8.0

1.4K 227 16
                                    

Pagi hari telah datang, namun sang fajar tidak menunjukkan eksistensinya hari ini. Matahari tenggelam pada gelapnya langit mendung disertai dengan sebuah rintik air yang turun ke bumi dengan begitu lebatnya sampai membuat suara berisik.

Younghoon tidak sadar kapan ia tertidur. Pemuda itu bangun sambil meringis pelan. Pergerakan yang ada dibahunya membuat pemuda Kim berhenti bergerak. Tatapannya mengarah pada sosok lain yang tidur berbantalkan pundak kirinya.

Terlihat begitu lelap sehingga membuat Younghoon tidak sampai hati untuk membangunkannya. Tidur dalam posisi duduk membuat beberapa bagian di tubuhnya terasa pegal memang. Terutama bagian leher dan tentu saja bahunya yang sekarang menopang berat kepala Juyeon yang sedang tertidur pulas.

Rasa kasihan menghampiri benaknya. Selama Hyunjae tidak sadarkan diri, Juyeon lah yang memaksakan keinginannya untuk sama sekali tidak tidur meskipun rasa kantuk kerap kali mendera setiap pemuda itu melamun. Sehingga Younghoon mau tidak mau harus sering-sering mengobrol dengannya agar Juyeon tidak tidur seperti yang ia inginkan.

Lagi-lagi benaknya tersentuh. Walaupun ia kerap mengatai Juyeon sebagai orang bodoh yang terlalu baik dan cenderung salah dalam mengartikan semua perlakuan kasar dari sang Kakak tiri, tetapi disamping itu, ia juga merasa tertegun akan sikap Juyeon tersebut. Apa Younghoon bisa menemukan populasi orang dengan sikap seperti Juyeon dilain tempat?

Namun, ia merasa Juyeon adalah sosok yang berhasil meluluhlantakkan semua pemikiran tentang semua manusia itu sama, egois.

Sangat tidak dapat disadari, suara langkah kaki tiba-tiba terdengar sangat dekat di telinganya. Younghoon yang awalnya terlampau fokus memperhatikan bagaimana rupa Juyeon saat tertidur langsung terperanjat ketika salah satu tangan Juyeon ditarik sedemikan kuat sampai pemuda itu langsung terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Gue udah nyuruh lo pulang sejak kemaren, 'kan? Lo nggak ngerti bahasa?" cibir Hyunjae sembari menatap tajam sosok jangkung yang kini perlahan mulai beranjak berdiri dari tempat duduknya.

Juyeon sendiri terlihat begitu terkejut akan apa yang terjadi. Bisa dimaklumi karena Juyeon baru saja bangun tidur dan kesadarannya pasti belum sepenuhnya pulih. Nampak sekali ia masih mengantuk, tetapi Juyeon berusaha untuk tetap membuka matanya karena takut jika Hyunjae akan marah dengan hal tersebut.

"Juyeon—?"

Pergerakan Younghoon langsung dihadang oleh tangan Hyunjae. Ia menyembunyikan tubuh Juyeon dibelakangnya sehingga membuat Younghoon yang tadinya ingin menyentuh Juyeon, menjadi terhalang akibat sikap Hyunjae saat ini.

Kekhawatiran Younghoon saat ini bukan tanpa alasan. Ia baru menyadari fakta jika Juyeon terlihat lebih pucat ketimbang kemarin ia melihatnya. Matanya pun juga tidak terlihat seperti orang yang mengantuk pada umumnya. Mata sipit itu terlihat sayu.

"Minggir," ucap Younghoon dingin kepada Hyunjae. Tetapi, lagi-lagi pemuda itu menghalangi niatnya kembali. Hyunjae terus menahan langkah Younghoon dengan badannya sebagai tameng untuk melindungi Juyeon dibelakangnya. Ia sangat tau jika alasan Younghoon betah berada disini tentu saja karena kehadiran adik tirinya di rumah ini.

Younghoon berdecak. Manik tajamnya menunjukkan keseriusannya. Ia cukup lelah dengan sikap Hyunjae karena melarangnya untuk sekedar mencari tau kondisi Juyeon.

"Kak Hyunjae," Juyeon bergumam lirih. Kedua tangannya melingkari pinggang sang Kakak dengan kepala yang menyandar pada punggung kokoh Hyunjae. Empunya jelas terkejut, terutama mendengar nada lemah dan suara pelan tersebut keluar dari bibir yang selama ini kerap mengeluarkan suara manja khas anak kecil pada umumnya.

Yang lebih muda mulai kehilangan kuasanya untuk menopang tubuhnya agar tetap berdiri tegak seperti biasa. Pegangannya pada pinggang Hyunjae mengendur. Bersamaan dengan jatuhnya Juyeon yang tidak sadarkan diri, Younghoon sontak mendorong Hyunjae menjauh dan dengan lekas menahan tubuh Juyeon agar tidak menyentuh langsung lantai marmer yang dingin.

Sementara Younghoon dilanda kepanikan yang luar biasa dengan memanggil kerabatnya untuk datang ke rumahnya saat ini, Hyunjae masih tidak bergeming. Bahkan untuk sekedar mengeluarkan suara pun ia enggan, meskipun tatapannya menangkap dengan jelas pemandangan dimana Juyeon saat ini memejamkan matanya dengan tubuh yang basah akan keringat dingin disertai pola nafasnya yang tidak beraturan.

.
[Tbc]
.

dua chapter kemaren ga aku publish juga karena letak kesalahannya ternyata ada disitu, maaf T_T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dua chapter kemaren ga aku publish juga karena letak kesalahannya ternyata ada disitu, maaf T_T

Invictus +MiljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang