Jangan lupa, wajib tekan bintang.
Banyak typo
Happy Reading^_^
🐣🐣🐣
Author POV
Mamah sama Papah ke Bogor, ada sedikit urusan. Mamah gak sempat bikin sarapan, jadi Mamah bikinkan sandwich saja ya. Gak apa-apa lah, sekali-kali coba sarapan ala bule.
Jaga diri baik-baik ya sayang. Kalau urusannya cepat selesai, nanti sore juga udah pulang.
Jangan protes karena gak di kasih uang bekal ya! Mamah tahu uang kamu itu masih ada, banyak lagi!Udah ah. Bye-bye Yaya, anak kesayangan Mamah.
Aliya menatap datar secarik kertas yang berada di tangannya. Bukannya merasa tersentuh dengan isi suratnya, Aliya malah merasa sedikit jijik dengan tingkah sang Mamah yang dinilai sangat lebay olehnya. Dia meletakkan kembali surat itu di meja bersama dengan ponselnya yang sedari tadi berada di genggamannya.
"Bikin sandwich cuman sepotong. Kelihatan banget gak niatnya." Gerutu Aliya dengan pelan, namun tetap mengambilnya dan memasukannya ke dalam mulut.
Ting
Ting
Aliya memutar bola matanya kesal. Baru saja dia akan menggigit sandwich yang sudah berada di mulutnya, namun malah batal karena suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Lihat saja nanti bila pesan itu tak penting, Aliya berjanji akan membunuh pengirimnya karena sudah mengganggu aksi makannya. Tidak tahukah bahwa dirinya ini sudah sedikit terlambat untuk pergi ke sekolah. Sangat memalukan bila di hari pertama sekolahnya ini, dirinya terlambat datang.
Aliya tetap membiarkan sandwich itu berada di mulutnya dan dengan malas menggapai ponsel miliknya lalu melihat siapa orang yang telah mengganggunya. Matanya seketika terbelalak saat melihat bahwa Tama lah yang mengiriminya pesan.
Ayo cepat berangkat. Udah mau telat ini!
Jangan lupa pakai jaketnya.
Aliya tanpa memperdulikan apapun langsung berlari keluar. Saat melewati ruang tengah, dia dengan cepat menyambar tas miliknya yang berada di sofa dan sedikit berlari menuju pintu keluar. Dia mengambil kunci rumah yang selalu diletakkan Sarah di suatu wadah di samping pajangan guci-guci mahal miliknya.
Untuk sesaat Aliya mengutuk orangtuanya yang membuat rumah sebesar ini, berlari dari ruang makan menuju pintu luar saja sudah membuatnya lelah seperti ini. Setelah selesai mengunci pintu, Aliya segera berjalan menuju rumah Tama sambil merapikan ikatan rambutnya dan sesekali merapikan tampilannya. Dia merapikan kembali seragamnya yang sudah dilengkapi dengan cardigan crop rajut soft pink miliknya. Untung saja dirinya sudah memakai cardigan sebelum turun kebawah, jadi tak harus membuang-buang waktu hanya untuk memakainya.Aliya melambaikan tangannya saat melihat Tama sedang menutup gerbang rumahnya dan langsung menaiki motor miliknya yang sudah berada di luar, tak lupa sambil menenteng helm hitam miliknya.
Aliya sedikit berlari menghampiri Tama sambil memakan sandwich nya. Dia terus mengunyah sambil tersenyum."Pagi." Sapanya saat sudah berdiri di samping Tama. Aliya menggigit kembali sandwich nya yang tinggal sedikit lagi itu dan menatap Tama dengan santai.
"Berangkat sekarang?"
Tama tak menjawab. Dia memperhatikan penampilan Aliya dari atas sampai bawah. Dia merasa ada yang sedikit berbeda dari Aliya.
"Kenapa?"
Pertanyaan dari Aliya masih tak di pedulikannya. Dia menatap kembali penampilan Aliya masih dengan ekspresi datarnya. Sampai Aliya sudah menghabiskan sandwich nya, Tama baru menyadari ada yang berbeda dari warna bibir Aliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADHITAMA SAPUTRA (COMPLETED)
Literatura FemininaTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...