7.5

1.6K 265 25
                                    

Juyeon menggigit bibirnya dengan sekuat tenaga guna meredam semua rasa sakit yang berasal dari telapak tangannya yang terus-menerus mengeluarkan darah akibat Hyunjae yang terlalu kuat ketika menginjak tangannya.

Bisa dibilang Juyeon cukup terbiasa menerima segala jenis rasa sakit lewat berbagai siksaan yang ia terima. Namun, Juyeon berani bersumpah jika Hyunjae menekan tangannya ke arah pecahan cangkir lebih lama dari ini, pecahan tersebut bisa dipastikan akan masuk ke dalam telapak tangannya.

Ingin rasanya Juyeon meneriakkan rasa sakitnya dan meminta Hyunjae agar berhenti menyakitinya. Akan tetapi, hal yang menghambat semua itu adalah fakta jika Hyunjae pastinya akan senang kalau tau ternyata Juyeon merasa sakit akibat ulahnya dan pastinya alih-alih berhenti, Hyunjae tentu akan dengan senang hati memperparah semua penyiksaannya kepada sang adik tiri.

Detik selanjutnya, Juyeon terkejut bukan main ketika melihat Hyunjae jatuh pingsan setelah tadi ia sempat mendengar suara pukulan keras. Juyeon mengangkat kepalanya dan kemudian tersenyum tipis begitu menyadari jika Younghoon ternyata belum pergi sesuai perintah Hyunjae tadi.

Pemuda itu sontak langsung duduk di depan Juyeon dan menyentuh tangan luka dan penuh akan darah yang tidak henti-hentinya keluar sambil meringis kecil. "Gue bantu obatin tangan lo sekarang, oke?"

Begitu Younghoon berusaha membantunya untuk berdiri, Juyeon dengan cepat menggelengkan kepalanya. Tatapannya mengarah kepada Hyunjae yang sedang tidak sadarkan diri akibat pukulan yang tadi Younghoon lakukan kepadanya. "Kak Younghoon bawa Kak Hyunjae ke kamarnya aja. Juju nggak apa, kok."

"Luka separah itu nggak apa darimananya? Gue bantu ngobatin tangan lo dulu, baru nolongin Hyunjae!" Tegas Younghoon sembari mengulurkan tangannya kembali kepada Juyeon. Namun, lagi-lagi lelaki itu menunjukkan penolakannya dengan perlahan menepis tangannya.

Younghoon memilih untuk pasrah dengan keputusan Juyeon. Tidak ada gunanya melawan sosok keras kepala seperti Juyeon ini. Pada akhirnya yang Younghoon lakukan sekarang adalah membantu Hyunjae untuk kembali beristirahat di kamarnya sesuai permintaan Juyeon.

"Tapi janji lo bakal tetep stay disini sampai gue selesai?"

Juyeon menganggukkan kepalanya sembari tersenyum lugu.

.
[Invictus]
.

Younghoon dengan telaten melilitkan perban pada permukaan telapak tangan Juyeon sembari sesekali memperhatikan wajah manis Juyeon yang sepertinya tengah fokus memandangi tangannya sendiri. Ketika dirasa pertolongan pertama yang ia lakukan telah selesai, Younghoon perlahan membiarkan Juyeon menarik tangannya.

"Makasih, Kak," gumam Juyeon dengan pipi gembilnya yang merona sembari melihat ke arah tangan penuh dengan lilitan perban.

"Lo serius nggak mau ke rumah sakit? Itu bisa aja infeksi, lho, ujar Younghoon menawarkan.

Sekali lagi, Juyeon menjawabnya dengan gelengan kepala. Sambil tersenyum manis, Juyeon perlahan memusatkan perhatiannya pada Younghoon. "Nanti nggak ada yang jagain Kak Hyunjae."

Yang lebih tua merotasikan matanya dengan ekspresi malas. Ia pikir adiknya Hyunjae ini bisa dibilang terlalu baik dan terlalu bodoh disaat yang bersamaan. Lagipula, Hyunjae juga tidak mungkin akan mati hanya karena ditinggalkan oleh Juyeon kurang dari sehari.

"Asalkan lo ngizinin gue buat ganti perban lo setiap harinya," gumam Younghoon tanpa sadar.

Alhasil, Juyeon nampak bingung mendengar gumaman yang berasal dari teman kakaknya tersebut. Mereka ada pada jarak sedekat ini, tidak mungkin Juyeon tidak bisa mendengarnya.

Younghoon memundurkan kepalanya kebelakang ketika Juyeon nampak mengikis sedikit jarak diantara mereka. Entah apa yang akan dilakukannya, namun Younghoon kemudian dibuat termangu ketika Juyeon menunjukkan senyuman manis pada wajah imutnya itu kepadanya.

"Boleh!" serunya begitu senang. Ia pikir ini bisa dibilang balas budi atas semua bantuan Younghoon hari ini.

Mengabaikan Younghoon yang saat ini sedang berusaha mati-matian untuk tidak kembali melakukan hal kurang ajar kepadanya.

.
[Tbc]
.

Makin nggak jelas :'D

Invictus +MiljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang