MENEPI UNTUK PERGI 30.

4.2K 332 64
                                    

Hallo apa kabar semuanyaa?

Gak kerasa MENEPI UNTUK PERGI sudah sampai di part 30. Masih semangat gak nih buat terus lanjut baca ceritanya?

Yang baca cerita ini dari daerah mana aja nih?

Siap memenuhi setiap paragrafnya dengan antusias kalian?

KALAU ADA TYPO LANGSUNG TANDAIN YA.

HAPPY READING.....

MENEPI UNTUK PERGI 30.

"Aku sangat benci mencintai, karna mencintai membuatku menjadi sosok yang lemah" --Zea Jovanka.

"Wahh jadi ulang tahun lo party di rumah? Kenapa lo gak minta ke bali kek, labuan bajo kek itung-itung sekalian liburan" Cerosos Dafa sembari berjalan keluar kelas dengan Dito dan Adrian di sampingnya.

Dito mengedikkan bahunya "Lagi males gue mau pergi jauh-jauh, gue juga mau kali sekali-sekali party bareng temen-temen"

"Iya juga sih, tapi kalau gue jadi lo gue bakal minta ke luar negri sekalian" Ujar Dafa menghayal.

"Itu sih mau lo" Sahut Adrian.

Mereka bertiga sedang berjalan menuju parkiran karna bel pulang sekolah sudah berbunyi tadi. Saat di kelas tadi Dito menceritakan tentang party ulang tahunnya minggu besok.

"Gimana hubungan lo sama Zea? Udah gak galak lagi lo?" Tanya Adrian menoleh untuk melihat Dito.

"Gak tau" Jawab Dito asal.

"Awas ya lo kalau nyakitin dia, gue bolehin lo nikung dia bukan berarti gue bolehin lo sakitin dia juga ya!" Peringat Dafa dengan wajah di buat seserius mungkin.

"Mangkanya Daf kalau suka langsung ungkapin jangan nunggu nanti-nanti" Ujar Adrian menasehati "Kalau udah di tikung temen gini kan jadi ribet urusannya" Kali ini Adrian terkekeh kecil melihat wajah Dafa yang terlihat kesal.

"Demi lo Dito gue rela kehilangan separuh nafasku" Ujar Dafa mendramatisir keadaan.

"Judul lagu kali ah" Sahut Adrian.

"Kenapa gak seluruh nafas aja biar di kubur sekalian" Sahut Dito sarkas.

Dafa membulatkan matanya "Susah emang punya temen yang gak ada hati nurani"

"Susah emang punya temen yang gak ada otak" Sahut Dito.

"Dah lah mau bobo aja" Amatir Dafa.

"Yaudah bobo lah tapi jangan bangun lagi" Ujar Adrian langsung berjalan terlebih dahulu dengan Dito dan meninggalkan Dafa yang hanya pasrah menatap punggung Dito dan Adrian.

"Lagi-lagi hayati tersakiti" Gumamnya langsung menyusul Dito dan Adrian.

Dito dan kedua temannya sudah sampai di parkiran sekolah yang terlihat sangat ramai. Mata Adrian mengedar ke seluruh penjuru mecari dimana keberadaan motornya di tengah-tengah keramaian, tapi mata Adrian langsung tertuju dengan gadis yang sedang memakai helm dan berbicara pada seorang laki-laki yang Adrian kenal.

"Itu Zea kan Dit?" Adrian menyenggol lengan Dito yang masih mencari motornya.

Mata Dito langsung tertuju pada objek yang Adrian tunjuk, disitu ada Zea dan Andra yang sedang berbicara serius.

"Lo duluan aja Ndra, gue tau kok rumah lo" Paksa Zea, pasalnya sedari tadi Andra bersikeras untuk dirinya pergi menaiki motor Andra saja tapi Zea menolak.

"Nanti lo nyasar" Ujar Andra yang masih tak mau kalah.

"Yaallah, gue gak bakal nyasar Ndra gue masih inget dimana rumah lo walau gue pernah kesana cuma sekali" Oke, sekarang Zea semakin gemas oleh Andra yang masih saja tak mau kalah.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang