Dua Puluh Enam

518 87 0
                                    

Mereka, benar-benar terang-terangan dalam soal menghindari satu sama lain.

Ketika Talitha keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamar, Taehyung keluar dari kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya di ruang tamu. Ia berjalan ke sana kemari hingga akhirnya memutuskan untuk memutarkan sebuah lagu. Lagu yang dinyanyikan oleh The Carpenters, berjudul Yesterday Once More.

Taehyung tidak mengerti, namun ia selalu merasa ingin minum dan mabuk setiap kali mendengarkan lagu tersebut. Kedua kakinya mengantarnya ke dapur untuk mendapatkan sebuah gelas anggur. Tapi setelah gelas tersebut sudah berada di genggamannya, ia memainkannya sembari berpikir kembali.

Kedua matanya menatap pintu kamar.

Dengan helaan napas panjang, ia akhirnya kembali menyimpan gelas tersebut ke tempatnya. Taehyung tidak ingat sejak kapan ia tidak menyukai keheningan rumahnya. Walaupun lagu masih dibiarkan terputar, entah kenapa ia juga masih merasa terlalu sunyi.

Dia melirik jam dinding. Biasanya jam segini, dirinya selalu beradu mulut dengan Talitha di dalam kamar. Entah itu membahas makanan Cooky, meributkan aturan permainan papan, mengukur kasur agar mendapatkan ruang yang sama besar, ataupun merebutkan keripik terakhir yang ada di dalam kemasan.

Tanpa sadar, pria tersebut tersenyum begitu saja ketika mengingatnya kembali. Dilihatnya pekerjaan yang belum juga ia selesaikan dari tadi. Tapi bukannya segera dilanjutkan, ia berdiri dari kursi dan berjalan mengendap-endap ke depan pintu kamarnya. Ditempelkan kuping sebelah kanannya ke pintu tersebut dan mencoba untuk mendengar apa yang sedang dilakukan oleh Talitha.

Selang beberapa detik, Taehyung tidak mendapatkan bunyi atau suara apa pun dari dalam.

"Apa dia ketiduran?" pikirnya.

Namun seseorang harus berada di dekatnya jika Talitha ketiduran, karena bisa-bisa Sang Penengah lagi-lagi datang untuk mengacau. Tapi pikiran Taehyung tiba-tiba memikirkan kemungkinan lain.

"Dia, tidak mungkin sudah kembali ke dunianya, kan?"

Tanpa pikir dua kali, Taehyung langsung membuka pintu dengan keras, membuat Talitha menatapnya sebentar karena terkejut lalu segera membuang wajahnya. Pria itu menggigit bibir bawahnya, kesal karena sepertinya dia telah kalah telak dari Talitha yang lebih kelihatan tidak peduli dengannya.

Ia kembali untuk mengambil pekerjaannya ke dalam kamar dan melanjutkannya di meja kerjanya. Mungkin Talitha akan lebih tenang jika ketiduran saat ini karena dirinya sudah berada di ruangan yang sama dengannya.

Kau hanya cukup tidak diinginkan saja.

Taehyung menghantamkan dahinya keras ke dokumen yang sedang ia pelajari dan mendiamkan dirinya di sana selama beberapa menit.

"Apa aku harus menahannya saja supaya dia tidak kembali ke dunianya?" Taehyung menanyai dirinya sendiri di dalam hati.

Ia menggeleng. "Tidak, itu namanya egois."

"Tapi, bagaimana caranya dia bisa kembali kalau aku terus menginginkannya?"

"Apa aku cukup mengabaikannya saja kalau begitu?"

Talitha yang sedang asyik dengan ponselnya pun akhirnya memperhatikan Taehyung dari belakang.

"Apa aku harus meminta maaf padanya?" ia membatin.

"Atau kubiarkan dulu saja, ya?"

Ia melihat kedua tangannya dan mengingat kembali mimpi yang pernah ia dapatkan sebelumnya.

Ketika dirinya berlari untuk meraih Taehyung, namun jatuh karena ia menembus raganya. Saat itu, wajah pria tersebut getir karena kehilangan dirinya. Walaupun hanya sekedar mimpi, kejadian tersebut terasa sangat nyata sehingga Talitha tidak dapat melupakannya.

The Devil Bride to Be | KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang