"MAMAAAA HUWAAAAA"
Mendengar teriakan itu yg cukup nyaring, dengan segera seorang wanita dengan celemek yg masih terpasang di tubuhnya, berlari tergesa-gesa menghampiri suara jeritan itu.
"Eh, kenapa adek kamu nangis Vana?kamu jailin lagi ya?!"tanyanya saat dirinya telah sampai di ruang tengah tempat kedua anaknya bermain, keduanya mendongak menatap wanita itu dengan tatapan berbeda-beda.
Wanita itu berjongkok mengangkat putrinya yg sedang menangis dan memangkunya. "Abang nda apa-apain adek kok mah, adek nah aja yg cengeng padahal Abang cuman penen pijem Boneka Bebi nya adek tau, tapi kepala nah copot, nih"jawabnya seraya memberikan kepala boneka yg sudah putus dari tempatnya.
Rose, wanita yg di panggil 'mah' itu hanya cengo melihat tingkah laku putranya, pantas saja putrinya nangis ternyata maenannya rusak toh sama abangnya, rose menggeleng-gelengkan kepalanya tak paham lagi dengan sifat putra sulungnya ini.
Menerima kepala boneka buntung itu, menyimpannya dan beralih menatap putrinya yg masih sesegukan. "Nanti kita beli lagi ya nak?! Biar Abang kamu nanti mama hukum suruh bersihin kolam lele yg ada di belakang"ucapnya berusaha membujuk putrinya.
Bocah laki-laki berusia 5 tahun itu memberenggut kesal mendengar ucapan ibunya, bibirnya mengerucut lucu. Boca perempuan itu menganggukan kepalanya kecil seraya menghapus air matanya menggunakan punggung tangannya.
"Cekalian aja Abang Suluh belsihin kandang ayamnya pak lt mama, abangkan cuka kejal-kejal ayam jagonya pak lt nanti kalo di masukin ke kandang ayamnya langsung, Abang pasti bakalan di celbu cama ayam-ayamnya pak lt"ucapnya seraya mengembungkan pipinya.
Rose terkekeh seraya mengangguk mengiyakan permintaan putrinya. "Iya nanti mama suruh Abang bersihin kandang ayamnya pak RT"jawab rose yg di soraki senang oleh putri bungsunya sedangkan putranya memberenggut kesal karna ibunya malah menyetujui usulan adiknya.
"Yaudah mending sekarang kalian berdua mandi sana, udah sore. Sebentar lagi papa pulang katanya papa mau ajak kalian jalan-jalan loh atau papa bawa hadiah mainan buat kalian?!"titahnya yg di soraki senang oleh kedua anaknya.
Putra sulungnya berlari memasuki lift di ikuti putri bungsunya yg lompat dari pangkuannya dan mengikuti sang kakak lebih dulu berlari memasuki lift. Rose sempat terkejut dengan aksi putrinya tapi sedetik kemudian dirinya menggelengkan kepalanya, tersenyum manis menatap pintu lift yg sudah tertutup rapat.
Bangkit berdiri, berjalan kembali ke dapur untuk melanjutkan aktivitasnya yg sempat tertunda. Tidak membutuhkan waktu berjam-jam, masakan yg di masak pun telah terhidang di meja makan. Kali ini Jimin tidak memerlukan banyak maid dia hanya membutuhkan satu pembantu, satu pengasuh anak-anaknya jika mereka sibuk, dua satpam, dua pengurus kebun dan taman, juga satu supir pribadi.
Setelah kelahiran kedua malaikat kecil mereka, Jimin berubah menjadi lebih dewasa dia tidak gampang percaya lagi dengan orang lain selain keluarganya, dia mengambil pelajaran dari kejadian dulu. Untuk membangun hubungan yg baik kita harus saling percaya satu sama lain, dan paling utama adalah kesetiaan.
Rose memang sempat membenci Jimin karna kejadian putranya yg di culik tapi dia malah kembali masuk ke kamar rawatnya saat itu karna dia pikir Jimin tidak menyayangi putra mereka dan rose hendak pergi meninggalkan Jimin kembali tapi setelah laki-laki itu memberikan penjelasan rose tidak jadi pergi dan hanya marah selama berminggu-minggu pada suaminya itu.
Oke kalian pasti belum tau nama anak-anaknya Jimin dan rose kan?! Oke! Anak yg pertama rose beri nama Arvana Alexander Putra, dia berusia 5 tahun sedangkan si bungsu cantik yg mirip dengan ibunya bernama Revina Angelina Putri, dia berusia 2 tahun dan dua bulan lagi dia akan berulang tahun yg artinya usianya menjadi 3 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Doctors Possesiv [END] (SUDAH TERBIT DI E-BOOK)
Non-FictionRoseanne, gadis cantik pemilik suara merdu yg memiliki prinsip 'tidak akan mengenal pria atau dalam maksud, tidak akan berpacaran terlebih dahulu sebelum dia mencapai cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya' tetapi prinsipnya itu harus ia k...