MENEPI UNTUK PERGI 48.

6.1K 414 62
                                    

HALLO HALLO.....

AKHIRNYA AKU UPDATE LAGI NIHH...

PART MENDEKATI ENDING NIH YUHUUUU

ADA YANG BISA TEBAK GAK NIH ENDINGNYA BAKAL HAPPY ATAU SAD?

SPAM KOMEN YUKKK.

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YAA....

HAPPY READING🧡

MENEPI UNTUK PERGI 48.

Dito melempar puntung rokoknya kebawah lalu ia injak-injak menggunakan sepatu Convers miliknya.

"Gue bilang apa jangan pernah bermain dengan hati nanti lo sakit sendiri" Kata Adrian sembari terus menghisap rokok yang terapit di dua jari nya.

Dito kembali mengeluarkan satu batang rokok dari bungkusnya dan langsung menghidupkannya dengan pematik korek api lalu kemudia ia apitkan di dua jarinya dan mengsipanya sembari menikmati angin malam di atas Rooftop sepi yang terdapat cafe di bawahnya.

"Udah lima batang malam ini, lo gila" Tegur Dafa mematikan rokoknya.

"Gak ada yang perlu di sesali Dito lo hanya perlu jalani semuanya dengan semestinya" Ujar Adrian "Nasi sudah menjadi bubur, mau lo sekeras apapun merubahnya seperti semula itu udah gak ada guna"

"Seenggaknya gue bisa dapat maaf dari dia Yan"

Menghembuskan asap rokok yang cukup tebal. Dito terus mengamati asap yang perlahan terbang menghilang tersapu angin.

"Udah deh mending lo jangan ganggu dia lagi biarin aja dia jalanin hidup dia sendiri tanpa gangguan lo lagi" Ujar Dafa "Lo udah buat dia jauh dari Nathan. Gue diem-diem gini selalu ngamatin semua pergerakan Nathan ke Zea ya dan gue bisa liat kalau Nathan pasti ada rasa ke dia"

Dito berdecih tak suka mendengar semua ucapan Dafa barusan.

"Kalian ngerasa gak sih kalau selama Nathan pergi gitu aja tanpa jejak Zea jadi sering pulang sama anak SMA Merah Putih?"

Adrian langsung menganggukkan kepalanya "Iya semejak Nathan gak ada anak SMA Merah Putih selalu antar jemput Zea"

"Dari yang gue denger-denger nih ya katanya itu temen deket Nathan dari SMP dan mereka juga punya Distro yang mereka rintis dari bawah"

"Lo tau dari siapa Daf?"

"Mata-mata gue banyak" Sombong Dafa.

"Cih, sombong"

Adrian dan Dafa kembali menatap Dito yang masih sibuk menikmati rokoknya.

"Terus setelah ini lo mau gimana Dito?" Tanya Adrian yang langsung mendapat gelengan dari Dito.

"Gue nyerah"

"Berjuang aja belum" Ejek Dafa.

"Gue nyerah, mau sekuat apapun gue ngejar dia lagi gue gak bakal bisa. Perlakuan gue terlalu fatal untuk dia gue brengsek dan gue gak pantas dapat bidadari kaya dia"

"Kemana aja lo baru sadar kalau lo brengsek?"

Dito menatap Dafa sengit "MAKSUD LO APA?!"

"Lo emang brengsek dan lo gak pantas marah atas kata itu!"

Adrian menahan Dito yang ingin berdiri menghampiri Dafa "Udah jangan buat suasana makin keruh"

"Ini bukan sinetron dan lo bukan tokoh utama jadi jangan sok mendrama dan tersakiti disini" Dafa langsung melegang pergi sembari menyambar jaketnya dengan kasar.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang