Gak ada pembelaan untuk telat update kali ini. Maapken.
KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAI YAA.
MENEPI UNTUK PERGI 29.
"Lo terlalu jauh buat gue gapai" --Zea Jovanka.
Hari sudah semakin petang dan Dito baru saja menapakkan kaki kedalam rumahnya, wajah lelah dan langkah yang pelan Dito memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam.
"Kok baru pulang Dito?" Tanya Linda menyambut Dito yang baru saja pulang.
"Biasa mah ada kumpul eskul tadi" Balas Dito sekenanya dan langsung duduk di sofa ruang keluarga.
"Mandi dulu Dito abis itu kita makan bersama"
Dito memejamkan matanya hari ini membuatnya lelah "Sebentar mah"
"Sekarang Dito!" Tekan Linda membuat Dito mau tak mau menuruti keinginan kanjeng ratu kesayangan.
"Sesudah mandi langsung turun kebawah, makan"
"Iya mah"
Dito masuk kedalam kamarnya, melepas kemeja sekolah miliknya lalu mengambil handuk dan segera membersihkan tubuhnya yang terasa sangat gerah sekali. Tak butuh waktu lama untuk Dito membersihkan tubuhnya, sekarang ia sudah siap dengan kaos oblong dan celana selutut miliknya.
Dito tak langsung turun kebawah, ia memilih untuk membaringkan tubuhnya keranjang miliknya. Baru saja ingin terlelap tiba-tiba saja suara menyebalkan Kakanya terdengar di balik pintu kamar miliknya.
"Dito turun woy makan" Teriak Glen menggedor pintu kamar Dito dengan tak berperasaan "Cepet gue laper ini"
"DITO" Teriak Glen tidak sabaran karna perutnya sudah terasa sangat lapar.
Dengan malas Dito bangkit dari tidurnya dan membuka pintunya langsung di sambut oleh wajah kesal Glen.
"Lo ngapain aja sih dari tadi? Kuping lo udah pindah ke dengkul jadi gak denger gue teriak segitu kencengnya?" Tanya Glen kesal "Suara gue kebuang sia-sia karna lo"
"Berisik" Dito langsung melewati Glen begitu saja dan mulai menuruni anak tangga satu persatu.
"Adek durhaka lo! Gue kutuk lo jadi kutu" Pekik Glen sebal dan langsung pergi menyusul Dito ke meja makan yang sudah terdapat Deni, Linda dan Deon.
"Kok turun nya lama Dito?" Tanya Linda saat melihat Dito yang menarik kursi dan langsung duduk.
"Hampir ketiduran mah"
Glen duduk dengan wajah kesal, ia ingin mengambil nasi tapi tangannya langsung di tepis oleh Linda "Gak sopan, papah aja belum makan"
Lagi-lagi Glen mendengus kesal "Laper mah" Rajuknya "Udah satu tahun gak makan"
Deni yang melihat Glen merajuk terkekeh geli "Ayo, kita mulai makanya"
Dengan wajah berseri Glen mulai memasukkan satu persatu sayur dan lauk yang berada di depannya dan langsung memakannya dengan lahap.
"Bener-bener gak maka satu tahun dia mah" Ujar Deon terkekeh.
"Dito" Panggil Deni membuat Dito menoleh ke arahnya.
"Iya pah?"
"Kamu minggu besok ulang tahun kan? Mau bikin party dimana?" Tanya Deni.
Seketika Dito berhenti menyuapkan nasi kedalam mulutnya, ia hampir saja lupa jika minggu besok ia akan ulang tahun yang ke delapan belas.
"Basing papah aja" Jawab Dito.
"Ke bali aja pah, kita party di pantai" Ujar Glen semangat.
"Kan ini party nya Dito bukan kamu Glen" Sahut Linda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEPI UNTUK PERGI [END]
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Menepi untuk pergi, Kalimat yang sangat cocok untuk menggambarkan perasaan gue sekarang. Mencintai seseorang yang ternyata malah mencintai sahabat sendiri. Disini gue lebih memilih menepi dan akhirnya pergi, karena percuma...