PART 28

81 12 0
                                    

WAJIB TEKAN BINTANG!!

Typo bertebaran

Happy Reading^_^

🐣🐣🐣

Author POV

Aliya dengan hati-hati menaiki tangga secara perlahan sembari memangku gundukan bajunya yang baru saja dia setrika barusan. Dia juga harus mati-matian menjaga keseimbangan agar baju-baju di gendongannya tidak jatuh. Bila saja baju-bajunya jatuh karena kecerobohannya, sudah di pastikan dirinya akan mendapatkan ceramah tujuh hari tujuh malam dari sang Mamah tercintanya. Aliya sangat tidak ingin itu terjadi.

Sesampainya di kamar, Aliya langsung membereskan baju-bajunya di lemari dan setelahnya langsung merebahkan diri di kasurnya yang besar nan empuk. Dia ingin mengistirahatkan badannya dengan tidur siang sebentar. Itung-itung menyegarkan badannya kembali setelah beberapa jam dia habiskan untuk menyetrika. Ditambah lagi dirinya yang merasa kesusahan saat menyetrika seragam sekolahnya yang entah kenapa kali ini tiba-tiba susah dirapikan. Sungguh kegiatan yang sangat melelahkan.

Ting

Aliya mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya. Dia tak mengindahkan suara notifikasi dari ponselnya yang sedang di charger di nakas samping ranjang. Dirinya sudah terlalu mengantuk untuk sekedar mengeceknya.

Ting

Aliya masih tetap tak memperdulikannya, dia berpikir itu notifikasi pesan dari temannya atau pesan dari operator seluler.

Ting

Ting

"Anggi, Rini. Yaya mau tidur siang, jangan ganggu please!" Bisiknya dengan parau masih dengan menutup matanya, dia mungkin saja sudah terlelap tidur bila tak ada gangguan suara dari ponselnya. Aliya sudah mengira bahwa itu pesan dari kedua sahabatnya, karena hanya mereka berdua yang selalu mengiriminya pesan tanpa henti.

Ting

Sudah. Habis sudah kesabarannya. Dengan perasaan kesal Aliya melempar guling yang semula dipeluknya hingga jatuh ke lantai. Dia menyambar ponselnya dengan cepat, dalam pikirannya sudah penuh dengan kata-kata omelan yang  siap dia lontarkan pada kedua sahabatnya. Lihat saja nanti, Aliya tak akan memberi ampun.

Namun sayangnya, dugaannya salah besar. Rasa kesal yang sedari tadi melingkupinya dan kata-kata protesan yang sudah dia siapkan hilang seketika saat melihat nama orang yang mengiriminya pesan bukanlah kedua sahabatnya. Tiba-tiba saja rasa lelah dan kantuknya hilang seketika, digantikan dengan ketegangan dan gugup.

Ternyata Tama lah yang sedari tadi terus memborbardirnya dengan pesan-pesan lewat aplikasi chatting. Beberapa pesan dikirim Tama pada Aliya. Sepertinya Tama mulai mengiriminya pesan saat dirinya masih menyetrika di bawah.

Aliya membaca pesan Tama satu persatu dengan telaten.

Aliya, kamu di rumah?

Sibuk gak?

Aliya?

Kalau gak sibuk, tolong datang ke rumah ya.

Saya tunggu.

Sepertinya pesan tersebut masuk saat dirinya masih dibawah dan sisanya tadi barusan.

Kenapa belum dibaca juga?

Kamu dimana? Lagi main keluar sama teman-teman?

Jawab saya Aliya!

Ouh sepertinya Tama mulai kesal. Aliya semakin takut membaca pesan berikutnya.

ADHITAMA SAPUTRA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang