11.0

1.3K 233 60
                                    

"Apa lagi yang kamu tunggu?" Hyunjae mengangkat salah satu alis tajamnya. Kedua matanya dapat melihat bagaimana Juyeon hanya diam sembari menatap ngeri ke bawah. "Lompat, Juyeon! Nggak usah ngarepin Younghoon bakal datang dan nyelametin lo dari atas sini."

Juyeon menggeleng berulang kali. Dia tidak ingin mati, masih banyak hal yang belum ia pertimbangkan selama ia hidup. Tujuannya belum selesai. Juyeon masih butuh waktu untuk mempertimbangkannya.

"Juyeon," Hyunjae memanggil pelan. Langkahnya dengan santai menghampiri Juyeon dengan seulas senyum tipis terukir di wajahnya. Jemarinya menunjukkan angka dua ketika melihat Juyeon memandang takut ke arahnya. "Pilihan lo ada dua, lompat sendiri atau gue yang dorong lo."

Gelengan kepala kembali ia dapatkan sebagai jawaban. Nafasnya seketika tercekat kala Juyeon berusaha menelan ludahnya yang tersangkut di kerongkongannya. Juyeon merasa sangat terintimidasi saat langkah demi langkah Hyunjae lakukan demi mendekat ke tempatnya berdiri saat ini.

Guyuran hujan yang membasahi tubuh keduanya tidak menjadi sebuah gangguan. Kedua pemuda Lee tersebut saling melempar pandang dengan sorot yang berbeda. Hyunjae dan senyum puasnya dan Juyeon yang kini mengatupkan bibirnya yang bergetar dengan rapat.

Semakin Hyunjae mendekat, maka semakin panik pula perasaan yang melanda benak Juyeon saat ini. Ia terus melangkah mundur, berupaya memberi jarak antar dirinya dan sang Kakak.

Juyeon ingin mengeluarkan suara, sekedar untuk melarang Hyunjae yang kini semakin dekat dengannya, tetapi tidak bisa. Lelaki itu hanya mengeluarkan suara yang bahkan tidak bisa dimengerti oleh dia sendiri. Suaranya hilang begitu saja. Juyeon tidak dapat berbicara dengan jelas seperti biasanya.

"Juyeon!"

Di tengah berisiknya suara hujan, Hyunjae dan Juyeon masih bisa mendengar dengan jelas teriakan yang berasal dari pintu masuk atap tersebut. Hyunjae semakin melebarkan senyumannya. 'Gotcha,' gumamnya menarik tawa sinis.

Younghoon langsung berlari memeluk Juyeon hanya dalam hitungan detik. Sebelumnya, ia sempat menyampirkan jaket kebesarannya pada tubuh basah Juyeon. Bahkan dengan terlindung beberapa kain yang melapisi badannya, Younghoon masih bisa merasakan betapa dinginnya kulit Juyeon saat ini. Miris, Juyeon pasti sudah terlalu lama berada dibawah guyuran hujan.

"Kak Younghoon ..." Bibirnya bergetar ketika menyebutkan nama dari lelaki yang sekarang mendekap tubuhnya. Jika terus-menerus seperti ini maka Juyeon tidak bisa cepat sembuh. "Kak Younghoon ..." racaunya tidak jelas.

Giginya bergemelutuk dengan wajah sinisnya, Hyunjae mendelik tidak suka melihat apa yang terjadi sekarang didepannya. Dia ingin melihat tangisan Juyeon, bukannya adegan romantis yang diperankan oleh Younghoon sebagai pemain utama dan Juyeon sebagai pihak yang teraniaya. Ini seperti keduanya akan mendapat akhir bahagia tanpa adanya Hyunjae disana.

"Jijik," Hyunjae berujar singkat. Ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Sepertinya ia perlu mengakhiri ini semua dengan secepat mungkin.

Younghoon mendekap Juyeon lebih erat dari sebelumnya. Hyunjae sudah tidak waras. Lelaki itu seperti ingin mendorong tubuh Juyeon dari atas atap rumah sakit dengan tangan yang kini terulur ke depan.

Seharusnya ia bisa menghindar sekarang, namun tidak dengan Juyeon. Younghoon tidak mau membuat tubuh Juyeon sakit karena harus mendorongnya ke sisi kosong disebelahnya sementara Hyunjae terus bergerak maju. Ini membingungkan, tapi ia harus menyelamatkan Juyeon bagaimanapun caranya.

Terlalu banyak berpikir, Younghoon memasang ekspresi terkejutnya begitu Hyunjae mengambil Juyeon darinya dalam satu tarikan, tangan yang lainnya ia gunakan untuk mendorong Younghoon begitu saja dengan sekuat tenaga.

Juyeon berhasil diambil alih bersamaan dengan Younghoon yang dengan secepat angin langsung terjatuh dari atas atap diiringi dengan suara benda terjatuh yang berasal dari bawah sana. Hyunjae melihatnya, Younghoon jatuh tepat di atas salah satu mobil yang terparkir. Pemuda itu tidak sadarkan diri dengan sekujur tubuh yang dipenuhi oleh bercak berwarna merah pekat.

Tubuh Juyeon merosot. Kejadian itu terekam begitu jelas dipikirannya. Kepalanya menggeleng berulang kali sembari bergumam kata 'tidak' secara berkala. Pelupuk matanya kembali basah. Lelaki itu terisak begitu keras meskipun ia belum melihat bagaimana keadaan Younghoon yang terjatuh karena berusaha melindunginya.

Hyunjae tersenyum puas. Dia sudah menduga akan kedatangan Younghoon tadi.

.
[Tbc]
.

Invictus +MiljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang