MHDP~30

432 31 0
                                    

Keesokan paginya rose bangun lebih pagi, dia berniat untuk membuat sarapan untuk Jimin karna akhir-akhir dia tidak membuat sarapan untuk suaminya itu karna pekerjaannya di gantikan oleh wanita asing yg tinggal di rumah mereka.

Tetapi sebelum sampai di dapur dia sudah melihat wanita itu sedang sibuk dengan alat-alat dapur seperti biasa dengan mengenakan gaun tidur tipis dan di meja makan juga ada Jimin yg sepertinya sedang sibuk dengan berkas-berkas kantornya. Rose menghela nafasnya, membalikan tubuhnya dan berjalan kembali ke kamarnya.

Tidak perlu masak, posisi dirinya di rumah ini sudah di gantikan kan oleh wanita itu, tadinya rose ingin membuat sarapan untuk Jimin selain menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dia juga ingin mencoba berdamai dengan suaminya itu walaupun masih ada rasa sakit yg belum hilang dalam hatinya.

Tapi lagi-lagi dia harus mengurungkan niatnya dan berakhir dia akan sarapan lagi di kantin, kemarin dia bolos kelas karna pikiran nya sedang kalut jadi dia lebih memilih menenangkan pikirannya terlebih dahulu, kemarin dia juga sudah menitipkan izin pada Lisa yg katanya akan mulai masuk.

Rose keluar dari kamarnya dengan pakaian yg sudah rapih dan tas yg dia sampirkan di bahunya serta kunci mobilnya yg sedang dia jinjing. Seperti biasa rose akan mendekati Jimin hanya untuk mencium tangan suaminya itu, Semarah-marahnya rose pada Jimin dia juga harus menghormati suaminya, imamnya.

Dia juga masih takut dosa, mangkanya dia mau gak mau harus melakukan itu jika tidak mau mendapatkan dosa. Setelah mencium tangan Jimin rose segera melangkah pergi keluar rumahnya tanpa dia sadari Jimin mengikutinya dan mencekal lengan rose yg hendak membuka pintu kemudi mobil.

Rose menoleh menatap datar Jimin yg sedang menatapnya juga dengan tatapan bingungnya. "Kamu kenapa sih akhir-akhir ini jadi kaya ngehindar gitu sama aku?! Aku ada salah sama kamu? Kalo aku ada salah coba kasih tau aku apa salah aku! Biar aku perbaikin semuanya supaya kamu gak hindarin aku lagi"ucapnya tampak frustasi.

Apa katanya? Apa salah dia? Apa dia lupa kalo dia itu sudah salah? Bahkan dia bertanya kesalahannya apa? Apa kurang jelas kesalahannya? Yg pertama karna dia tidak menolak ciuman Cindy! Kedua dia membiarkan wanita itu tinggal di rumah mereka?! Ketiga setiap pagi bahkan setiap malam Jimin membiarkan wanita itu memasak di dapurnya.

Kalo itu rose juga tidak mempermasalahkan karna dia juga mendapat keuntungan karna Cindy selalu memasak di rumahnya, tapi dengan kesalahan itu Jimin masih bertanya? Apa selama ini dia benar-benar tidak tulus mencintai rose? Apa sebenarnya Jimin hanya membual saja saat dia menyatakan perasaannya?.

Rose menepis tangan Jimin yg masih memegang tangannya setelah itu tersenyum sinis. "Apa salah Lo? Heh! Lo sadar gak selama ini Lo udah ngelakuin apa sama gue? Sekarang Lo udah pura-pura lupa gitu?"setelah mengatakan itu rose terkekeh sinis lalu kembali menatap Jimin dengan wajah datarnya.

Jimin yg mendengar kosa kata rose yg berubah pun mulai menatap rose dengan tajam. "Apa? Kenapa? Gak suka gue ganti kosa kata gue? Lo gak suka gue lawan Lo? Cih"decihnya.

"Rosseane, cukup. kamu ini kenapa sih? Aku tau aku salah. Aku biarin Cindy tinggal di rumah kita itu karna dia lagi hamil, aku tau dia udah gak di anggap keluarga lagi sama keluarganya sendiri, sekarang ini dia lagi butuh tempat tinggal untuk sementara waktu, sebelum dia ngelahirin anaknya, kamu ngertiin aku dong"

Rose memutar bola matanya, apa tadi? Ngertiin dia? Jimin saja tidak mengerti dirinya bagaiman bisa dia mengerti Jimin sedangkan dirinya saja tidak pengertian?!. "Ngertiin Lo? Gue tanya sekarang sama Lo?! Selama ini Lo ngertiin gue gak? Ngertiin perasaan gue gak sebagai istri Lo? Dengan seenaknya Lo bawa cewek lain masuk ke dalam rumah dan biarin dia tinggal di rumah kita itu apa gak bikin hati gue sakit?.

Lo sama sekali gak menyadari kesalahan Lo?"rose tertawa remeh. "Haha lucu banget sih Lo pengen gue ngertiin Lo tapi sendirinya aja gak ngertiin gue, bagus gak itu? Bagus gak Lo gue sebut suami? Lo aja kaya lepas tanggung jawab Lo buat jadi imam gue.

Kalo Lo gak ada niatan nikah sama gue! Kenapa gak dari awal Lo tolak perjodohan itu? Kenapa baru sekarang Lo tunjukin rasa gak suka Lo sama gue? Kalo kaya gini caranya yg sakit bukan Lo tapi gue yg merasa di khianatin sama suami gue sendiri.

Kenapa gak dari awal Lo tolak aja perjodohan konyol itu yg buat gue hamil anak dari laki-laki yg sama sekali gak cinta sama gue?!"setelah mengatakan itu rose masuk kedalam mobilnya dan melajukannya meninggalkan Jimin yg mematung setelah mendengar penuturan rose barusan.

Apa dia gak salah dengar? Rose, istrinya, ibu dari anak-anaknya, sedang mengandung anaknya kah? Apa laki-laki yg barusan rose bicarakan itu dirinya? Apa benar?. Dengan cepat Jimin berlari masuk ke dalam rumahnya, menaiki tangga menuju kamarnya dan rose, Cindy yg melihat itu menautkan alisnya bingung lalu dia juga ikut berlari kecil menyusul Jimin, ingin tau kenapa laki-laki itu sampai tergesa untuk ke kamarnya.

Ceklek~

Membuka pintu kamar Jimin dan rose dan berjalan masuk mendekati laki-laki itu yg tampak sedang mematung di depan meja rias milik rose dengan di tangannya terdapat benda panjang yg dia tau adalah tastpack. Jangan bilang kalo wanita yg menjadi penghalangnya itu sedang!!! Menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menepis fikiran yg mungkin akan menjadi mimpi buruk baginya.

Berjalan mendekati Jimin. "Ji-jimin?! A-ada apa? Kamu kenapa?"tanyanya berusaha senormal mungkin. Merasa tidak ada jawaban dari Jimin lantas Cindy pun melihatnya sendiri dan ternyata benar perkiraannya, terlihat di tengah benda itu terdapat dua garis yg menandakan kalo orang yg sudah memakai benda itu sedang hamil.

***

Rose memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, kampusnya masih jauh tapi rose malah berhenti, dia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Rose memukul-mukul setir mobilnya meluapkan semua emosinya lewat pukulan itu setelah puas memukuli setir dia menelungkup kan kepalanya, terdengar isakan yg keluar dari mulut rose.

Hatinya benar-benar sakit, kenapa Jimin malah bertanya apa kesalahannya? Apa di menganggap kalo kesalahannya itu sebuah kebaikan?memang benar mengijinkan orang tinggal di rumahnya untuk sementara waktu itu adalah kebaikan, tetapi apa berciuman di hadapannya yg notabene nya adalah istri sahnya itu adalah sebuah kebaikan?.

Entahlah kenapa hatinya sebegitu sakitnya Saat Jimin melakukan hal seperti itu, apa mungkin dia sudah jatuh terlalu dalam dengan perasaannya pada laki-laki itu?.

Rose menghapus air matanya dengan kasar, meraih kaca yg berada di atas dashboard dan mengarahkan nya ke depan wajahnya, merapikan penampilannya agar orang tidak menganggapnya habis menangis walaupun itu memang benar, setelah itu melajukan kembali mobilnya untuk menuju ke kampusnya.

🍃🍃🍃

Sorry guys kalo chapter yg ini sedikit, tapi walau begitu jangan lupa di vote dan comen ya guys and don't forget baca juga karya gue yg lain kali aja kalian suka tapi jangan cuman di baca doang tapi gak di vote dan comen, kalian gak tau aja gimana susahnya cari inspirasi buat lanjutin cerita-cerita kaya gini. So don't forget vote and comen.

See you at another time all.....



My Husband Doctors Possesiv [END] (SUDAH TERBIT DI E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang