Hallo selamat malam semuaa.
Sesuai janji ku, aku bakal double update nihh.SIAPA NIH YANG UDAH GAK SABAR NUNGGU PART PENUH KONFLIK DAN MENGURAS EMOSI?
KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YAA.
Kira-kira besok mau up ga nih? Kalau iya spam komen dong biar semangat. Makasihh hihi.
MENEPI UNTUK PERGI 22.
"Bahkan teman yang selama ini gue percaya pun melempar kebencian untuk gue. Lucu memang" --Zea Jovanka.
Mata Buk Putri membulat sempurna, tubuhnya hampir oleng karena syok melihat Nathan yang menggendong Zea dengan darah yang banyak ditambah lagi Zea yang tidak sadarkan diri.
"Ini ada apa lagi Nathan" Buk Putri memegang kepalanya pusing.
Nathan tak menghiraukan dan langsung berjalan menuju tenda darurat.
"Nathan ini Zea kenapa?" Panik Dara ikut masuk kedalam tenda darurat "Tadi Ayla, sekarang Zea. Sebenernya ini ada apa?"
"Stop buat nanya kali ini!" Geram Nathan membuat Dara langsung bungkam.
Nathan meletakkan Zea di kasur lipat yang sudah di sediakan dari pihak sekolah jika ada yang sakit. Nathan menatap nanar Zea yang berlumuran darah dan tangannya tertancap ranting.
"Tolong bantu gue Dar, obatin luka Zea" Mohon Nathan dengan suara yang lemah.
"Gue ambil p3k dulu" Dengan cepat Dara mengambil kotak p3k dan mengambil air untuk membersihkan darahnya terlebih dahulu.
Buk Putri masuk kedalam tenda darurat "Kenapa bisa begini Nathan?"
Nathan menggeleng, menatap tangan Zea yang tertancap ranting pohon "Saya harus bawa dia kerumah sakit buk. Sekarang!"
Buk Putri berjalan mendekati Zea dan membantu Dara membersihkan lukanya "Bagaimana cara membawanya? Disini cuma pak Hardi yang membawa mobil pribadi dan sekarang dia juga sedang mengantar Ayla. Ibu takut melihat kondisi Zea seperti ini" Mata Buk Putri berkaca-kaca mengucapkan itu "Kenapa hanya Ayla yang mereka selamatkan Nathan?"
Rahang Nathan mengeras, matanya memerah antara menahan emosi dan tangis melihat Zea seperti ini. Tangannya terkepal kuat.
Dara mulai membersihkan darah yang hampir mengering itu lalu membersihkan lukanya dengan perlahan dan sesekali meringis ngilu. Buk Putri mengusap rambut panjang Zea dengan prihatin sedangkan Nathan masih berusaha meredam emosinya.
Tiba-tiba Andra masuk kedalam tenda dengan tidak santai "Zea mana" Andra masuk seperti orang kebingungan "Zea mana Nath?" Mata Nathan melirik kearah yang sedang di obati dan itu membuat Andra paham.
Andra langsung menoleh kearah Zea "Kenapa bisa?"
Nathan menggelengkan kepalanya tanda ia tidak tahu yang sebenarnya terjadi.
"Buk apa sebaiknya kita telpon orang tuanya Zea" Usul Dara di sela membersihkan luka Zea.
Buk Putri menggeleng "Jangan dulu, ibu takut orang tuanya Zea malah panik"
Mata Zea mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk dan rasa sakit yang amat sangat di kepalanya.
"Ze" Panggil Dara.
Zea sudah tersadar sepenuhnya tapi ia hanya diam tanpa mau melihat sekelilingnya dan berbicara.
"Ze apa yang terjadi?" Tanya Dara terburu-buru.
Nathan langsung menatap nyalang Dara dan menghampiri Zea "Jangan tanya hal itu sekarang"
Dara langsung bungkam dan merutuki dirinya sendiri yang sudah bodoh menanyakan hal di waktu yang tidak tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEPI UNTUK PERGI [END]
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Menepi untuk pergi, Kalimat yang sangat cocok untuk menggambarkan perasaan gue sekarang. Mencintai seseorang yang ternyata malah mencintai sahabat sendiri. Disini gue lebih memilih menepi dan akhirnya pergi, karena percuma...