MENEPI UNTUK PERGI 44.

4.8K 344 28
                                    

HALO HALOO APA KABARR NIHHH

UPDATE LAGI DONG.....

ADA YANG UDAH GAK SABAR NUNGGUIN PART INI?

SPAM KOMENT UP CEPET YUKKKK

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YAA...

HAPPY READING🧡

MENEPI UNTUK PERGI 44.

"Bukan realita yang mengecewakan. Tapi ekspetasi lo yang terlalu tinggi, tinggi dalam mengharapkan keinginan yang nyata dan sempurna"

"Zea" Panggil Dito tepat saat Zea baru saja ingin membuka gerbang rumahnya.

Merasa namanya di panggil Zea langsung menoleh dan mendapati Dito yang baru saja turun dari motornya dan ingin menghampirinya.

"Kenapa?" Tanya Zea mundur menghindari Dito.

Dito langsung menghentikan langkahnya saat melihat Zea yang malah mundur menghindarinya.

"Boleh gue minta waktu lo sebentar ada yang mau gue omongin" Dengan memberanikan akhirnya kata-kata itu terlontar dari mulut Dito.

"Gue gak ada waktu, sorry" Dengan cepat Zea membuka kunci gerbangnya, masuk dengan tergesa-gesa lalu kembali menutupnya rapat meninggalkan Dito yang ingin mencegahnya namun tak bisa.

Zea semakin mengeratkan pegangannya pada gitar yang ia bawa. Ia baru saja pulang dari rumah sakit untuk menemui Nathan, tapi saat pulang sialnya ia malah di hampiri Dito dan tanpa merasa bersalah Dito meminta waktunya untuk berbicara. Sudah cukup, cukup untuk Zea mendengar semua caci maki yang keluar dari mulut Dito, Zea hanya ingin menyelamatkan hatinya dan menepati ucapannya untuk menjauhi Dito agar kehidupan Dito lebih baik tanpa dirinya.

Tangan Dito menggantung di udara, ingin mencegah tapi tak bisa Zea terlalu bergerak cepat untuk Dito yang mudah lengah. Dito menunduk menatap sepatu vans yang ia pakai, Zea benar-benar menepati ucapannya untuk menjauhi Dito dan Dito cukup menyesal akan itu.

Mengapa penyesalan baru saja datang disaat Dito sudah ingin kehilangan? Salahkan hatinya yang terlalu keras seperti batu.

"Ze"

Zea terlonjak kaget saat Tiara tiba-tiba sudah berada di sampingnya "Bunda bikin kaget aja" Ujar Zea memegang dadanya yang berdegup kencang.

"Itu di luar ada Dito kok gak kamu suruh masuk?" Tanya Tiara menoleh kearah jendela dan masih ada Dito disana.

"Sudah malam bunda gak sopan bertamu malam-malam" Jelas Zea lalu mengunci pintu utamanya.

"Kamu yang gak sopan ada tamu malah kamu tutup gerbangnya"

"Gak penting bunda" Balas Zea cepat "Aku mau bersih-bersih dulu abis dari rumah sakit soalnya"

Tiara berjalan mengikuti Zea dari belakanh "Oh iya gimana keadaan Nathan? Apa udah ada kabar baik?"

Zea memutar badannya menghadap Tiara sebelum ia benar-benar masuk dalam kamarnya.

Zea menggeleng pelan "Belum ada kabar baik, doain bunda"

"Pasti bunda doain"

Zea tersenyum dan langsung masuk kedalam kamarnya meletakkan gitar di tempat semua lalu membuka gordeng dan melihat keluar jendela, ternyata Dito sudah pergi meninggalkan rumahnya. Syukurlah, setidaknya Dito tak seperti di film-film yang rela menunggu berjam-jam demi wanitanya. Ah, bodoh Zea untuk apa juga Dito melakukan itu secara Zea tidak penting untuknya. Bodoh.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang