Hari demi hari, minggu demi Minggu, jam demi jam, dan detik demi detik pun berlalu kini kandungan rose sudah memasuki bulan ke-9 itu artinya sebentar lagi rose akan segera melahirkan putra pertama mereka.
Kedua orang tua rose dan juga Jimin sudah mengetahui kepulangan rose, Dimas dan salsa menepati janji mereka pada Jimin yg jika laki-laki itu lebih dulu menemukan putri mereka maka mereka berdua sebagai orang tua dan sebagai orang yg sudah memberi kesempatan untuk membahagiakan rose kembali, mereka mengijinkan Jimin.
Jimin juga semakin Possesiv pada rose bahkan wanita itu ingin turun lewat tangga saja dia harus di gendong dan jika ingin memasuki lift Jimin harus memeriksa lift nya terlebih dahulu, apakah aman atau tidak untuk di tumpangi oleh istrinya.
Dan Jimin juga lah yg selalu memperhatikan makanan atau minuman yg akan di makan rose dengan dia yg mencobanya sendiri, bahkan Livia mengirimkan makanan kesukaan rose saja harus Jimin dulu yg mencobanya, katanya sih demi keselamatan dan kesejahteraan istrinya juga anaknya.
Sedangkan rose? Dia hanya pasrah saja suaminya yg seperti itu bahkan dia masa bodo suaminya akan keracunan beneran jika di dalam makanannya benar ada racunnya, lagian masa dia tidak percaya dengan ibunya sendiri?!.
Mana ada mertua yg ingin meracuni menantunya yg sedang hamil tua? Paling hanya mertua yg goblok dan tolol saja lah yg seperti itu, emang keturunan Dajjal kalo gitu.
Oke!!back to topik>>>
Entah kenapa akhir-akhir ini bukan dirinya lah yg ngidam malahan Jimin yg meminta ini itu padanya yg berakhir Jimin yg di omeli olehnya, padahal dia sendiri yg menyuruhnya agar tidak terlalu lama berdiri nanti baby nya bakalan pegel, katanya.
Yg akhir-akhir ini selalu bermanja-manjaan juga bukan dirinya tapi Jimin, bahkan rose yg hanya ingin masuk ke kamar mandi pun, Jimin harus banget ikut jika tidak suaminya itu akan merengek seperti anak kecil yg ingin di belikan mainan baru oleh ibunya, ya...seperti saat ini.
"Jimin sumpah aku cuman mau ke kamar mandi pengen pipis, masa kamu harus ikut juga sih?gak cukup apa seharian ini kamu nempel terus sama aku?"ucap rose yg kesal dengan suaminya yg sedari tadi melarang rose untuk berjauhan dengannya.
Jimin menggelengkan kepalanya, menggoyang-goyangkan lengan rose seraya mengerucutkan bibirnya. "Enggak, gak boleh kamu gak boleh kemana-mana, kalo kamu mau pergi aku harus ikut pokonya"tolak Jimin lalu memeluk rose dan menumpukan dagunya pada bahu rose.
Rose mendengus kesal, sumpah ini udah di ujung dia benar-benar ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil, bukan untuk kabur dari Jimin, ya... walaupun itu ide yg bagus juga.
Rose menghela nafasnya kesal. "Jimin aku udah kebelet banget pengen pipis, kamu biarin aku pipis di sini?"Jimin menggelengkan kepalanya bahkan badannya juga ikut bergerak sesuai gerakan kepalanya yg bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Yaudah kalo gitu ayo aku ikut, katanya kamu mau pipis kan?!"rose menghela nafasnya kembali, sudah lah pasrah saja dari pada dia ngompol di tempat tidur kan bahaya.
"Yaudah terserah lah, aku udah kebelet"ucapnya pasrah, melepaskan pelukan Jimin, bangkit berdiri dan berjalan lebih dulu memasuki kamar mandi. Saat Jimin hendak ikut masuk ke kamar mandi juga, rose dengan cepat menahannya. "Mau ngapain?"
"Kan aku mau ikut sama kamu"jawab Jimin dengan senyum manisnya. Rose memutar bola matanya malas.
"Diem di sini kamu cuman boleh ikut sampe sini aja, kalo kamu ikut masuk juga aku bakalan bener-bener tinggalin kamu lagi"ancamnya dengan mata yg melotot garang pada Jimin, sedangkan Jimin hanya mengerucutkan bibirnya dan mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Doctors Possesiv [END] (SUDAH TERBIT DI E-BOOK)
NonfiksiRoseanne, gadis cantik pemilik suara merdu yg memiliki prinsip 'tidak akan mengenal pria atau dalam maksud, tidak akan berpacaran terlebih dahulu sebelum dia mencapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya' tetapi prinsipnya itu harus ia k...