Dua Puluh Tiga

511 91 3
                                    

"Kau sudah berjanji untuk merahasiakan lokasiku seumur hidupmu. Apa kau sudah tidak sayang lagi dengan nyawamu?"

Seokjin yang telah masuk ke dalam gubuk, menoleh ke jendela untuk melihat Taehyung dan Talitha yang lagi-lagi beradu mulut di luar. Yoongi tidak mengizinkan mereka berdua masuk ke gubuknya beberapa menit yang lalu. Jadi, Seokjin menempelkan kedua telapak tangan di depan wajahnya, mencoba untuk memohon.

"Yoon, sekali ini saja, ya?"

"Kau gila. Kenapa juga kau harus menolong seseorang yang tidak kau kenal?!"

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau hanya menolong seseorang yang kau kenal? Tidak, kan?"

Yoongi membuang wajahnya, mencoba untuk menyusun kembali botol-botol kecil yang terjatuh berantakan di atas meja.

"Yoon, ayolah."

"Padahal kau cukup mengabariku saja dan biar aku sendiri yang pergi ke sana untuk membantu! Kenapa kau malah membawa mereka ke sini?!"

"Apa kau benar-benar akan membantu mereka saat itu? Apa kau benar-benar akan membantu kalau aku tidak membawa mereka ke sini?" tiba-tiba saja, intonasi Seokjin menjadi serius.

Yoongi terdiam.

"Aku tahu kau tidak akan membantu mereka."

Si medium itu kemudian tersenyum miring. "Oh, ya? Atas dasar apa kau bisa berasumsi kalau aku tidak akan membantu mereka?"

"Kau, kan?" tanya Seokjin tajam seraya menatap sepupunya.

"Apanya yang aku?"

"Kau, kan? Yang melakukan praktik terlarang itu pada wanita di luar sana?"

Yoongi menggigit bibir bawahnya kuat.

"Bukan."

"Yoon, medium yang dapat melakukan pembangkitan seperti itu tidak banyak. Menurutmu, berapa banyak medium yang dapat melakukan praktik itu di Korea Selatan sendiri?"

"Diamlah. Aku bilang bukan aku."

"Padahal kau sendiri sudah berjanji padaku untuk tidak melakukan praktik itu lagi. Kenapa kau masih melakukannya?"

"Aku bilang bukan aku! Aku sudah tidak melakukan praktik sialan itu!"

"Jangan mengelak, Min Yoongi. Aku tahu kau tergila-gila dengan praktik itu. Aku tahu kau penasaran dan terus ingin melakukannya. Apa kau tidak sadar kalau sedikit demi sedikit kau menghancurkan dunia ini? Apa kau belum cukup sadar ketika melakukannya pada adik perempuanku?!"

Seokjin tidak sadar bahwa kedua tangannya telah mencengkeram erat bahu Yoongi. Pria mungil tersebut sedikit tertegun, namun ia menghempas tangan Seokjin dari tubuhnya.

"Aku minta maaf. Tapi saat itu aku melakukannya bukan karena aku tergila-gila ataupun penasaran pada praktik itu. Aku melakukannya karena aku pikir, mungkin dengan kehadiran adik perempuanmu lagi, kau akan kembali ceria. Itu saja."

"Sekarang pergilah. Aku tidak akan membantu siapa pun hari ini."

Seokjin mengepalkan kedua tangannya erat. Buku-buku jarinya memutih.

"Tanggung jawab," ujarnya kecil.

Yoongi menoleh balik dengan mengernyitkan alisnya. "Apa?"

"Aku menyuruhmu untuk bertanggung jawab."

"Mau kubilang berapa kali kalau wanita itu tidak ada hubungannya denganku?!"

"Bertanggung jawablah. Atau aku tidak akan datang ke sini lagi, selamanya."

The Devil Bride to Be | KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang