Dua Puluh Dua

533 88 3
                                    

Talitha yang telah berada di kursi belakang saat ini memperhatikan kedua pria yang berada di depannya. Kim Taehyung yang berada di kursi kemudi sibuk memakai sabuk pengaman sedangkan Kim Seokjin sibuk mengirimkan pesan kepada seseorang.

"Jadi, kenapa kita harus pergi denganmu, Jin?"

"Litha, apa kau akan terus berbicara tidak sopan kepada seseorang yang akan membantumu?" Taehyung menegur seraya menghidupkan mesin kendaraan roda empatnya.

"Tapi umurku jelas lebih tua daripada kalian semua."

Tawa Seokjin pecah. Ketampanan pria tersebut lantas terlihat jelas, untuk itu Talitha dapat merasakan sedikit kehangatan di wajahnya yang memerah.

"Lupakan. Kalau begitu, tidak masalah kan kalau aku memanggilmu oppa?" tanya Talitha pada Seokjin

"OPPA?! " Tanpa sadar Taehyung memekik tidak percaya.

Pria tersebut tidak berpikir bahwa Talitha akan bertindak hingga sejauh itu.

"Masalah untukmu?" si wanita membalas balik.

"Kau bahkan belum cukup dekat untuk memanggil Tuan Kim Seokjin di sini dengan sebutan oppa!"

"Cih," Talitha mengomel.

"Padahal kau sendiri yang bilang kalau aku harus sopan pada oppa," lanjutnya.

"Sopan pantatmu!"

Mulut Talitha terbuka lebar, terkejut dengan gerutuan Taehyung yang baru pertama kali ia dengar.

"Apa kau bilang?"

Seokjin hanya dapat tersenyum kikuk, bingung apa yang harus dirinya lakukan dengan situasi seperti itu. Jadi sebelum Taehyung kembali membalas ocehan Talitha, ia menengahi mereka.

"Kelihatannya Anda penasaran kenapa saya harus ikut, ya?"

Karena Seokjin menghadap Talitha ketika menuturkan pertanyaannya, wanita tersebut menjadi gugup hingga terbata-bata saat mencoba untuk mengiyakannya.

"Kalau begitu, apa Anda ingin mendengarnya dari awal?"

Seokjin memasukkan ponselnya kembali ke saku jasnya sebelum memulai cerita.

"Adik perempuan saya memiliki nasib yang sama seperti mantan tunangan Tuan TaehyungEnam tahun yang lalu, ia meninggal karena leukimia. Malamnya, setelah berita duka tersebut disampaikan oleh dokter, jasadnya menghilang."

Secara tidak sadar, cengkeraman Taehyung pada setir mengencang.

"Saya sempat mencoba untuk mencarinya selama seminggu, hingga ibu saya tiba-tiba membawanya kembali, dalam keadaan bernyawa. Pertemuan pertama itu membuatku mempertanyakan banyak hal. Namun ternyata, ibu saya telah melakukan praktik terlarang itu, dan percobaan pembangkitannya tidak berhasil. Itu sebabnya ibu saya mengambil resiko untuk memasukkan jiwa satan ke dalam tubuh adik perempuan saya agar praktik tersebut tidak sia-sia."

"Seharusnya waktu itu saya mencarinya sampai ke sana. Karena tidak terpikir akan kemungkinan tersebut, saya tidak melakukannya. Mungkin saja jika tepat waktu, saya bisa membatalkan praktiknya. Kalau saja begitu, mungkin satan yang merasuki tubuh adikku itu tidak akan meninggal begitu saja."

Seokjin menghentikan ceritanya sesaat karena tenggorokannya tercekat. Talitha tahu, bahwa pria tersebut pasti sangat merindukan adik perempuannya itu. Dan mungkin saja ia juga memiliki perasaan bersalah kepada satan malang tersebut. Pasti satan tersebut, telah dibinasakan oleh Sang Penengah.

Talitha menoleh untuk menatap Taehyung yang tidak memberikan respons apa pun.

"Jadi, apa maksud Anda dengan waktu itu tidak mencarinya sampai ke sana? Anda mengenal si medium yang telah melakukan praktik itu pada adik perempuan Anda?"

The Devil Bride to Be | KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang