1.0

2.4K 364 29
                                    

Lee Juyeon-lelaki itu kini tengah meringkuk di atas tempat tidurnya. Sedikit meringis ketika bagian tubuhnya yang luka bergesekan langsung dengan selimut tebal yang membalut seluruh tubuhnya sehingga hanya menyisakan kepalanya.

Tubuhnya menggigil lantaran suhu udara yang terus menurun di musim dingin seperti ini. Belum lagi beberapa bagian di tubuhnya yang penuh dengan luka yang terasa sangat perih karena ada banyak luka baru yang tercipta di atas luka yang lama.

Matanya sudah membengkak sejak beberapa jam yang lalu. Ingin kembali menangis, namun Juyeon hanya bisa tersenyum lirih lantaran sudah merasa jikalau air matanya sudah mengering karena terlalu sering menangis.

Sebuah foto pernikahan antara Ibunya dan Ayah dari Lee Hyunjae yang berada di atas meja tertangkap oleh retina matanya. Juyeon kembali mengulum senyumannya. Ia baru saja berniat untuk meraih foto tersebut, namun sayangnya diurungkan lantaran kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan akibat tadi terkena hantaman balok kayu.

Keduanya nampak bahagia di hari pernikahan mereka, sepertinya yang berdiri di samping Ibunya. Berbeda dengan sosok lain yang berdiri di samping sang Ayah. Hyunjae terlihat benar-benar menunjukkan raut ketidaksukaannya. Mungkin sejak hari itulah dimana Hyunjae tidak pernah lagi menampakkan wajah tersenyumnya di depan Juyeon.

Ia tiba-tiba teringat akan bagaimana awal mula dari semua perlakuan tidak manusiawi Hyunjae kepadanya. Berawal dari kecelakaan yang menewaskan kedua orang tua mereka. Hingga saat dimana Hyunjae untuk pertama kalinya memukulnya setiap kali ia marah tentang apapun. Hyunjae sangat tau jika Juyeon berlindung pada kedua orang tua mereka. Oleh sebab itu, ketika mereka dinyatakan meninggal, Hyunjae punya kesempatan untuk melakukan apapun yang ia mau kepada Juyeon.

Sampai sekarang Hyunjae masih menyalahkan Juyeon atas kematian kedua orang tua mereka. Hari dimana kecelakaan maut itu terjadi adalah ketika Juyeon memutuskan untuk ikut bersama mereka. Hyunjae sudah sering memperingatkan kepada mereka jika sebenarnya Juyeon itu pembawa sial. Dan lihat lah apa yang terjadi? Mereka tewas saat Juyeon pergi bersama mereka. Hanya Juyeon yang selamat di kecelakaan itu.

Juyeon kembali menggigil ketika jendela kamarnya terbuka. Memberi akses masuk bagi angin untuk menyerang tubuhnya hingga ia kembali merasa kedinginan. Ia berupaya untuk sedikit bangun dari meregangkan tubuhnya agar bisa meraih jendela yang berada tidak jauh dari ranjangnya.

Sayang sekali tangannya tergelincir, membuat Juyeon langsung jatuh dari tempat tidurnya. Tubuhnya langsung menyentuh dinginnya lantai dengan sangat keras. Rasa sakit kembali menyerang seluruh bagian tubuhnya yang terluka. Juyeon meringis, ia hampir kehilangan kesadarannya karena terlalu lelah menahan rasa sakitnya. Namun kegigihannya membuat Juyeon tetap berupaya untuk bangkit kembali.

Akan tetapi, sepertinya Juyeon memang sudah tidak bisa lagi untuk menahannya. Rasa sakit itu terasa beberapa kali lipat. Sangat perih. Fisiknya, hatinya, Juyeon sangat lelah dengan takdirnya sendiri. Memendam semua rasa sakitnya sendirian tidak semudah itu. Juyeon membutuhkan seseorang untuk melindunginya. Entah itu dari Hyunjae atau mungkin semua niat buruk yang terlintas dibenaknya saat ia sudah merasa putus asa.

Kali ini Juyeon kalah dengan seluruh penderitaan yang ia rasakan, lelaki itu mulai kehilangan kesadarannya. Tubuhnya benar-benar mati rasa. Harapan agar ajal segera menjemputnya membuat Juyeon tersenyum di sisa-sisa kesadarannya yang perlahan mulai memudar.

.
[Tbc]
.

Invictus +MiljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang