BISMILLAH UPDATE WKWK.MAAPIN AUTHOR YANG SEKARANG SUKA MAGER BUAT UPDATE.
JANGAN LUPA VOTE KOMEN OKEE.
KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YAA...
MENEPI UNTUK PERGI 41.
"Looking always happy, doesn't mean don't have a problem" --Nathan Khalandra.
"Sebaiknya kita bicara di ruangan saya saja. Mari" Dokter itu berjalan terlebih dahulu menuju ruangannya.
Ayudia yang ingin melangkah mengikuti dokter langsung berhenti karena tangannya di tahan oleh Zea "Aku ikut tante" Ujar Zea dengan tatapan memohon.
"Kamu disini aja ya tunggu tante keluar dari ruangan" Ujar Ayudia lembut dengan mengusap tangan Zea sayang.
Zea menggeleng "Aku mohon tante bolehin aku, aku mau tau keadaan Nathan"
Melihat air mata yang terus mengalir di pipi Zea membuat Ayudia merasa tak tega untuk tetap tak membiarkan Zea ikut.
"Yaudah yuk" Ajak Ayudia membuat Zea merasa lega. Zea menatap Dara sejenak Dara yang mengerti langsung menganggukkan kepalanya.
Baru saja sampai di ruangan Zea dan Ayudia langsung di persilahkan duduk oleh sang dokter lelaki paruh baya itu yang tadi menangani Nathan di UGD.
"Silahkan duduk" Ujar Dokter itu ramah.
Ayudia dan Zea kompak mengangguk lalu menarik sedikit kursi dan duduk tepat bersebrangan dengan sang dokter.
"Jadi bagaimana kondisi anak saya dok?" Tanya Ayudia to the point tanpa basa-basi.
Sang Dokter menghela nafas pelan "Apa anak ibu memiliki riwayat sakit ginjal?" Tanya Dokter itu membuat Zea mengerutkan dahinya lalu menatap Ayudia untuk mendapatkan jawabannya.
Ayudia menatap sebentar Zea yang juga menatapnya lalu ia menjawab pertanyaan Dokter itu "Iya dok"
Seketika hati Zea seperti tersayat pisau saat mengetahui fakta yang sangat mengejutkan baginya. Sungguh ia tak percaya jika Nathan memiliki riwayat sakit ginjal, karna yang Zea tahu Nathan baik-baik saja dan selalu menjadi yang paling kuat untuk Zea.
"Sudah saya duga sebelumnya. Jadi seperti ini buk ginjal anak ibu yang sebelah kanan sudah tidak berfungsi lagi di tambah tadi adanya benturan keras tepat di perut sebelah kanan nya" Jelas Dokter membuat Ayudia tak kuat menahan tangis lagi "Apakah anak ibu rutin cuci darah?"
"Anak saya selalu rutin untuk cuci darah dok"
"Apakah pasien selalu minum obat tepat waktu sesuai anjuran dokter?"
Ayudia diam sejenak, akhir-akhir ini ia terlalu keras bekerja sampai lupa untuk terus memantau Nathan agar minum obat teratur.
"Dengan berat hati saya mengatakan ini buk" Ujar Dokter itu membuat suasana semakin terasa hening dan dingin.
Jujur Zea tak siap dengan apa yang akan dokter ini katakan nanti, Zea masih terlalu syok dengan fakta yang di simpan rapih oleh Nathan selama ini. Berarti selama ini Nathan sering hilang tanpa kabar karna ia sedang melakukan cuci darah, jadi selama ini Nathan selalu terlihat pucat karna dia memiliki riwayat gagal ginjal, jadi selama ini Nathan sering kali mimisan karna dia sedang menahan sakit dan dengan bodohnya Zea tak pernah menyadari hal itu. Zea terlalu asik dengan kesedihannya sampai ia tak lagi menyadari hal yang aneh di sekitarnya.
Terlalu senang di hibur sampai lupa menghibur.
"Pasien mengalami koma akibat dari ginjal sebelah kanannya sudah tidak berfungsi dan kami tidak tahu kapan pasien akan sadar" Dokter itu mengusap wajahnya gusar "Sekarang yang bisa kita lakukan hanya berdoa untuk kesembuhan Nathan dan semoga saja ada pendonor ginjal yang cocok dengannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEPI UNTUK PERGI [END]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Menepi untuk pergi, Kalimat yang sangat cocok untuk menggambarkan perasaan gue sekarang. Mencintai seseorang yang ternyata malah mencintai sahabat sendiri. Disini gue lebih memilih menepi dan akhirnya pergi, karena percuma...