MENEPI UNTUK PERGI 40.

4.9K 396 48
                                    

HALO HALO......

GIMANA NIH UDAH GAK SABAR NUNGGU YAAA....

YUK RAMAIKAN YUK

KOMEN & VOTE YUKK BIAR MAKIN SEMANGAT

SPAM KOMEN BIAR MAKIN SEMANGAT UPDATE NYAA YAA TENCUUUU.

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YA...

HAPPY READING🧡

MENEPI UNTUK PERGI 40.

"Keyakinan cinta ku terlalu tinggi. Cintamu ternyata hanya imajinasi" --Zea Jovanka.

"Loh Ze kok lo di kelas, gak ikut kumpul di lapangan?" Tanya Nesya yang baru saja masuk kedalam kelas dan melihat Zea masih duduk sendiri di kursinya.

Zea mengerutkan dahinya bingung dengan pertanyaan Nesya barusan "Emangnya di lapangan ada apaan?" Tanya Zea bingung.

"Itu kayanya anak paski lagi pada ngumpul deh ada Dito dan yang lain juga soalnya, lo kok kaya gak tau gitu sih, lo gak di ajak? Kan lo inti" Kali ini Nesya yang bingung.

Zea tersenyum kaku "Oh itu di ajak kok cuma gue lagi males aja mau keluar, di luar juga ramai" Bohong Zea, sekarang memang sedang jam istirahat pasti akan ramai tapi kenapa semenjak kejadian itu Dito bersikap tidak profesional lagi ia selalu membawa masalah pribadi kedalam eskul.

"Oh gitu" Nesya mengangguk lalu berjalan ke tempat duduknya.

"Lo gak sepenting itu Zea" Zea terkekeh miris lalu menertawakan dirinya yang bodoh akan cinta.

Kepalanya ia tolehkan sedikit untuk mengintip ke jendela yang masih bisa menampilkan serombongan orang yang ada di lapangan. Dengan Dito yang sedang berbicara di depan dan adik tingkat yang sedang mendengarkan ucapan yang sedang Dito katakan.

Ada rasa rindu saat melihat pemandangan itu, rindu masa-masa dimana semuanya masih baik-baik saja, rindu dimana Dito masih sehangat itu dengannya, rindu menjadi tak asing lagi. Tapi lamunan Zea langsung terbuyarkan saat ada seseorang yang menoleh pundaknya.

"Ngeliatin apa sih serius banget" Ujar Nathan melihat wajah kaget Zea.

"Hah.. Bukan apa-apa kok" Zea merapihkan ramputnya gugup karna Nathan yang tiba-tiba datang dan mengagetkannya.

"Ze lo nangis?" Tanya Nathan tak percaya saat melihat air mata Zea mengalir di pipinya.

Zea yang tak sadar langsung memegang pipinya dan menghapus air matanya, ternyata asik melamun membuat Zea jadi tak sadar jika ia menangis.

"Kenapa Ze, Dito lagi?" Tanya Nathan dengan nada yang tak suka.

"Enggak kok gue kelilipan aja" Bohong Zea tersenyum pada Nathan.

Nathan melihat keluar jendela melihat sesuatu yang dari tadi mengambil perhatiaan Zea "Lo gak bisa bohong"

"Gue gak sepenting itu Nath" Ujar Zea terkekeh pelan "Semua udah beda ternyata, gue udah menjadi asing yang usang"

"Ze-"

"Segitu bencinya Dito sama gue sampai-sampai dia gak mau gue ada disitu. Gue masih bagian dari mereka Nath gue juga berperan dalam eskul itu"

"Ze stop gue gak suka liat lo sedih" Ujar Nathan memberi Zea peringatan bahwa dirinya memang sangat tidak menyukai air mata gadis itu "Udah ya jangan sedih lagi lo gak sendiri ada gue disini"

"Makasih Nath" Zea tersenyum tipis sangat tipis.

Andra masuk kedalam kelas dan langsung menghampiri tempat duduk Zea.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang