Lima

1.4K 243 79
                                    

Ketika kedua matanya terbuka, ia lantas merasakan hantaman pada kepalanya yang sakit bukan main. Seolah-olah banyak tukang yang sedang bekerja keras untuk merenovasi organ yang berada di dalam tulang tengkoraknya. Dengan bantuan kedua tangannya yang dipaksa bergerak, A-Yeong membangunkan tubuhnya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur.

Ia menjilat bibirnya yang pucat dan dapat ia rasakan permukaan yang pecah-pecah itu. Namun yang membuatnya terkejut adalah rasa sakit yang datang setelahnya.

Mendengar suara rintihan, Taehyung pun menoleh dari ruangan kecil tempat ia menyimpan segala baju dan aksesorinya. Pria itu tidak tahu apakah semalam dirinya tertidur atau tidak, tetapi yang terpenting, dirinya harus tetap pergi bekerja pagi ini.

Sembari memasang jam tangan, Taehyung berjalan menuju kasurnya yang ditiduri oleh tunangannya tadi malam. Dia menduduki kasur dan menatap lekat wajah tunangannya yang mengernyit was-was.

"Kau baik-baik saja?" Taehyung membuka suara.

Tunangannya sedikit menengadah untuk memerhatikan Taehyung yang jauh lebih tinggi darinya, padahal mereka berdua sama-sama sedang menduduki kasur.

"Apa kau tidak bisa melihat keadaanku dengan jelas?" balasnya.

"Tentu saja aku tidak baik-baik saja. Itu pertanyaan paling bodoh yang pernah kudengar."

Suara wanita itu serak dan terlihat sekali dari raut wajahnya bahwa dirinya sedang menahan sakit, padahal ia hanya sekedar berbicara.

Taehyung terheran-heran mendengar kalimat yang keluar dari mulut tunangannya. Dirinya tidak ingat bahwa tunangannya pernah berkata kasar padanya. Meskipun begitu, ia bersikap masa bodoh sembari tangan kanannya bergerak untuk ditempelkan ke kening wanita tersebut.

Selagi tangan kirinya mencoba untuk menghubungi Sekretaris Kim, ia merasakan kehangatan dari kening tunangannya. Secara tak terduga, A-Yeong mengibas pergi tangan Taehyung di saat yang sama ketika Namjoon mengangkat panggilan. Jadi Taehyung sempat melihatnya dengan tatapan yang sulit dibaca sebelum memulai pembicaraan dengan sekretarisnya.

"Tunda pertemuan pagi ini. Kurasa aku akan sedikit telat."

A-Yeong dapat mendengar suara sekretarisnya yang terkejut dan menuntut alasan pada Taehyung yang tidak berbicara banyak.

"Ya ampun, bilang saja aku terjebak macet dan katakan pada mereka untuk berkumpul kembali jam sepuluh," celoteh Taehyung. Dirinya tidak menginginkan sekretarisnya tahu tentang alasan dibalik keterlambatannya.

Namun, suara seberang kembali terdengar, dan kali ini jauh lebih tinggi. "Bualan Anda sangat tidak masuk akal, Pak Direktur! Memangnya Anda tinggal di Korea Selatan bagian mana? Padahal Anda tahu pertemuan hari ini sangat penting bagi perusahaan!"

Taehyung membuang napas kesal sembari memijit tulang hidungnya dengan mata yang terpejam erat. "Apa kau sedang mengejekku sekarang, hmm? Tugasmu itu kan memang menjalani perintahku, Namjoon!"

Meskipun Sekretaris Kim telah diomeli oleh sang direktur, celotehannya tidak berhenti juga. "Tapi jarak rumah Anda ke kantor hanya sepuluh menit pakai kaki, Pak! Jika Anda tunda pertemuan ini sampai dua jam lamanya, saya takut nanti hasilnya tidak akan sesuai harapan!"

A-Yeong dapat melihat Taehyung berdiri dari kasur dan menggigit bibir bawahnya dengan geram. "Apapun yang terjadi, hasilnya pasti akan sesuai harapan, Sekretaris Kim. Kau hanya cukup menunda pertemuan itu selama dua jam. Jika terjebak macet memang terdengar tidak pantas, katakan saja pada mereka kalau aku masuk rumah sakit karena diare!"

Sebelum dibalas balik oleh si sekretaris, Taehyung segera mengakhiri panggilannya. Untuk sejenak, tidak ada yang membuka pembicaraan. Dan keduanya saling membuang muka untuk melihat sesuatu yang lain.

Taehyung pun akhirnya berdeham. Refleks, A-Yeong bergerak untuk melihatnya.

"Walaupun suhu tubuhmu sudah menurun tadi malam, kau masih demam. Tunggulah di sini. Akan kubuatkan sesuatu untuk dimakan. Setelah itu, kau harus minum obat."

Sambil berjalan keluar kamar, Taehyung bergerak untuk melipat lengan kemejanya agar tidak mengganggunya saat memasak. Karena lengan kemejanya yang dilipat, Taehyung jadi merasa sesak tanpa alasan. Jadi ia memutuskan untuk melepaskan satu kancing teratas hingga berhasil mengekspos sedikit dadanya yang bidang.

Taehyung memiliki kebiasaan mendengarkan lagu ketika memasak. Lagu berjudul Fly Me to the Moon yang dinyanyikan oleh Frank Sinatra dibiarkan berputar lembut di ruang tamu. Namun di tengah memasak, lagu tersebut berhenti mendadak hingga membuat Taehyung menoleh balik.

Tunangannya terlihat sedang mengangkat stylus alat pemutar piringan hitam tersebut ke atas, sehingga lagu yang diputar berhenti di tengah-tengah. Namun Taehyung tidak memberikan komentar apapun karena kedua matanya tertuju ke tunangannya yang saat ini kelihatan mungil dengan memakai baju kemejanya yang kebesaran.

"Katakan padaku kau tidak membongkar ruangan bajuku."

to be continued...

Author's note :

Karena mungkin masih ada kekurangan dalam penulisan atau alur yang kurang menarik, saya selalu menerima saran dan masukan. Namun, saya akan merasa sangat lega jika tulisan ini telah dianggap berada di atas ekspektasi para pembaca. Dengan memberikan vote, saya menganggap para pembaca telah mendukung perkembangan cerita ini untuk menjadi lebih baik lagi.

Salam cinta,
MilkyWayCreature

The Devil Bride to Be | KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang