MENEPI UNTUK PERGI 20.

4.6K 344 12
                                    

MENEPI UNTUK PERGI 20.

"Cinta itu aneh, cinta itu membingungkan. Ternyata cinta bisa membuat seseorang melakukan hal diluar dugaannya." --Nathan Khalandra.

"Cinta itu bohong, cinta itu tidak ada, cinta hanya ada di dunia dongeng bukan dunia nyata." --Zea Jovanka.

Malam ini Nathan terlihat semakin tampan dengan celana jeans hitam dan kaos hitam serta jaket biru dongker yang ia pakai. Rambutnya ia sisir rapih kesamping dan menyemprotkan sedikit parfum ke baju dan lehernya. Setelah dirasa puas Nathan langsung menyambar kunci motor serta helmnu dan turun kebawah.

Di lantai bawah Nathan melihat Ayudia dan Disa yang sedang menonton tv sembari memakan cemilan yang berada di depan mereka.

"Mau kemana bang?" Tanya Ayudia melihat Nathan yang sudah rapih malam ini.

"Mau keluar sebentar bun" Jawab Nathan.

"Pasti mau ngapel tempat pacarnya tuh bun" Disa menyahut menggoda Nathan.

"Sok tau kamu" Semprot Nathan.

"Besok kamu camping Nathan, seharusnya malam ini kamu istirahat dulu" Peringat Ayudia.

"Nathan gak pulang malam kok bun cuma keluar sebentar aja"

Ayudia mengangkat alisnya "Jangan lebih dari jam 9. Besok kamu harus camping dan berangkat pagi"

"Iya bunda. Nathan pamit" Nathan mencium tangan Ayudia dan langsung berjalan sembari bersenandung keluar rumah.

"Anak bunda mau ngapel" Celetuk Disa.

"Huss kamu ini"

Disa cekikikan sendiri melihat kepergian Nathan yang sangat senang saat keuar rumah. Sedangkan Ayudia menatap aneh anak bungsunya ini yang tertawa-tawa sendiri.

Nathan melajukan motornya dengan kecepatan sedang, tujuannya malam ini adalah kerumah Zea untuk menemuinya. Entah apa yang membawa Nathan kesana tapi hatinya hanya ingin melihat Zea, mengingat waktu itu ia punya janji untuk ke toko buku sekalian membelikan Disa novel tapi harus gagal karna Nathan memiliki urusan.

Saat sampai di perempatan jalan Nathan membelokkan motornya menuju kedai kopi terlebih dahulu untuk membelikan cappucino kesukaan Zea sekalian membelikannya roti bakar rasa keju.

"Cappucino panasnya dua, roti bakar kejunya satu" Pesan Nathan di angguki pelayan itu.

Nathan duduk tepat di depan kedai, melihat kearah jalanan yang cukup ramai malam ini.

15menit akhirnya pesanan Nathan sudah siap, Nathan langsung membayarnya dan melanjutkan perjalanannya kerumah Zea.

Sesampainya dirumah Zea, Nathan langsung turun dan membawa pelastik berisi cappucino serta roti bakar itu. Sesekilai Nathan melirik sekilar rumah Zea, Nathan merasa bodoh malam ini terkadang ia bingung apa yang terjadi dengan dirinya ini bisa-bisanya membawa ia sampai kedepan rumah Zea.

Bodoh, maki Nathan.

Nathan mengeluarkan ponselnya dan langsung mengklik no Zea untuk ia telpon. Tak lama telpon itu langsung tersambung dengan Zea.

"Halo Nath, kenapa? Kok tumben malam-malam gini nelpon?" Tanya Zea dari balik telponnya.

"Gue di depan rumah lo Ze" Jawab Nathan masih memaki dirinya yang bodoh dan tidak tau malu tiba-tiba datang kerumah Zea tanpa ada alasan apapun.

"Hah?! Serius lo disini?" Zea memekik tertahan membuat Agatha dan Ayla yang sedang menggunakan masker topeng dan membereskan peralatan yang besok akan mereka bawa.

MENEPI UNTUK PERGI [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang