Dua Puluh Delapan

480 87 1
                                    

Kim Namjoon yang telah menunggu Taehyung di pintu masuk utama, sedang menggulir layar tablet miliknya. Kacamata yang tengah menggantung di batang hidungnya terlihat cocok menyempurnakan wajahnya yang sedang serius. Beberapa pegawai yang telah sampai kantor pagi itu pun, tidak menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk menyapanya sebentar. Walaupun berakhir dengan tidak adanya tanggapan dari Namjoon, mereka sudah cukup puas karena dapat mempelajari wajah serta keelokan tubuh atletis dari sekretaris pribadi pimpinan mereka tersebut.

Ketika Taehyung terlihat sedang berjalan menuju pintu utama, Namjoon mengangkat kepalanya yang sedari tadi dalam keadaan menunduk. Ia memperbaiki posisi kacamatanya lalu menyerahkan tablet miliknya kepada Taehyung. Kedua kakinya mengikuti irama Taehyung secara bersamaan menuju elevator.

"Dari pihak kita belum dapat melawan artikel yang terus dipublikasikan, Pak. Karena produk ini juga dipromosikan oleh Jeon Jungkook langsung, saya rasa dampaknya akan terus dibesar-besarkan," tutur Namjoon.

"Ini juga akan menguntungkan pihak pesaing secara tidak langsung."

Kim Taehyung berhenti menggulir layar tablet ketika melihat sebuah judul artikel yang mengganggunya.

Inikah Akhir dari Milwa Corporation?

Ia berhenti mengambil langkah. "Aku bukan penggemar clickbait  yang kelewatan seperti ini."

Namjoon tidak memberikan tanggapan apa pun karena dirinya merasa bahwa Taehyung belum selesai berbicara, dan tentu saja ia benar akan hal itu.

"Suruh tim internal untuk tangani artikel yang bermasalah seperti ini dulu."

"Baik, Pak."

"Hei," Taehyung memanggil.

"Jangan merengut. Dari masalah-masalah lain yang pernah kita hadapi, ini masih termasuk ringan. Lagi pula ada kalanya kita tidak dapat memprediksi masalah seperti ini."

Namjoon lagi-lagi memperbaiki posisi kacamatanya yang sedikit bergeser turun. Keningnya masih berkerut hingga terlihat kesal.

"Kalau saja orangnya tidak mengunggah kecacatan produk kita melewati media sosialnya dengan mengaitkannya pada Jungkook, mungkin keadaan tidak akan seburuk ini. Bagaimana bisa judul artikel pun menulis ketidak-masuk-akalan ini? Bisa-bisa image perusahaan menjadi buruk! Padahal kita tidak melakukan kesalahan apa pun," balas Namjoon dengan nada yang sedikit ditinggikan.

"Kita memang melakukan kesalahan."

"Ya?"

Taehyung membuang napas berat. "Produk baru yang tahap produksinya belum sempurna bisa berada di tangan seseorang, karena memang pengawasan pabrik yang lalai."

Namjoon bergeming. Namun, ia kembali melihat atasannya yang terlihat kesal dengan bawaannya yang tenang. Karena itulah, semua pegawai menganggap Kim Taehyung sebagai seseorang yang berkarisma, tidak terkecuali dirinya.

"Namjoon-a," Taehyung memanggil.

"Ya, Pak Direktur?"

"Seseorang menawarkanmu sebuah teknologi yang belum dirilis secara resmi dengan harga yang murah secara ilegal. Siapa pun orang itu, ia pasti sedang membutuhkan uang saat itu. Kau membelinya dan pulang untuk mencobanya. Namun ketika kau menghidupkan mesinnya, tidak berapa lama, muncul suara ledakan dan akibatnya kau terluka. Seseorang melaporkan kejadian itu dan polisi berdatangan untuk memantau lokasi. Setelah mengumpulkan barang bukti, polisi pun menanyaimu tentang kejadian tersebut. Apa yang akan kau jawab?"

Namjoon mengernyitkan kedua alisnya. Taehyung tiba-tiba membuatnya berpikir dari perspektif yang berbeda. Karena ia cerdas, Namjoon tidak perlu waktu lama untuk membalas pertanyaan atasannya.

The Devil Bride to Be | KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang