi.

***
Di sebuah restaurant seafood dengan nuansa elegan itu mereka semua berkumpul, untuk makan-makan merayakan ulang tahunnya Rafa yang ke-27. Jujur aja, sampai sekarang, lelaki tampan, muda nan jomblo ini masih kebingungan dengan big-big surprise yang diterimanya di tengah-tengah onair tadi.

"Woi, jangan bengong. Lagi ulang tahun kok bengong," kata Rosy seraya menepuk Pundak Rafa.

"Nganu eh bu, masih kaget saya..." Rafa meringis.

"Nggak usah kaget, kita sayang sama lo," kata Rosy seraya membenarkan rambutnya. Bukan rambut betulan, itu hanya wig yang ditata sedemikian rupa, karena rambut Rosy belum lagi tumbuh setelah kemonya yang terakhir.

"Te-terima kasih, bu. Tapi jujur, salah satu kado terindah buat saya adalah Ketika tau kalau ibu sembuh akhirnya..."

"Terima kasih, Rafa... Sebenernya masih ada satu kado lagi yang bakal gue kasih sama lo..."

"Wo, apa itu bu?" Rafa penasaran.

"Minggu depan, gue akan mengajar lagi, dan mulai siaran Bicara Mental lagi, nemenin elo..."

"Waaa serius?" jerit Rafa.

"Heh, ya nggak pake teriak juga! Tapi gue serius..."

"Ibuuuuuuuuu!" seru Rafa senang. Ia turun dari kursi, dan lalu memeluk Rosy erat-erat.

"Woi, woi, sakit nih anak!" kata Rosy seraya menjewer main-main

Telinga Rafa.

"Woi, ngapain lo peluk-peluk tante gue?" tanya Bian.

"E-Eh, sorry, mas. Tapi gue seneng banget..." kata Rafa seraya melepas pelukannya pada Rosy.

"Iya, gue paham kok. Iseng aja gue tadi," kata Bian seraya ketawa. Akhirnya semua juga ketawa, dan melanjutkan makan mereka. Selamat ulang tahun, Rafa.

(TBC).

SALAH JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang