Rose berjalan di koridor dengan wajah yg dia buat seceria mungkin agar orang-orang tidak menganggapnya habis menangis, senyumnya semakin melebar saat dia melihat kedua sahabatnya sedang berjalan di depannya sambil bercanda.
"OLIV, LISA"teriaknya memanggil kedua wanita itu, mereka berdua menoleh dan tersenyum saat rose berlari mendekatinya.
"Hai, bunga bangke"sapa rose di sertai ledekan nya juga. Rose hanya memberenggut kesal.
"Bunga bangke, dia bukan bunga bangke Lis"elak oliv, mungkin dia akan membelanya, fikir rose. Bahkan sekarang dia sudah tersenyum ingin mendengar kelanjutan ucapannya Oliv.
"Terus apa dong?"tanya Lisa seraya melanjutkan kembali jalannya di ikuti kedua sahabatnya.
Oliv tersenyum misterius menatap rose. "Perasaan gue gak enak"gumamnya dalam hati, tetapi senyumannya belum luntur.
"Bunga Rafflesia Arnoldi, bwahahahaha"lanjutnya di susul tawanya yg menggelegar di ikuti Lisa juga yg menertawakan sahabatnya.
"Kan gue bilang apa?! Emang ngeselin ni bocah dua, minta di jedotin kayanya"gumamnya dalam hati.
Rose memberenggut kesal dia pikir Oliv akan membelanya ternyata dia salah Oliv malah ikut-ikutan mengatainya. Melihat rose yg sedang kesal lantas mereka berdua merangkul rose di kedua sisinya. "Hahaha canda rose jangan di ambil jantung ah takutnya nanti Lo jantungan"ucap Lisa di tengah tawanya.
"Hati btw bukan jantung"koreksi rose dengan kesal dan setelahnya kedua sahabatnya itu malah tertawa kembali mendengar nada kesal dari rose. Rose memicingkan matanya saat melihat kerumunan mahasiswa yg sedang berkerumun di dapan Mading. "Eh itu ada apa sih?"ucapnya seraya menunjuk ke arah kumpulan mahasiswa itu.
Oliv dan Lisa mengikuti arah jari telunjuk rose. "Eh iya, itu ada apaan ya? Kita kesana yuk?!"ajak Oliv yg hanya di angguki kedua sahabatnya setelah itu berlari kecil mendekati kerumunan itu.
"Misi, misi kita juga mau lihat"ucap Lisa seraya berusaha menerobos kerumunan mahasiswa itu. Setelah di rasa mereka bertiga sudah berada di depan Mading. Mata mereka bertiga pun mulai membaca rentetan tulisan yg ada di kertas yg di tempel di Mading itu.
"Oh pengumuman kelulusan kita"ucap rose setelah dirinya selesai membaca sampai akhir. "Kelulusan kita dua Minggu lagi guys, yuhuu"seru rose senang di ikuti kedua sahabatnya juga yg berjingkrak kesenangan.
Setelah itu menerobos keluar dari kerumunan itu yg membuat orang lain hampir terjungkal jika tidak di belakang mereka ada orang yg menahan tubuh mereka yg hampir mencium lantai. Si oknum yg mengakibatkan orang hampir terjungkal tersebut hanya menyengir setelah itu berlari meninggalkan kerumunan itu seraya berteriak "maaf" pada orang yg hampir menjadi korban mereka bertiga.
Mereka bertiga berlari menuju taman belakang sekolah yg mungkin jam segini masih kosong di sana. Setelah sampai mereka mendudukan bokongnya di atas rerumputan di DPR (Dibawah Pohon Rindang). Menyandarkan punggung mereka di dahan pohon besar itu dan menghela nafasnya lega.
"Penderitaan gue bakalan cepet berakhir kalo gue pergi dari kehidupan dia, dan gue bakalan bawa anak gue"gumam rose dalam hati seraya mengusap perutnya yg masih rata. Oliv dan Lisa saling berpandangan setelah mereka melihat tingkah laku sahabatnya.
"Rose?"rose menoleh dengan senyum manisnya. "Lo...gak papa?"tanya Oliv dan di jawab gelengan kepalanya oleh wanita itu sebagai jawaban.
"Tapi kenapa Lo kaya yg banyak masalah gitu? Lo juga kaya yg....hamil?"timpal Lisa, senyum rose memudar saat Lisa mengatakan jika dia seperti mempunyai masalah. Lisa dan Oliv yg melihat perubahan wajah rose pun mendekatinya, memeluknya di kedua sisi wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Doctors Possesiv [END] (SUDAH TERBIT DI E-BOOK)
Non-FictionRoseanne, gadis cantik pemilik suara merdu yg memiliki prinsip 'tidak akan mengenal pria atau dalam maksud, tidak akan berpacaran terlebih dahulu sebelum dia mencapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya' tetapi prinsipnya itu harus ia k...