Empat Puluh Tujuh

407 64 2
                                    

"Kau baik-baik saja?" Namjoon bertanya.

Yoomi melihat kepalan tangannya yang sedikit tergores. Baru sekarang, ia merasakan pedih di sana.

"Ya, bukan apa-apa. Luka kecil, aku sudah terbiasa."

Si penjaga gerbang menatap mereka berdua dengan heran, namun masih memberikan salam ketika Yoomi dan Namjoon berjalan melewatinya. Untung saja si penjaga belum mengetahui hubungan Yoomi dan Jaehwan yang telah berakhir miris, sehingga Yoomi masih dapat keluar masuk rumah tersebut dengan leluasa.

"Jadi, bisa kau jelaskan semua ini?" tanya Yoomi tanpa basa-basi.

Namjoon menatapnya sejenak.

"Aku dengar kalau kau ingin berduel dengan Jaehwan tadi."

"Apa?!" kaget Namjoon. "Bu-bukannya kau sudah berjalan pergi?"

Yoomi melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku memang sudah pergi. Tapi terdengar begitu saja."

Namjoon terlihat menutupi wajahnya untuk menahan malu. Yoomi diam-diam tersenyum melihat tingkahnya yang begitu menggemaskan.

"Apa kau menyukaiku?"

Pria itu terkejut, segera melepaskan kedua tangannya dari wajah. Namun wajahnya memerah.

"Masih," jawabnya kecil. "Tepatnya, aku masih menyukaimu."

"Apa? Masih?"

"Sejak bertemu denganmu di sekolah dulu, aku sudah menyukaimu."

"Tunggu!" panik Yoomi.

Namjoon membuang tatapan matanya ke arah lain dan mulai memegang tengkuknya.

"Kau sepertinya tidak nyaman. Maaf."

Pria itu melangkah mundur untuk sedikit menjauhi dirinya dari Yoomi. Namun wanita itu menahan lengan jasnya.

"Kau, berbicara seolah-olah aku menderita fobia pada pria."

"Aku cuma terkejut, karena tidak pernah tahu," lanjutnya.

Namjoon sempat melihat tangan Yoomi yang mencengkeram pelan jasnya. Luka gores di bagian punggung tangan wanita itu sebenarnya tidak terlihat baik-baik saja.

"Mungkin juga karena aku tidak pernah memberitahukannya kepada siapa pun," ujar si pria kemudian.

Dengan berani, ia meraih tangan Yoomi dengan lembut, lalu mengajaknya untuk berjalan ke sebuah taman bermain anak-anak yang tidak jauh dari sana.

"Padahal sebelum mengenal Jaehwan, aku lebih dulu mengenalmu. Bukannya berarti saat itu, kau sudah memiliki perasaan padaku?"

Awalnya Yoomi bimbang untuk melanjutkan pembicaraan ini, namun sekarang ia penasaran. Sembari berjalan melihat ke bawah karena malu, Yoomi pun mencoba melirik Namjoon ketika tidak mendengar tanggapan apa pun dari pria itu. Wajahnya memerah ketika mendapati Namjoon yang sedang tersenyum kecil. Pria tersebut tampaknya tengah bernostalgia.

"Sejujurnya, dulu aku mendapatkan banyak sekali beasiswa, sehingga aku bebas memilih sekolah mana saja yang ingin kumasuki. Aku meluangkan waktuku sehari untuk mengunjungi sekolah itu satu per satu. Lalu, aku melihatmu di sana."

Kedua mata Yoomi melebar. "Apa ini? Kau sudah lebih dulu mengenalku, dong?"

Namjoon mengangguk. "Aku tidak tahu kenapa saat itu kau ada di sana. Tapi yang kuingat, kau diejek rendah oleh senior sana dan kau mencoba untuk meyakinkan mereka kalau kau akan tumbuh jauh lebih tinggi dari mereka suatu hari. Walaupun cara bicaramu memang sedikit kasar."

The Devil Bride to Be | KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang