[S2] He Is Evan Cho 0.5

147 23 1
                                    

05.40wib
































Happy reading...
Jangan lupa vote nya...






























Sejak lamarannya (?) kemarin, Evan dan Ranti semakin dekat, iya Ranti tidak menolak, tapi Ranti bilang dia ia ingin lebih dekat dulu dengan Evan, tidak langsung menikah.

Ranti juga harus mengenalkan Evan ke keluarganya dan juga mengenalkannya pada Seungyoun.

Evan yang mendapat izin dari Ranti merasa senang, sampai-sampai ia dengan cepat datang ke rumah orangtua Ranti guna memperkenalkan diri sebagai calon suami dari anak perempuan satu-satunya yang dimiliki keluarga itu.

Awalnya keluarga Ranti terkejut, ya Evan dan Ranti juga sudah menduga hal itu, jadi Ranti menjelaskan.

Dan begitu keluarga Ranti mengerti, Evan langsung menyampaikan tujuannya. Ia mengatakan akan menikahi Ranti dan jawaban keluarga Ranti mampu membuat Evan tersenyum senang.

Kalau Ranti siap menikah lagi ya silahkan, karena menurut keluarga Ranti kebahagiaan anak perempuannya itu yang utama. Jika Evan mampu membahagiakan Ranti maka keluarganya pun melepaskan.

Saat itu juga Evan dan Ranti mengunjungi makam Seungyoun, disana mereka meminta izin, Evan yang ingin menikahi Ranti dan Ranti yang ingin menikah lagi.

Evan juga semakin dekat dengan Haru, Wony dan Win. Anak-anak Ranti itu gak kalah senangnya karena Bundanya mau menikah lagi, sebenarnya sudah cukup lama mereka ingin sang Bunda menikah tapi karena keadaan Neneknya membuat Bundanya tidak bisa mengabulkan permintaan anak-anaknya.

Pendekatan yang Ranti dan Evan lakukan hanya bercerita tentang masa lalu saja, Evan menceritakan masa lalunya dan begitupun dengan Ranti.

Umur Ranti sekarang sudah 39 tahun, jadi Ranti juga memutuskan untuk tidak terlalu lama untuk masa pendekatannya. Biar bagaimanapun juga Ranti tetap ingin memberikan anak pada Evan. Ranti ingin melahirkan sebelum umurnya menginjak kepala empat.

Evan adalah duda tanpa anak, tidak mungkin Ranti hanya menikahinya tanpa memberikan anak sama sekali, biar bagaimanapun juga Evan pasti membutuhkan anak yang akan meneruskan marganya.

"Mas nanti pengen punya anak berapa?" Tanya Ranti di sela-sela waktu mereka yang menikmati angin pantai.

Mereka berdua memang sedang berada di Karimun Jawa, Evan yang mengajak Ranti kesini. Ranti awalnya menolak, tidak tega meninggalkan anak-anak sendiri dengan Neneknya, tapi anak-anaknya itu bilang gapapa, urusan makan gampang lah bisa go-food.

Ranti mendengus, pesan makanan diluar itu memang surganya anak-anak ya pantas saja mereka mengusir Ranti.

"Pengennya laki-laki sama perempuan sih, tapi kalo kamu sanggupnya ngasih satu ya gapapa, lagipula udah ada Abang, Kakak, Adek. Udah cukup rame." Jawab Evan.

Ranti mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Evan dan melingkarkan tangannya di lengan Evan.

"Mas kalo gitu kita nikahnya dipercepat aja ya? Mumpung umur aku masih diakhir 30-an."

"Kenapa emangnya? Mas gak masalah kok kalo emang kamu mau dipercepat."

"Biar bisa ngasih Mas dua anak, kalo udah ketuaan takut gak sanggup hamil lagi." Jawab Ranti seadanya.

Evan tertawa.

"Yaudah gampang lah kalo masalah pernikahan, tiga hari lagi kita nikah. Gimana? Kamu setuju?"

"Cepet banget, bisa emangnya ngurusin WO secepat itu?"

"Bisa, kalo ada duit lebih juga pasti beres. Gimana? Besok lusa kita nikah?"

"Yaudah, besok berarti kita pulangnya ya Mas, baju pernikahan kita kan juga mesti kita yang urus sendiri."

"Iya sayang, semangat banget kamu mau nikah sama Mas." Evan mencolek hidung Ranti.

"Gak gitu Mas." Ranti tertawa, kalau dipikir-pikir memang iya, kenapa ia yang terkesan ingin cepat-cepat menikah. Kalau kata anak jaman sekarang sih ngegas.













🍃🍃🍃












Evan dan Ranti hanya tinggal mengurus gaun pernikahan, masalah cincin dan dekorasi lainnya sudah lebih awal diurus. Memang benar kata Evan, selama ada uang lebih pasti segala persiapannya cepat selesai.

"Mas ngundang mantan istri Mas?" Tanya Ranti begitu mereka selesai fitting baju.

"Nggak, ngapain diundang, dia juga gak bakalan bisa dateng, yang penting Mas udah kirim email ngasih tau kalo Mas mau nikah." Jawab Evan.

"Kenapa dia gak bisa dateng? Terlalu sibuk?" Tanya Ranti.

"Dia udah lama menetap di luar negeri, dan emang orangnya sibuk, Mas kemaren kan udah bilang."

"Ooh oke, aku kira dia tinggal di Indo Mas, makanya aku tanya kok gak ngundang."

"Bukan maksud Mas mutus tali silaturahmi, tapi sejujurnya Mas emang gak mau liat dia lagi. Kamu jangan salah paham, Mas bukan gagal move on loh ya." Jelas Seungyoun yang tetap fokus nyetir.

"Iya-iya aku paham kok."

"Dek, nanti kalo kita udah nikah, kamu mau tinggal dimana? Rumah Mas atau mau beli rumah lagi?" Tanya Evan.

"Kalo di rumah aku aja gimana Mas? Kalo tinggal di rumah Mas aku gak nyaman, rumahnya terlalu besar."

Evan menghela napasnya sedikit kasar, Ranti yang dengar itu agak panik.

"Gini loh dek, rumah kamu itu kan banyak kenangan sama Seungyoun, kamu tega liat Mas yang merasa gak nyaman sama foto-foto suami kamu itu? Mas tau seharusnya Mas gak boleh cemburu, tapi kalo kita tinggal dirumah kamu itu, kamu emangnya mau nyingkirin foto-foto Seungyoun?" Jelas Evan yang berusaha memperhalus kata-katanya supaya Ranti tidak tersinggung.

Egois tidak sih? Kalau Evan siap menikahi Ranti itu artinya dia juga harus siap menerima masa lalu Ranti.

"Kalo mau nikah emang gini ya Mas, banyak pendapat yang gak sejalan. Nanti kita pikirin lagi aja, aku juga harus yakinin Bunda dulu." Kata Ranti lalu mereka berdua sama-sama diam.









































































TBC...
[Apr 18, 2021]

Sorry, it's too short again.

ᴍᴀꜱ ꜱᴇᴜɴɢʏᴏᴜɴ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang