Sepulang dari kampus rose langsung pulang, kalo biasanya dia akan ke caffenya atau ke rumah sakit terlebih dahulu karna di suruh oleh Jimin tetapi kali ini rose langsung pulang karna suaminya itu sedang sakit karna terlalu kecapekan mengerjakan dua perusahaan sekaligus, yg pertama rumah sakitnya sendiri dan kedua dia juga harus mengerjakan juga berkas-berkas yg datang dari kantor ayahnya.
Dan akhirnya Jimin pun sakit sampai manja ke pada rose, rose ke kampus pun Jimin malah seperti anak kecil yg tidak mau di tinggalkan ibunya kerja tetapi rose berhasil mebujuknya dengan iming-iming kalo dia akan melakukan apapun yg Jimin mau asal mau membiarkan rose pergi ke kampus dan langsung di setujui oleh pak dokter mesum kita itu.
Rose berjalan menaiki tangga menuju kamarnya setelah itu masuk dia bisa melihat kalo Jimin sedang tertidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, rose menggeleng-gelangkan kepalanya. Rose menyimpan tasnya dan sepatunya ke tempatnya semula lalu berjalan menghampiri tempat tidur. Menyingkap selimutnya sebatas leher menempelkan telapak tangannya untuk bisa mengetahui suhu badan Jimin.
Setelahnya rose bernafas lega ternyata demamnya Jimin sudah mulai turun. Rose melihat jam tangannya ternyata sudah pukul 20.23, apa suaminya ini sudah makan malam? Dia tidak melihat ada mangkuk bekas makanan di sini?! Apa Jimin belum makan?!, Rose menghela nafasnya lantas bangkit berdiri dari duduknya hendak pergi kedapur tapi tangannya di cekal oleh Jimin.
"Mau kemana lagi?"tanya Jimin dengan pandangan sayu, rose mendudukan dirinya kembali dan mengusap kepala Jimin lembut. "Jangan tinggalin aku"lanjutnya.
"Aku gak akan tinggalin kamu kok aku cuman mau ambil makan malam buat kamu, apa kamu udah makan malam?"Jimin menggelengkan kepalanya. "Berati minum obat juga belum dong?"Jimin menganggukan kepalanya. "Kalo makan siang kamu udah belum?"tanyanya lagi, Jimin menganggukan kepalanya, rose pun bernafas lega.
"Kamu tunggu aja oke? Aku mau ambil makan malam buat kamu"titah rose dan di balas gelengan kepala oleh Jimin. "Kamu kan harus minum obat supaya cepet sembuh, aku mau ambil makan malam kamu dulu bentar nanti setelah itu aku kembali lagi ke sini"lanjutnya lalu langsung lari ke luar kamar tanpa memperdulikan kalo Jimin sekarang ini sedang memberenggut kesal.
Sudah tiga pulu menit rose belum kembali juga dari dapur, Sebenernya istrinya itu sedang apa saja sih sampai lama di dapur?, Beberapa kali Jimin menghela nafasnya.
Ceklek~
Pintu terbuka dengan cepat Jimin membalikan tubuhnya membelakangi rose. Rose menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku suaminya itu, dia berjalan mendekati ranjang menyimpan nampan yg di atasnya sudah ada makan malam untuk Jimin dan juga obat milik Jimin.
"Maaf ya aku lama soalnya tadi aku makan dulu, tadinya aku juga mau langsung ke kamar tapi bi emi malah paksa aku buat makan malam dulu jadinya lama deh. Maaf ya?!"ucap rose seraya mengusap kepala Jimin lembut. Tidak ada jawaban dari Jimin dia tau pasti suaminya itu marah padanya karna tiba-tiba dia lari tanpa mendengarkan dulu jawaban dari Jimin.
"Oh kamu udah tidur ya? Yaudah deh gak papa aku simpen lagi ke dapur makanannya. Good morning my husband have a nice dreams"ucap rose sendu (pura-pura).
Rose hendak pergi lagi tapi tangannya di tahan oleh Jimin, Jimin mebalikan tubuhnya dan berusaha untuk duduk, rose tersenyum tipis melihat itu. "Kamu kebangun ya? Pasti gara-gara aku bicaranya terlalu kenceng, maaf ya?"ucapnya seraya menundukan kepalanya.
"Aku mau makan"bukannya menjawab Jimin malah berkata lain. "Tapi suapin"lanjutnya rose menganggukan kepalanya.
"Dia pasti marah! Gak papa lah asal dia mau makan gue udah seneng"gumamnya dalam hati.
Rose menyuapi Jimin dengan telaten senyuman hangatnya tidak pernah luntur dari bibirnya selama dia menyuapi Jimin. Setelah selesai dia menyimpan mangkuknya kembali dan memberikan minum dan obatnya Jimin yg langsung di terima baik oleh laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Doctors Possesiv [END] (SUDAH TERBIT DI E-BOOK)
Kurgu OlmayanRoseanne, gadis cantik pemilik suara merdu yg memiliki prinsip 'tidak akan mengenal pria atau dalam maksud, tidak akan berpacaran terlebih dahulu sebelum dia mencapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya' tetapi prinsipnya itu harus ia k...